Dalam lingkungan keluarga, tidak hanya pasangan suami istri yang mengalami masalah karena adanya perbedaan pendapat, antar anak dan orangtua pun bisa terjadi perselisihan. Bahkan, tidak sedikit yang berakhir dengan hubungan yang tidak sehat.
Berbekal pengalaman yang lebih banyak, membuat beberapa orangtua menganggap kalau diri merekalah yang paling benar. Di sisi lain, anak yang belajar banyak hal dari lingkungan sekitarnya berpikir bahwa orangtua bisa saja salah karena mereka juga manusia.
Perbedaan persepsi inilah yang membuat adanya gesekan antar anak dan orangtua. Lalu jika dibiarkan terus menerus, hubungan bisa semakin renggang dan sulit untuk dikembalikan seperti semula.
Untuk menghindari konflik berjalan semakin jauh, berikut ini ada beberapa tanda hubungan anak dan orangtua tidak sehat. Mengenali tanda-tanda ini bisa membuat kedua belah pihak memahami satu sama lain.
1. Orangtua menunjukkan perhatian berlebih
Perhatian orangtua terhadap anak memang satu hal yang sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap bagaimana tumbuh kembang anak itu sendiri. Namun, jangan sampai hal ini disalahartikan dengan memberikannya secara berlebihan.
Anak juga memiliki hak dan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sendiri sehingga perhatian yang terlalu bertubi-tubi bisa sangat mengganggu dan membuat mereka merasa terkekang. Alih-alih membuat anak lebih terjaga, perhatian tersebut justru menciptakan hubungan tidak sehat antar anak dan orangtua.
Untuk mencegahnya, alangkah lebih baik jika orangtua bersikap lebih terbuka dengan mencoba memahami aktivitas anak dan mencari waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Begitu pun dengan sang anak, cobalah untuk sediakan waktu khusus untuk bisa bersama orangtua. Dengan begitu, perhatian orangtua bisa lebih tersalurkan dan hubungan bisa berjalan dua arah.
2. Orangtua terlalu banyak menuntut
Hampir semua orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, ketika keinginan itu sudah berubah menjadi satu tuntutan yang terasa memaksa, maka itu menjadi salah satu tanda hubungan anak dan orangtua tidak sehat.
Orangtua seharusnya paham seperti apa kemampuan anak dan sampai di titik mana ia mampu melakukan sesuatu. Tuntutan yang terlalu berat dan berada di luar kemampuannya akan membuat anak merasa seperti tidak dianggap dan dihargai.
Oleh sebab itu, harus ada komunikasi yang jelas antar anak dan orangtua perihal apa-apa saja yang membuat mereka tidak nyaman, seperti salah satunya soal tuntutan tersebut.
3. Anak sering berbohong kepada orangtua
Bela, sebenarnya berbohong demi kebaikan itu tidak sepenuhnya salah. Namun, alangkah lebih baik jika tidak terus menerus dilakukan, karena itu hanya akan membenarkan sesuatu yang sebenarnya salah dan perlu diperbaiki. Itulah mengapa hampir semua orangtua pasti mengajarkan anaknya untuk berkata jujur walau menyakitkan daripada harus berbohong.
Akan tetapi, kenyataannya, banyak juga anak yang berbohong pada orangtua karena takut dimarahi dan mengecewakan keluarga. Tindakan ini jelas menandakan hubungan tidak sehat antar kedua pihak dan terdapat jarak di antara mereka, karena anak tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
Untuk itu, anak sebaiknya jujur dengan apa yang ia lakukan dan tidak perlu takut untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan. Belajarlah untuk bertanggung jawab atas semua pilihan yang sudah dibuat.
4. Orangtua terlalu mengontrol anak
Selain menuntut, tanda hubungan tidak sehat antar anak dan orangtua bisa terlihat dari bagaimana kontrol orangtua dalam kehidupan anak. Memang, tugas orangtua untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak. Akan tetapi, ketika anak sudah beranjak besar, mereka tetap memiliki hak sebagai individu.
Mulai dari memilih teman, memilih karier, masa depan, pasangan hidup dan hal-hal yang sifatnya pribadi berhak mereka tentukan sendiri. Tugas orangtua hanya mengajarkan apa yang baik dan buruk serta menasihati jika mereka sudah hilang kendali dan berada di luar batas norma-norma yang sudah diajarkan keluarga.
5. Anak terlalu manja pada orangtua
Kebalikan dari anak yang terlalu bebas dan mandiri, maka ada juga anak yang terlalu manja. Mereka dikenal tidak memiliki pendirian dan selalu bergantung pada orangtua. Biasanya, sebagian besar penyebabnya karena pola asuh yang salah sejak kecil. Orangtua selalu membiasakan untuk memenuhi apa pun keinginan anak sekalipun itu hal-hal yang sulit atau mungkin tidak bisa mereka penuhi.
Kebiasaan ini yang akhirnya berlanjut sampai anak tumbuh dewasa dan membuat mereka sulit menjalani kehidupannya sendiri. Inilah mengapa, anak yang terlalu manja pada orangtua bisa menjadi sebuah red flag akan adanya hubungan yang tidak sehat.
6. Anak dan orangtua saling bersaing
Dalam hubungan keluarga yang sehat, orangtua biasanya akan merasa bangga dengan kualitas, keterampilan, dan prestasi positif sang anak, dan begitupun sebaliknya. Namun, jika yang muncul adalah perasaan ingin bersaing, maka ada sesuatu yang salah di sana.
Orangtua yang narsis dapat mengubah persaingan menjadi tidak sehat ketika mereka melihat prestasi anak mereka sebagai ancaman bagi harga diri mereka sendiri. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, mereka bisa saja menjadi cemburu ketika suami atau mungkin istri memuji anaknya sendiri.
Itulah tadi informasi mengenai apa saja tanda-tanda hubungan anak dan orangtua tidak sehat . Kesimpulannya adalah hubungan apa pun itu selalu memerlukan komunikasi yang baik dan berjalan dua arah. Begitupun hubungan anak dan orangtua.