Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Lama Hidup Mandiri, Ini Rasanya Harus Berpisah Lagi dengan Keluarga

Ternyata kesepian itu nggak enak...

Windari Subangkit

Sepi...

Itu yang aku rasakan pertama kali saat memasuki kamar kosku yang baru. Tak ada siapa pun di sini. Rasa sepi itu langsung merasuk dalam hati dan pikiranku saat itu. Minggu, 14 Juni 2020 adalah hari pertama aku pindah ke kosan setelah 3 bulan lamanya aku tinggal di rumah orangtua. Selama berbulan-bulan aku hidup bersama keluarga, kini aku harus kembali membuka lembaran untuk hidup mandiri.

Ya, pandemi COVID-19 memang membawa perubahan besar untukku. Bukan hanya dalam segi pekerjaan, tapi juga kedekatanku dengan keluarga. Awal Maret 2020, kasus positif corona pertama diumumkan di Indonesia. Karena hal itu, kantor memutuskan untuk meminta semua karyawan bekerja dari rumah. Termasuk aku dan timku.

Selama ini, aku memang tinggal mandiri di sebuah kamar kos yang lokasinya dekat dari kantor. Tapi, karena aku diharuskan bekerja di rumah dalam batas waktu yang belum bisa ditentukan, akhirnya aku memilih untuk pulang ke rumah orangtua. Daripada aku hidup sendirian selama berbulan-bulan di kamar kos, lebih baik aku tinggal bersama keluarga, bukan?

Popbela.com/Windari Subangkit

Pada awalnya, aku kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dengan rumah. Suasana rumah yang ramai, keponakan yang kerap menangis, tamu yang suka datang, membuatku sulit berkonsentrasi untuk bekerja di rumah. Belum lagi, ada saja pekerjaan rumah yang harus aku lakukan yang membuat konsentrasi bekerja mulai terpecah.

Namun, seiring berjalannya waktu, aku sudah mulai bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Bekerja sembari mendengarkan musik jadi alternatif terbaik agar aku tetap bisa berkonsentrasi meski kondisi di sekitarku ramai.

Ketika banyak orang merasa pandemi corona memberikan dampak negatif, tapi bagiku, ada hikmah tersendiri yang aku rasakan karena wabah ini. Aku jadi bisa lebih dekat dengan keluarga. Jika dulu aku hanya bisa pulang dan bertemu keluarga saat akhir pekan, kini aku bisa setiap hari bertemu orangtua, mengobrol dengan mereka, serta bercengkrama dengan keponakan. Aku merasa ini adalah waktu yang sangat berharga untukku menghabiskan waktu bersama orangtua yang kini sudah tak lagi muda.

Terlebih lagi saat momen bulan suci Ramadan lalu. Flashback sedikit, aku sudah nge-kos sejak masih duduk di bangku perkuliahan, tepatnya di usia 17 tahun. Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi menjalani puasa Ramadan satu bulan penuh bersama keluarga. Kini, setelah 9 tahun hidup mandiri, akhirnya aku bisa kembali merasakan bahagianya melewati momen Ramadan bersama keluarga tercinta.

Memasak menu makanan, berburu ta’jil, menyiapkan es buah untuk sekeluarga, jadi rutinitas akhirnya bisa aku rasakan lagi tahun ini. Tak ada lagi namanya buka puasa sendiri di kosan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tak perlu lagi mengandalkan alarm untuk membangunkanku saat sahur, karena Mama pasti sudah heboh memanggilku ketika jam telah menunjukkan pukul 03.00 dini hari.

Popbela.com/Andhina Effendi

Tiga bulan di rumah tentu saja membuatku bosan dan ingin segera kembali bekerja di kantor seperti sediakala. Tapi, ketika kini harus kembali dan benar-benar hidup sendiri lagi, aku justru merasa kesepian. Tak ada lagi Mama yang sigap menyiapkanku makan setiap hari, tak ada lagi Ayah yang memberikanku nasihat soal kehidupan, serta tak ada lagi celotehan keponakanku yang selalu memintaku bermain dengannya.

Kini, sudah hampir sebulan aku tinggal sendiri. Tampaknya aku sudah mulai terbiasa hidup mandiri seperti dulu. Tapi yang pasti, kini aku jadi lebih sering berkomunikasi dengan keluarga. Sekadar chatting dengan kakakku membicarakan soal masker lucu, atau menelepon orangtuaku dan bertanya soal kegiatan mereka.

Ternyata aku baru sadar, semandiri apa pun aku, tetap saja aku membutuhkan kehadiran orang-orang terdekat untuk tetap ada di sisiku. Pesanku, hargailah waktumu bersama keluarga selagi masih bisa. 

IDN Channels

Latest from Single