Sebagian dari kamu pasti baru mendengar kata Erotomania. Erotomania sendiri mungkin terdengar asing di telinga kita. Secara tidak sadar mungkin kita mengenali tingkah laku dan ciri dari erotomania.
Erotomania adalah bahasa kedokteran atau medis. Di dunia medis, erotomania berkaitan erat dengan penyakit gangguan mental atau jiwa.
Sayangnya, para pengidap erotomania kebanyakan adalah perempuan. Namun, bukan berarti para laki-laki tidak ada yang pernah mengidap erotomania. Kebanyakan perempuan yang mengalaminya karena mereka mempunyai sensitivitas dan kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Supaya nggak makin penasaran, berikut rangkuman penjelasan pengertian erotomania, gejala, penyebab, pencegahan, hingga pengobatannya.
Apa itu erotomania?
Erotomania adalah kondisi kesehatan pada mental yang sebetulnya masih belum banyak yang mengidap. Para pengidap erotomania mempunyai keyakinan jika orang lain telah mencintainya.
Padahal itu hanyalah ilusi atau khayalan mereka saja, faktanya tidak ada yang bisa dijadikan bukti untuk membenarkan apa yang dirasakannya. Seseorang yang mengidap erotomania percaya bahwa orang yang baru saja dia temui akan jatuh cinta padanya.
Kasus paling banyak ditemui pada erotomania adalah orang biasa bertemu dengan artis terkenal, orang kaya, orang yang lebih tua, atau yang mempunyai status sosial lebih tinggi, lalu yakin bahwa mereka jatuh cinta kepadanya. Padahal orang-orang itu belum pernah mereka temui sebelumnya.
Penyebab erotomania
Istilah yang akrab dengan gejala awal penyakit mental erotomania adalah karena terbawa perasaan alias baper. Kata baper ini biasanya sangat lekat dengan para perempuan. Makanya erotomania lebih mudah menyerang kaum Hawa.
Di satu sisi, erotomania adalah salah satu gejala dari beberapa penyakit mental. Seperti skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan gambaran psikotik, gangguan afektif skizofrenia, penyakit alzheimer, ataupun gangguan bipolar.
Pada beberapa kasus erotomania, konsumsi media sosial adalah salah satu penyebab seseorang semakin mudah mengalami gejala erotomania. Biasanya karena sosial media, mereka bisa lebih mudah dalam mengamati, menguntit, mencari tahu, bahkan melecehkan seseorang yang sebelumnya tidak mereka kenal.
Kasus nyata erotomania
Salah satu kasus nyata erotomania terjadi sekitar tahun 2016 kepada seorang perempuan berusia 50 tahun dan sudah menikah. Dia diperiksa oleh psikiatri karena merasa yakin mantan bosnya sangat mencintai dia dan percaya suaminya menghalanginya untuk bertemu dengan mantan bosnya.
Hal itu terbukti sebagai ilusi semata dan menjadi gejala dari penyakit mental yang dia alami, sehingga membuat dia berdelusi dicintai oleh mantan bosnya.
Gejala-gejala erotomania
Umumnya, gejala yang bisa terjadi pada penderita erotomania adalah terus-menerus melakukan kegiatan untuk mengejar, menguntit, hingga mengintimidasi orang lewat online.
Selain itu, mereka akan terus berusaha mengirimkan pesan ataupun hadiah berupa barang kepada orang yang dia yakini mencintai dia. Berusaha berkominikasi diam-diam melalui pandangan, gerak tubuh, ataupun tindak pelecehan juga menjadi salah satu gejalanya.
Lebih buruk lagi mereka bisa kehilangan minat dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Mereka akan cenderung menggangu kehidupan orang yang mereka yakini mencintai dia dan secara tida langsung mengancam keselamatan orang tersebut.
Contoh-contoh erotomania
Contoh dari erotomania adalah memercayai seorang pembawa acara di TV telah mengatakan sesuatu dengan maksud untuk menarik perhatian seseorang. Kemudian, ia merasa mendengar adanya pesan rahasia berupa lirik musik dari musisi favoritnya yang memang ditujukan untuknya.
Bisa juga dengan menghabiskan waktu seharian untuk mencari tahu segala hal tentang suatu tokoh atau artis terkenal yang dia yakini mencintai dia secara berlebihan, hingga mengganggu tokoh atau artis tersebut.
Pencegahan erotomania
Sebenarnya sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah terjadinya erotomania. Namun, terdapat cara untuk mengurangi kemungkinan untuk mengalami erotomania. Caranya adalah dengan rajin melakukan olahraga.
Olahraga bisa berfungsi mengurangi depresi, kecemasan, serta meningkatkan fungsi kognitif, rasa percaya diri, dan suasana hati yang positif. Makanya rajin berolahraga bisa menjadi cara agar kita terhindar dari erotomania dan gangguan mental lainnya.
Pengobatan gangguan erotomania
Secara umum, pengobatan dari erotomania adalah kombinasi terapi dan obat-obatan. Namun, sebelum mendapatkan diagnosa, biasanya dokter akan melakukan sesi konseling dan psikoterapi untuk mengetahui lebih jauh gejala apa sebenarnya yang dialami.
Jika hasil dari sesi konseling penyebab gelaja erotomania adalah gangguan bipolar, maka penanganan yang tepat untuk kondisi ini adalah obat penstabil suasana hati atau antidepressan. Bisa juga hasil diagnosisnya terkait dengan kondisi lain, sepeti gangguan kecemasan, gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan makan, ketergantungan obat dan alkohol, dan lainnya.
Itulah rangkuman penjelasan seputar pengertian erotomania, penyebab, gejala, contoh kasus, dan cara untuk mengobatinya. Jadi, erotomania adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang merasa bahwa ada orang lain yang sangat mencintainya. Apakah kamu pernah menjumpai kasus seperti ini, Bela?