Film How to Make Millions Before Grandma Dies produksi dari GDH ini berhasil menembus 3 juta penonton di Indonesia. Ini merupakan angka yang fantastis untuk pencapaian film Thailand yang pernah tayang di Indonesia. Tak hanya itu, film How to Make Millions Before Grandma Dies ini juga berhasil membuat penonton nangis tersedu-sedu di bioskop.
Tahukah, kamu kalau ini bukan pertama kali bagi GDH untuk membuat film bertema keluarga yang mengharukan. Ada beberapa rekomendasi lain yang bisa kamu tonton, untuk itu, yuk, simak beberapa rekomendasi film bertema keluarga produksi GDH berikut ini!
1. Brother of the Year
Brother of the Year adalah sebuah film komedi romantis Thailand tahun 2018 yang disutradarai oleh Witthaya Thongyooyong. Film ini mengisahkan tentang persaingan antara dua saudara kandung, Chad (Sunny Suwanmethanont) dan Jane (Urassaya Sperbund).
Saat masih kanak-kanak, Chad berharap memiliki adik laki-laki. Namun, ketika sang ibu melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Jane, Chad harus menelan kekecewaan. Jane tumbuh menjadi gadis pintar yang sukses di berbagai bidang, sementara Chad selalu mengalami kegagalan dalam hidupnya.
Kehadiran Jane membuat Chad merasa tersisihkan sebagai anak kesayangan keluarga. Namun, saat Jane menjalin hubungan dengan seorang laki-laki asal Jepang bernama Moji (Nichkhun), Chad mulai curiga pada gerak-gerik Jane yang penuh kejanggalan. Apakah rahasia Jane akan terungkap?
Di tahun rilisnya, film Brother of the Year sangatlah laris dan berhasil mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat, padahal baru empat hari rilis di bioskop. Kamu bisa menonton film di Vidio, ya, Bela!
2. Homestay
Film produksi GDH yang rilis di tahun 2018 selanjutnya ada Homestay. Disutradarai oleh Parkpoom Wongpoom, film ini mengadaptasi novel Jepang berjudul Colorful karya Eto Mori.
Seorang remaja laki-laki terbangun di ruang mayat rumah sakit. Dalam kebingungannya, ia mencoba melarikan diri, namun dihadapkan pada beberapa orang yang ternyata adalah The Guardian (Penjaga). Mereka memberitahunya bahwa ia adalah roh yang diberi kesempatan kedua untuk hidup dalam tubuh Min (Teeradon Supapunpinyo), seorang remaja yang baru saja bunuh diri. Roh ini memiliki 100 hari untuk mengungkap alasan di balik kematian Min, jika tidak, ia akan mati selamanya.
Dengan enggan, roh ini mengambil peran Min, pulang ke rumah bersama ibunya. Di sana, ia bertemu dengan saudara laki-lakinya, Menn (Natthasit Kotimanuswanich), yang jelas-jelas tidak menyukai Min, serta ayahnya (Roj Kwantham) yang berhenti dari pekerjaannya sebagai dosen universitas untuk menjalankan bisnis pemasaran berjenjang dengan menjual suplemen. Ibunya (Suquan Bulakul), seorang insinyur, kembali bekerja di provinsi yang jauh.
Roh ini menyadari mengapa Min ingin meninggalkan hidup ini dan mengungkapkan semuanya kepada The Guardian. Namun, jawabannya ditolak, dan kesempatan satu-satunya terbuang percuma. Dengan pasrah, ia menjalani hari-hari terakhirnya sebagai Min, dan peristiwa-peristiwa tertentu membuatnya menyadari cinta dan dukungan yang diberikan oleh orang lain. Melihat segalanya dengan sudut pandang baru, ia berusaha memperbaiki konflik masa lalu dan mengikat ujung-ujung yang belum terselesaikan.
Film Homestay memang tidak hanya bercerita tentang drama keluarga tetapi juga menggabungkan unsur misteri dan thriller.
3. Happy Old Year
Meskipun tak sepenuhnya membicarakan tentang keluarga, Happy Old Year juga mengisyaratkan budaya menyimpan barang yang turun-menurun dalam sebua keluarga. Happy Old Year adalah film drama yang mewakili Thailand di ajang 93rd Academy Awards 2021. Disutradarai dan ditulis oleh Nawapol Thamrongrattanarit, film ini menggugah penonton dengan pesan bahwa setiap barang memiliki memori bagi pemiliknya.
Mengisahkan tentang Jean (Chutimon Chuengcharoensukying) yang baru saja kembali ke Thailand setelah tinggal selama tiga tahun di Swedia. Ia mendapatkan tawaran pekerjaan, tetapi harus memiliki kantor sendiri.
Jean memutuskan untuk merombak rumahnya yang penuh sesak menjadi bergaya minimalis. Namun, dalam proses mengemasi barang-barang yang tak terpakai, Jean menemukan tantangan besar. Beberapa barang milik mantan pacarnya, Aim (Sunny Suwanmethanont), menyimpan kenangan mendiang ayahnya. Selain itu, Jean menemukan sesuatu yang pernah berperan penting dalam hidupnya.
Konflik dalam film ini adalah saat Jean berkonfrontasi dengan sang ibu karena ibunya enggan membuang barang-barang sang ayah. Perbincangan mengenai kenangan dalam sebuah barang dalam film ini menjadi hal yang menarik untuk ditonton, karena mengajarkan kita mengenai move on dan mengikhlaskan sesuatu. Kamu bisa menonton film Happy Old Year di Netflix, ya!
4. You & Me & Me
Penasaran dengan ikatan saudara kembar? Kamu bisa menonton film You & Me & Me yang rilis tahun 2023 lalu. Film ini mengisahkan tentang dua saudara kembar identik, You dan Me (Thitiya Jirapornsilp), yang memiliki hubungan sangat dekat. Mereka berbagi setiap aspek kehidupan satu sama lain, termasuk pemikiran dan perasaan. Namun, segalanya berubah ketika seorang pemuda bernama Mark (Anthony Buisseret) masuk dalam kehidupan mereka dan menguji ikatan kuat di antara mereka.
Pada tahun 1999, ketika dunia dilanda ketakutan akan Y2K, dua saudara kembar identik, You dan Me, juga khawatir dengan masa depan mereka. Mereka sangat dekat satu sama lain hingga berbagi segala hal. Namun, ketika cinta pertama yang tidak bisa mereka bagikan datang dalam sosok bernama Mark, konflik internal keduanya pun muncul.
Bagaimana saudara kembar ini menghadapi perubahan dalam hubungan mereka? Apakah cinta dapat mengalahkan ikatan kuat yang selama ini mereka miliki? Film ini mengajak penonton merenung tentang cinta, persahabatan, dan pertumbuhan. You & Me & Me dapat kamu tonton di Netflix, ya, Bela!
5. How to Make Millions Before Grandma Dies
Nah, kalau rekomendasi yang ini tentu sudah tak asing, ya! Film yang baru rilis bulan Mei 2024, How to Make Millions Before Grandma Dies ini disutradarai oleh Pat Boonnitipat, yang mengeksplorasi tema keluarga dan warisan dengan cara yang mengharukan dan penuh emosi.
Film ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama M (Putthipong Assaratanakul alias Billkin), yang berhenti bekerja sebagai live streamer untuk merawat neneknya yang sedang sekarat, Amah Mengju (Usha Seamkhum). Amah Mengju divonis mengidap kanker, dan M memutuskan untuk merawatnya bukan karena kasih sayang semata, melainkan juga karena terdorong oleh kekayaan yang mungkin ia warisi setelah neneknya meninggal.
M terinspirasi oleh sikap sepupunya, Mui (Tontawan Tantivejakul), yang sebelumnya telah menemani kakek mereka hingga akhir hayatnya. Dengan harapan mendapatkan warisan, M berusaha memenangkan hati neneknya sebelum ia meninggal.
Tak hanya mengeksplorasi hubungan M dan Amah, film ini juga menitikberatkan bagaimana perlakuan keluarga terhadap setiap anak yang juga berbeda. Contohnya saja ibunya M, Chew (Sarinrat Thomas), si anak tengah yang selalu mengutamakan kepentingan keluarganya, ia rela mengorbankan banyak hal demi keluarganya.
Selain itu ada Kiang (Sanya Kunakorn), si anak pertama yang berorientasi pada uang dan ingin mengurus Amah karena ia memiliki materi yang berlebih dibandingkan saudara-saudaranya. Terakhir ada Soei (Pongsatorn Jongwilas), anak bungsu yang selalu membuat masalah namun dibela oleh Amah. Dinamika keluarga asia sangat terasa dalam film ini, jadi kamu pun bisa relate dalam banyak hal, Bela!
Itulah 5 rekomendasi film produksi GDH yang bertema keluarga. Jangan lupa masukkan ke dalam watchlist, ya!