Senyum kebahagiaan itulah yang ingin aku lihat dari raut wajahmu ibu, sebagai harapan dan bahan bakarku untuk menempuh studiku di kota yang jauh, bahkan rinduku yang kian memuncak di dalam dadaku yang ingin segera bertemu denganmu. Hari yang aku tunggu adalah hari libur, agar aku bisa kembali ke kampung untuk melepas rindu yang begitu berat ini.
Sabarlah ibu di saat aku jauh darimu bekal dan semua nasihatmu yang engkau berikan selama ini tidak pernah aku lupakan. Itu menjadi kekuatan dan keberanian yang tetapku simpan sebelum aku berangkat pergi merantau jauh ke kota meninggalkanmu sendiri untuk menuntut ilmu, percayalah ketika aku jauh darimu aku akan baik-baik saja dengan keadaaanku.
Aku pasti mampu menjaga diriku seperti saat aku dulu bersamamu, aku tidak akan pernah tega merepotkan ibu untuk datang melihatku di saat aku sedang sakit, aku harus jadi putri yang mampu bertahan hidup di kota yang jauh darimu, aku berdoa supaya ibu tetap kuat disana dan aku hanya minta ibu tetaplah berdoa untukku supaya aku bisa menyelesaikan studiku. Percayalah aku akan segera pulang di saat libur untuk bertemu denganmu dan memelukmu tubuhmu. Satu yang perlu ibu tahu bahwa aku tidak pernah melupakanmu dan aku sangat menyayangimu dalam dekat ataupun jauh.
Kesedihan bagiku ketika engkau ditimpa sakit, penyesalan bagiku aku tak bisa di dekatmu saat engkau sedang terbaring, aku ingin sekali mengantarkan makanan, minuman, dan memberi obat kepadamu saat ini, aku ingin sekali mengusap air mata di pipimu itu ibu, aku tidak sanggup jauh di kota ini untuk bisa tertawa dikala ibu sedang sakit, bahkan aku tidak sanggup pergi bersama kawan-kawan ku untuk hangout di luar melepas penat yang aku rasakan ini. Rasanya lebih berguna aku berdoa sendirian dikamar kost ku.
Percayalah ibu dalam doaku yang tak jemu-jemu ini, aku selalu berkata "Tuhan tolong ibuku yang sedang sakit yang jauh dariku, pulihkan dan sembuhkanlah dia." Aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya doa yang tulus itulah yang bisa aku berikan dari kejauhan sekarang. kabar inilah yang kutunggu-tunggu mendengar tawamu lewat telepon dan ibu berkata, "Ibu sudah sembuh nak." Rasanya sudah lengkap kebahagiaan yang aku miliki saat ini.
Seiring berlalunya waktu, aku yang jauh dari sisimu memutuskan untuk menjadi orang yang lebih baik dari hari kemarin, lebih baik dari masa laluku dan bangkit dari semua kegagalan yang pernah kualami, tetap punya semangat, tak kenal kata putus asa, tidak selalu mengeluh dan tidak punya sifat cengeng, aku terkadang harus mampu mengabaikan kata-kata yang membuatku menyerah di tengah jalan saat aku menuntut ilmu dan saat ku jauh dari sisimu. Aku harus tetap kuat sampai akhir dari usahaku selama ini tidak sia-sia dan menjadi hadiahku untukmu yang akan aku lihat di pipimu nantinya adalah air mata kebahagiaan.