Marah merupakan emosi yang wajar dirasakan setiap orang untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, jangan sampai marah membuat seseorang melupakan kebaikan yang pernah dia dapat dan rasakan. Dalam hal ini, Islam mengajarkan kita untuk dapat menahan amarah dengan bersabar atau mengeluarkan rasa marah dengan cara yang baik.
Perlu diketahui, marah yang tidak dapat dikendalikan sangat merugikan kita karena marah merupakan pintu masuk setan dalam memegang hawa nafsu seseorang. Maka dari itu, nggak heran kalau orang yang pemarah akan sulit mengendalikan emosinya, sehingga hanya melakukan apa yang menjadi kehendak hatinya tanpa mempertimbangkan baik atau buruk perbuatannya.
Agar bisa menjadi pribadi Muslim yang bahagia, kita perlu tahu dalil larangan marah dan cara mengamalkannya. Ingin tahu? Yuk, simak 9 hadis larangan marah latin dan artinya di bawah ini!
1. Termasuk orang yang beriman
Sikap baik yang diajarkan Islam, seperti syukur dan sabar, tentu memiliki tujuan baik untuk mendidik umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Larangan marah juga ada kaitannya dengan iman. Bagi siapa saja yang dapat menahan amarahnya, dia termasuk orang yang beriman karena dia percaya bahwa Allah penentu terbaik jalan kehidupanya.
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أنْ يُنْفِذَه مَلأهُ اللهُ أَمْنًا وَإيمانًا
Man kazhoma ghoyzon wahuwa qodirun alaa an yunfidzah malanhullahu amnan wa imaana.
Artinya: "Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman." (HR. Abu Daud)
2. Mendapat hadiah surga
Hadis larangan marah yang kedua adalah mendapat hadiah surga. Tentu, ketika setiap hamba melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah, dia akan mendapat ganjaran kebaikan yang tidak ternilai harganya berupa surga. Walaupun susah-susah gampang, menahan amarah ternyata memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. berikut hadisnya.
يَا نَبِيَّ اللهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ، وَلَا تُكْثِرْ عَلَيَّ، قَالَ: ” لَا تَغْضَبْ"
Yaa Nabi Allah, dullani ‘ala ‘amalin idza ‘amiltuhu dakhaltul jannah, walaa tuktsir ‘alayya, qala: "la taghdab”.
Artinya: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku lakukan maka aku akan masuk surga, tetapi jangan banyak amalannya.” Rasulullah bersabda, “Jangan kau marah!” (HR. Baihaqi)
3. Dijauhkan dari murka Allah
Selanjutnya, hadis larangan marah memberikan kebaikan bagi kita agar dapat dijauhkan dari murka Allah. Dengan seseorang bisa mengendalikan amarahnya, tentu dia bisa mengendalikan hawa nafsunya dari sesuatu yang membuat Allah murka. Sebaliknya, orang yang sabar dalam segala hal baik maupun buruk membuat Allah sayang dan dijauhkan dari murka-Nya.
Dalam hadis riwayat Ahmad pula, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَاذَا يُبَاعِدُنِي مِنْ غَضَبِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: لَا تَغْضَبْ
Madza yubaa ‘idni min ghodho billah ‘azza wa jalla, qala: la taghdab.
Artinya: “'Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bisa menjauhkan aku dari kemurkaan Allah'. Rasulullah bersabda, ‘Jangan kau marah!’”
4. Menghindari keburukan
Beberapa hadis larangan sebelumnya merupakan nasihat Nabi SAW kepada para sahabatnya. Baginda Rasulullah jika ditanya mengenai amalan kecil yang dapat membuahkan hasil besar mendapat surga, beliau selalu menjawab, “Jangan marah”. Dengan begitu, larangan marah merupakan hal sepele yang sering kita lupakan. Padahal, dengan menahan marah, selain mendapat surga di akhirat, juga terhindar dari keburukan.
Sahabat yang dinasihati Rasulullah untuk bersabar akhirnya berkata,
فَفَكَّرْتُ حِينَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ، فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ
Fafakartu hiina qola nabi sholallahu ‘alaihi wassalam ma qola, faidzal ghodhobu yajma’usyurra kulluh.
Artinya: “Kemudian aku merenungi perkataan Rasulullah, ‘Jangan kau marah, jangan kau marah.’ Setelah nya, saya dapati bahwa kemarahan itu mengumpulkan segala keburukan.”
5. Marah adalah perbuatan setan
Hati-hati dan jangan disepelekan. Allah melarang hamba-Nya agar dapat menahan marah karena hal tersebut merupakan perbuatan setan. Tentunya, tujuan kita hidup di dunia untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang kekal, bukan? Oleh karena itu, sebisa mungkin kita bisa melewati ujian yang Allah beri. Salah satunya dengan menahan amarah.
Rasulullah SAW bersabda,
إنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وإنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وإنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالماءِ، فَإذَا أُغْضِبَ أحَدُكُمْ فَلْيَتَوضَّأْ
Innal ghodhobu minassyaithon wa innassyaithona khuliqo minannar wa innama tuthfannaru bil ma’i, fa idza ughdhiba ahadukum fal yataw dho.
Artinya: “Sesungguhnya marah itu perbuatan setan. Setan itu diciptakan dari api dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudhu.”
6. Menahan marah dinanti bidadari
Ternyata nggak hanya mendapat ganjaran surga, bagi yang bisa menahan marah, mereka akan dinanti bidadari di surga nanti. Larangan Allah pasti selalu ada pahala di baliknya. Berikut hadis larangan marah yang mendapat ganjaran dinanti bidadari.
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَه، دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ، حَتَّى يُخيرَهُ مِنْ أيِّ الْحُورِ شَاءَ
Man kadzoma wa huwa ghoydzo wa huwa qodirun ‘ala an yunfidzoh da’ahullahu ‘ala ruwwusil kholaaiq hatta yukhirohu min ayyil huuri syaa a.
Artinya: "Barangsiapa menahan amarah, sedangkan dia mampu untuk melaksanakannya, maka Allah kelak akan memanggilnya di mata semua makhluk, hingga Allah menyuruhnya memilih bidadari manakah yang disukainya," (HR. Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah).
7. Mendapat rida Allah
Hadis larangan marah selanjutnya adalah dengan menahan marah kita mendapat rida Allah di dunia maupun di akhirat. Kunci bahagia seorang hamba adalah mendapatkan rida Allah. Salah satu caranya dengan menahan amarah sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ مِنْ جُرْعَةٍ أَفْضَلَ أَجْرًا مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ
‘an Ibnu Umar qola: qola Rasulullahi sholallahu ‘alaihi wassalam: maa tajarro ‘a ‘abdu min jur ‘atin afdhola ajran min jur ‘ati ghoydzin kadzomahabtigho awajhilla.
Artinya: "Tiada suatu tegukan pun yang ditelan oleh seorang hamba dengan pahala yang lebih utama selain dari tegukan amarah yang ditelan olehnya karena mengharapkan ridha Allah," (Hadis ini dikisahkan oleh Ibnu Umar R.A.)
8. Orang kuat adalah yang bisa menahan marah
Siapa bilang orang kuat layaknya superhero dalam serial film? Sebagai orang yang dapat menahan amarah, kamu termasuk orang yang kuat sesungguhnya. Karena menahan marah itu cukup sulit, yang bisa akan mendapat pahala dan predikat takwa yang kuat. Hal tersebut dijelaskan dalam hadits larangan berikut ini.
Rasulullah SAW bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Laysa syadiid bissuruah wa lakinna syadiida ladzi yamliku nafsahu indal ghodobi.
Artinya: "Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah, "(HR. Abu Hurairah R.A)
9. Larangan marah merupakan wasiat Rasulullah
Teladan terbaik dalam kehidupan kita adalah Rasulullah SAW. Setiap ibadah, kebaikan yang dilakukan, hingga kepribadian beliau seharusnya kita ikuti jejaknya. Dengan mengikuti jejak Rasulullah, kita termasuk menjalankan sunnah yang dianjurkannya. Salah satunya dengan menahan amarah yang menjadi pesan Rasulullah seperti hadits berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ، فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
‘An Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu an rajulan qola lin nabiyyi sholallahu ‘alaihi wassalam, aw shiniy qola: la taghdob, faraddada miraran, qala: la taghdab.
Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, 'Berilah wasiat kepadaku.' Rasulullah ﷺ menjawab, 'Jangan marah'. Orang ini mengulangi lagi, Rasulullah kembali menjawab, 'Jangan kau marah'."
Itulah sembilan hadis larangan marah latin dan artinya yang mengingatkan kita pentingnya menahan amarah dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang Allah larang tentunya ada hikmah di baliknya, di antaranya mendapat rida Allah, dijauhkan dari keburukan, mendapat ganjaran surga, dan masih banyak lagi. Semoga Bela termasuk yang bisa menahan amarah dengan bersabar, ya.