Film 1 Kakak 7 Ponakan sudah tayang di bioskop, nih, Bela mulai Kamis (23-1-2025) kemarin. Mengangkat tema keluarga dan generasi sandwich, film ini punya cerita yang related dengan kehidupan sehari-hari, terutama mereka yang berstatus sama seperti Moko (Chicco Kurniawan) di keluarganya.
Menjadi anak bungsu yang harus membiayai para keponakannya, di samping juga harus membiayai hidupnya, banyak hal yang membuat karakter satu ini terasa dekat hingga menyentuh hati. Mulai dari pengorbanan hingga merasa tak ada waktu untuk diri sendiri, berikut 5 perasaan Moko di film 1 Kakak 7 Ponakan yang related banget dengan para generasi sandwich.
1. Membiayai keluarga adalah kewajiban dan tanggung jawab
Buat Moko, membiayai keluarga adalah kewajiban dan tanggung jawab, bukan beban. Oleh karena itu, saat mengetahui kalau para keponakannya yang masih kecil harus bekerja saat dirinya bekerja di luar daerah, Moko sangat marah dan menjemput semua keponakannya.
Hal ini juga yang mungkin dirasakan para generasi sandwich, si tulang punggung keluarga. Pekerjaan apa pun akan dilakukan untuk bisa membiayai keluarganya. Ini dilakukan karena rasa tanggung jawab dan dedikasi pada keluarga. Saat terasa tak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dengan baik, rasa penyesalan bisa muncul.
2. Mementingkan keluarga daripada diri sendiri
Sebagai generasi sandwich, rasanya lumrah untuk mementingkan keluarga atas kepentingan diri sendiri. Hal inilah yang dirasakan dan dilakukan Moko terhadap keluarganya. Meski bisa kuliah S2 di luar negeri, namun ia memilih untuk mengurus keponakannya.
Saat ia harus membeli laptop baru untuk bisa kerja, ia memilih untuk menggunakan uangnya itu demi membiayai keponakannya yang sakit. Bahkan, Moko sampai terperdaya oleh sang kakak ipar yang terus meminta uang padanya dengan alasan kebutuhan keluarga, padahal uang tersebut dibawa kabur oleh kakak iparnya.
Ini semua karena Moko berpikir ia akan melakukan apa pun asalkan keluarganya dapat hidup dengan baik, walaupun simpanan untuk dirinya sendiri mungkin hanya pas-pasan.
3. Mengorbankan masa depannya untuk masa depan adik
Pengorbanan mungkin sudah jadi 'makanan' untuk para generasi sandwich. Tak jarang, mereka harus merelakan tak mendapat sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan demi menghadirkan kehidupan yang lebih baik untuk anggota keluarga yang lain.
Seperti Moko, ia mengorbankan masa depan dirinya untuk kuliah S2 di luar negeri, tak bekerja jadi arsitek, serta mulai belajar tentang parenting untuk bisa menjaga, merawat, dan membesarkan para keponakannya. Ia juga memakai uang tabungan kuliahnya untuk kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah keponakan-keponakannya itu.
Hal ini karena Moko ingin mereka semua memiliki masa depan yang baik. Ia ingin agar keponakannya bisa mengejar cita-cita dan mimpinya tanpa harus memikirkan biaya. Tak hanya Moko, Woko, keponakan Moko yang paling besar pun ikut mengorbankan masa depannya untuk menunda kuliah asalkan adiknya yang paling kecil ada yang merawat, adiknya yang lain bisa sekolah, dan sang paman bisa bekerja untuk membiayai kehidupan mereka.
4. Lelah dan tak punya waktu pribadi
Perasaan Moko yang mungkin related adalah merasa lelah dan tak punya waktu untuk kehidupan pribadi. Moko memiliki kekasih bernama Maurin (Amanda Rawles) yang selalu mendukung Moko, bahkan sudah merencanakan masa depan mereka berdua.
Setelah kehidupan Moko berubah, ia jadi tak punya waktu untuk Maurin. Masa depan yang telah dirancang juga berubah. Untuk makan saja Moko harus curi-curi waktu, apalagi untuk bercerita pada Maurin tentang keadaannya dan rencana mereka.
Menjadi tulang punggung dan generasi sandwich memang tak mudah. Beberapa hal pribadi mungkin harus dikesampingkan demi mewujudkan kebutuhan keluarga lainnya. Tak jarang rasa lelah dan kesepian pun menghampiri.
5. Merasa bersalah kalau memikirkan diri sendiri
Moko sempat merasa bersalah saat dirinya mendapat tawaran pekerjaan di luar kota dan harus meninggalkan para keponakannya. Meski ada sang kakak dan kakak iparnya yang mengaku akan mengurus para keponakannya itu, tapi Moko masih merasa tak yakin.
Ia juga merasa bersalah karena ia bermimpi dan mulai memikirkan masa depannya, kariernya, serta rencana kehidupannya. Moko merasa sepertinya salah dan egois kalau ia bisa mulai bermimpi dan meraih impiannya, sementara anggota keluarganya yang lain harus ia tinggalkan.
Perasaan ini mungkin related untuk kamu yang juga sudah terbiasa untuk mementingkan orang lain dibanding diri sendiri. Saat keadaan tampaknya mendukungmu memberikan masa depan yang lebih baik, namun harus meninggalkan keluarga, kamu merasa berat dan bersalah. Kamu merasa egois dan mungkin berpikir kamu bisa bersenang-senang, tapi keluargamu di sisi lain belum tentu hidup dengan baik.
Itulah 5 perasaan Moko di film 1 Kakak 7 Ponakan yang mungkin juga related dengan kamu yang generasi sandwich atau si tulang punggung keluarga. Apakah kamu juga berada di posisi ini, Bela?