Sama seperti kepribadian introvert lainnya, INFJ merasa tumbuh berbeda dari teman-temannya sendiri. INFJ juga terkadang merasa tidak ada yang benar-benar mengerti pikirannya dan bahkan INFJ juga sering bertanya-tanya apakah ada orang yang dapat memahaminya walaupun hanya sedikit. Seperti di lingkup terkecil pertemanan terdekatnya, INFJ masih merasa tidak ada satu pun yang mengerti dirinya.
Hal tersebut bisa terjadi karena kepribadian INFJ memang menyimpan pikiran, perasaan, pendapat, dan mimpi untuk dirinya sendiri. Walaupun begitu, seorang INFJ sangat mendambakan hubungan yang berarti dalam percintaan dan pertemanan. Namun, kecenderungan INFJ yang sulit untuk melakukan pertemuan kelompok dan menimbrung obrolan ringan, akan membuat dia memilih untuk menghindar.
Secara teori, INFJ tidak menginginkan batas dalam suatu hubungan. Baginya orang-orang terdekat yang mengenal dirinya boleh mencintai dan mendengar semua rahasianya, juga sebaliknya. Pertanyaannya, mengapa INFJ merasa sangat sulit untuk membuka diri dan membangun hubungan yang berarti? Melansir dari Introvert Dear, simak alasannya di bawah ini.
1. Tidak inisiatif mengambil langkah pertama
Mendekati orang terlebih dahulu? Oh, itu hampir tidak mungkin dilakukan INFJ, karena dirinya cenderung lebih suka orang-orang lebih dulu mendekati dirinya untuk melibatkan sesuatu. Sebagai seorang yang mengandalkan intuisi, dalam pertemuan sosial yang baru baginya, INFJ akan mengamati isyarat yang berada di sekelilingnya.
Jika kamu berada di kumpulan acara besar dan bertemu orang yang pura-pura sibuk dengan ponselnya, berdiri mengantri di dekat hidangan, atau mengobrol dengan satu-dua teman dekatnya, bisa dipastikan dia adalah INFJ yang sulit inisiatif mengambil langkah pertama untuk berkenalan.
2. Membutuhkan waktu lama untuk membuka diri
Bukan hanya sulit memulai berkenalan dengan orang baru, selanjutnya INFJ juga akan lelah jika harus masuk ke dalam percakapan yang intens, karena dia membutuhkan waktu lama untuk membuka diri. Apalagi INFJ yang cenderung menyukai diskusi mendalam mengenai pikiran, akan melihat obrolan ringan seperti basa-basi yang hanya akan menguras tenaga.
3. Salah berasumsi tentang pikiran orang lain
INFJ merupakan kepribadian introvert yang idealis. Dia melihat pikiran orang lain seperti membaca buku, jelas, dan menyeluruh. INFJ akan memperhatikan wajah, sorotan mata, dan hal-hal yang tidak terucap. Kepribadian intuitif milik INFJ memudahkan dirinya untuk dapat menafsirkan tindakan orang lain terhadapnya. Sayangnya tidak sebaliknya, INFJ sering salah berasumsi tentang pikiran dan keinginan orang lain. Jadi terkadang dia salah memperlakukan atau merespon orang lain.
4. Memilih menghindari konflik
Dalam konflik apa pun seperti pertemanan, perbedaan pendapat dalam hal politik, dan olahraga sekalipun, INFJ akan tetap menghindari konflik. INFJ juga sering dijuluki “fobia konflik”, karena dia hanya ingin keharmonisan dan kedamaian dalam hubungan. Sayangnya, sifat buruk dari hal ini membuat INFJ akan menyembunyikan perasaan sesungguhnya.
Jika INFJ harus menyelesaikan permasalahan, dia cenderung hanya pada permukaan dan disisihkan. Hingga tiba waktunya ketika sudah tidak bisa menyimpan unek-uneknya, INFJ terlihat blak-blakan di luar kebiasaan yang pendiam. Walaupun dikenal sebagai tipe kepribadian yang lebih sabar dan pemaaf dari tipe yang lain, begitulah yang akan terjadi.
5. Merasa cukup dengan dirinya
Latar belakang kepribadian INFJ yang suka hidup dalam dunianya, dia akan menyimpan pikiran, pendapat, mimpi, dan perasaannya rapat-rapat untuknya sendiri. Sulit baginya untuk berbagi dengan orang, kecuali orang yang telah dekat dan dipercaya olehnya. Bagi INFJ, daripada mengandalkan orang lain, dia lebih merasa cukup dan dapat mengandalkan dirinya sendiri.
Padahal dalam kehidupan, tolong menolong dan saling berempati akan menguatkan hubungan pertemanan maupun percintaan. Tidak harus selalu mengandalkan orang, namun bisa mencoba sedikit melibatkan dan percaya pada orang lain. Salah satu solusi bagi INFJ yang sulit membangun hubungan yang berarti juga bisa dimulai dengan merangkul pertemanan terkecilmu.
Selalu yakin dan percayalah bahwa persahabatan sejati membutuhkan komitmen dan upaya membangun serta mempertahankannya terlepas dari perbedaan tipe kepribadian. Awalnya memang terasa sulit, namun pelan-pelan untuk belajar memahami diri sendiri dan orang lain, justru akan membuat kita menjadi bersyukur dikelilingi teman-teman yang mau menerima kita apa adanya dan tetap membentuk kita menjadi diri sendiri.