Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah “pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kamu wanita dengan kaum pria. Selanjutnya, emansipasi wanita memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju”.
Sementara itu, menurut laman IGI Global, istilah “emansipasi” sering dikaitkan dengan nilai kebebasan. Emansipasi menyiratkan kebebasan dari batasan hukum, politik, atau sosial. Ini juga merupakan proses yang memungkinkan kelompok sosial yang tidak berdaya untuk bisa mendapatkan akses dan kendali atas sumber daya dalam masyarakat tertentu.
Bersamaan dengan ini, emansipasi terkait erat dengan upaya atau skema sosial yang bertujuan untuk membebaskan perempuan dari segala jenis perbudakan dan eksploitasi sosiopolitik dan ekonomi. Istilah “emansipasi wanita” dengan demikian umumnya digunakan untuk merujuk pada proses di mana perempuan pada umumnya dan perempuan miskin pada khususnya bisa mendapat akses dan kendali atas semua bentuk sumber daya di suatu negara.
Ini adalah gerakan yang bertujuan untuk memastikan kebebasan pemenuhan diri dan pengembangan diri bagi perempuan, serta akses yang setara ke sumber daya domestik dan masyarakat.
Di zaman modern ini, setidaknya ada 7 hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung emansipasi wanita. Kamu pun bisa turut mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
1. Saling mendukung satu sama lain
Perempuan perlu mendukung sesama perempuan. Mungkin kamu masih sering menemui, perempuan yang menjatuhkan sesama perempuan, melakukan body shaming, bergunjing di belakangnya, atau tutup mata saat ada perempuan lainnya yang menjadi korban kekerasan.
Saling mendukung sesama perempuan adalah yang kita butuhkan saat ini untuk terus mengobarkan semangat emansipasi wanita dan mendorong kesetaraan gender. Cobalah lakukan dari hal yang kecil saja, seperti mendukung usaha atau bisnis yang dilakukan oleh sesama perempuan, tidak menjelek-jelekkan sesama perempuan, mendukung sesama perempuan untuk menyuarakan pendapatnya di tempat kerja, dan lain sebagainya.
2. Berani menyuarakan pendapat
Pernahkah kamu merasa takut menyuarakan pendapat, karena perempuan dianggap sebagai sosok yang seharusnya lebih menerima? Hal ini seharusnya tidak lagi terjadi, karena baik perempuan atau laki-laki punya hak untuk memberikan pendapatnya. Apakah itu saat berbicara dengan keluarga, teman, atau bahkan saat berada di dalam organisasi, cara paling utama untuk menyebarkan kesadaran adalah dengan berbicara dan suarakan pendapat.
Dengan berani bicara tentang emansipasi, hak-hak perempuan, dan kesetaraan gender, kamu bisa menyebarkan kesadaran akan pentingnya hal ini sekaligus meruntuhkan penghalang yang ada.
3. Berbagi pekerjaan
Pemahaman bahwa “pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan perempuan” harus dihilangkan. Dari mulai memasak, membersihkan rumah, mengambil air dan kayu bakar, atau mengurus anak dan orang tua, selalu diasosiasikan sebagai “tugas perempuan”. Sebagai hasilnya, perempuan lebih banyak bekerja dengan upah rendah serta bekerja dengan waktu yang lebih lama ketimbang laki-laki.
Sudah saatnya lingkungan, dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, mulai menyadari bahwa pekerjaan rumah tangga bukan saja kewajiban perempuan, tapi juga laki-laki. Dengan berbagi pekerjaan, beban pekerjaan perempuan akan lebih seimbang.
4. Berhenti melakukan “shaming” kepada perempuan di media sosial
This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media.
Media sosial kini menjadi tempat kita untuk saling berbagi. Banyak hal menyenangkan yang bisa kita temukan di media sosial. Namun nggak jarang pula masih ada orang (baik perempuan maupun laki-laki) yang melakukan “shaming” kepada perempuan di media sosial. Baik itu berupa body shaming atau mengejek bentuk tubuh, mengejek perilaku perempuan yang dianggap harus memenuhi norma-norma tertentu, hingga mengejek cara perempuan mengurus anaknya. Perilaku seperti ini tentu sudah saatnya harus dihentikan, karena bertentangan dengan jiwa emansipasi wanita.
5. Ikut terlibat dalam berbagai organisasi dan kegiatan
Sudah saatnya perempuan terlibat dalam berbagai organisasi dan kegiatan. Contohnya saja dalam kegiatan politik atau pemerintahan, yang masih didominasi oleh laki-laki. Jika kamu masih melihat ada ketimpangan antara jumlah perempuan yang memimpin, nggak ada salahnya untuk ikut terlibat.
Bukan hanya dalam politik, ya, kamu bisa memulainya dari organisasi di sekolah atau kampus. Apakah suara perempuan sudah terwakilkan? Jika belum, maka jangan ragu untuk terlibat di dalamnya organisasi tersebut.
6. Edukasi untuk generasi berikutnya
Memang, saat ini pendidikan makin bisa dirasakan oleh semua orang, namun apakah sudah benar-benar merata? Hal yang bisa kita lakukan adalah mendukung agar pendidikan benar-benar dirasakan oleh semua perempuan tanpa melihat kelas sosialnya.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah mendorong terciptanya program sekolah yang bertujuan untuk mendukung pemberdayaan perempuan, ubah pandangan tentang “perempuan tak butuh sekolah, karena nantinya akan jadi ibu rumah tangga”, ubah pandangan seputar pernikahan di usia muda, dorong para perempuan untuk berprestasi di sekolah, dan masih banyak lagi hal lainnya.
7. Ketahui apa saja hak-hak perempuan
Kamu juga harus tahu apa saja hak-hak perempuan. Hal ini meliputi hidup bebas dari kekerasan dan diskriminasi, hak mendapatkan akses kesehatan, hak mendapatkan pendidikan, memiliki properti sendri, hak untuk memilih, hak reproduksi, dan hak untuk mendapatkan gaji yang seimbang.
Jangan pernah ragu untuk selalu menyuarakan hak-hak perempuan. Lagi, semua ini bisa kamu lakukan dari hal terkecil atau dari lingkungan terdekat kamu. Jadilah advokat bagi para perempuan dalam setiap perilakumu dan sebarkan kesadaran akan pentingnya emansipasi wanita.
Itulah penjelasan seputar emansipasi wanita dan apa yang bisa kita lakukan untuk mendukungnya. Dengan semangat ini, semoga semua perempuan di dunia bisa merasakan keadilan dan kebebasan yang sama, ya, Bela.
