Kamu merasa sudah melakukan segalanya, tetapi si dia tetap meninggalkanmu. Mengapa itu bisa terjadi? Tentu saja banyak alasan mengapa seorang pria bisa tiba-tiba meninggalkan kita. Sebaiknya, kamu jangan terlalu berharap mengerti segalanya secara instan. Kalaupun kamu memaksa mereka menjelaskannya secara jujur dan terbuka, kamu tetap akan sakit hati. Maka sebelum kamu melompat ke pria selanjutnya, baca beberapa tipe pria yang (sudah jelas-jelas) memiliki kemungkinan besar menyakiti hatimu.
Tahu bukan bagaimana rasanya menjadi anak baru di kantor? Sekarang kamu harus menghadapi masa-masa galau, tidak percaya diri dan kesibukan si dia mengejar ketinggalan dalam karier. Semuanya demi menggapai mimpi si dia. Semoga kamu kuat menghadapinya. Jika tidak, siap-siap menjadi pilihan kedua setelah pekerjaannya, Bela.
Mengapa si dia masih perlu menghubungi mantan secara rutin jika sudah ada kamu di sampingnya? Mungkin karena ia merasa kamu tidak cukup. Mereka pernah bersama di masa lalu dan kebiasaan lama bisanya tidak mudah hilang. Jika ia masih bergelantung pada masa lalu, lebih baik tinggalkan.
Rasanya, kita jadi ikut tidak bergairah jika berada di sekitar orang tanpa tujuan hidup. Teman-teman seusianya sudah ke sana dan ke mari mencari pengalaman kerja. Sementara dia masih hobi bangun siang dan menghamburkan uang orang tuanya. Memang, orang bisa berubah, tapi seberapa banyak sih? Jangan habiskan waktumu di sini, ya.
Jika sejak awal dia sudah bilang tidak ingin berkomitmen, sebaiknya jangan terlalu banyak berharap ada malaikat merubahnya. Baik karena masa lalu pahit atau karena masih ingin bermain, ketika pria berkata tidak ingin berkomitmen artinya tidak. Dari pada sakit hati, lebih baik cari yang lain.
Kalian sudah beberapa kali kencan tetapi tidak juga ada tanda-tanda akan ditembak. Setiap kali kamu merasa sudah bisa move on, tiba-tiba si dia balik lagi dan menggodamu. Terus saja seperti itu sampai tahun ayam berulang. Percayalah, ia hanya tidak ingin merasa kesepian dan bukan berarti ingin serius.
Ingat kala pertama kali kamu berpacaran. Rasanya berbunga-bunga, seru dan menantang. Tapi di saat yang sama, kamu masih meraba-raba tentang kewajiban dan tanggung jawab sebuah komitmen hubungan. Jika kamu pacar pertamanya, siap-siap dikecewakan jika ia menolak ikut acara keluargamu karena menghindari tekanan.
Mempercayai pria dalam hubungan jarak normal saja sulit apa lagi Long Distance Relationship. Meksipun kamu yakin ia adalah pria yang setia, jarak diantara kalian akan tetap terasa membunuh. Kecuali, perjuangan ini ada ujungnya misalnya pernikahan.
Ini sudah tidak perlu dipertanyakan. Siapa yang menyarankanmu jatuh cinta pada orang yang sudah punya pacar terlebih sudah menikah? Tentu saja salah satu akan sakit hati. Umumnya, orang itu adalah kamu. Akan ada saat semuanya harus berakhir dan kamu harus pergi.
Judulnya saja sudah pria yang tidak baik. Ia membuatmu merasa buruk setiap saat. Ia sering kali memanipulasi dan berlaku kasar. Kamu harus menjaga emosinya setiap saat. Sungguh meletihkan. Jangan tunggu dia main tangan, Bela. Pergi sekarang juga.