Selama ini, hubungan toxic lebih sering diasumsikan terjadi pada hubungan romantis di antara pasangan. Hubungan toxic terjadi saat seseorang mengintimidasi atau mengendalikan pasangannya sehingga membuat hubungan tersebut nggak sehat. Hubungan toxic juga bisa terjadi di antara teman atau di kantor di antara rekan kerja atau bahkan kepada atasan.
Namun, banyak yang belum tahu kalau ternyata hubungan toxic juga bisa terjadi dengan diri sendiri, lho. Namanya juga hubungan beracun, jika ini terjadi tentu saja akan menimbulkan bahaya bagi diri sendiri.
Berikut adalah tanda kalau kamu mungkin memiliki hubungan toxic dengan diri sendiri dan cara untuk mengatasinya.
1. Selalu fokus pada hal-hal negatif
Ingat mimpi saat kecil yang ingin kamu wujudkan begitu dewasa? Jika saat ini dorongan hati yang kamu miliki adalah menertawakan impian semacam itu, berarti kamu cenderung berfokus pada hal-hal negatif.
Jika sesekali terjadi, ini masih wajar. Namun, jika ini selalu terjadi maka secara otomatis kamu seolah memberikan “jaminan” pada diri sendiri kalau mimpi yang dimiliki nggak akan pernah tercapai.
Cara mengatasinya: The Mayo Clinic menyarankan untuk melihat lebih dekat bagaimana pikiran negatif bekerja di dalam diri. Apakah kamu mengabaikan hal-hal yang baik dan fokus ke yang buruk? Berasumsi ada sesuatu yang salah dengan diri sendiri? Memilih untuk percaya bahwa semua hal menyebalkan?
Setelah mengetahui semua hal tersebut, kamu jadi bisa memiliki ide yang lebih baik tentang cara menghentikannya.
2. Tidak berusaha melakukan yang terbaik
Misalnya dengan nggak melakukan apa pun untuk mempersiapkan wawancara, menyerahkan pekerjaan yang nggak maksimal dikerjakan, dan sebagainya. Alasan kamu melakukan ini adalah ketakutan akan kegagalan, yang sering kali justru menyabotase diri untuk melakukan yang terbaik.
Cara mengatasinya: Alice Boyes, penulis The Healthy Mind Toolkit, merekomendasikan untuk nggak terobsesi menjadi sempurna, tapi justru berfokus untuk melakukan yang terbaik. Karena kedua hal tersebut sama sekali nggak sama.
Dengan nggak terobsesi menjadi sempurna, kamu akan akan memikirkan hal-hal di luar kendali. Namun, karena ingin melakukan yang terbaik, kamu akan terus berlatih hingga merasa diri sudah maksimal saat melakukannya.
3. Memperlakukan diri sendiri dengan tidak hormat
Ini adalah sesuatu yang lebih berbahaya daripada bicara negatif pada diri sendiri. Contohnya adalah makan sampai kekenyangan sambil membenci diri sendiri, menyangkal hal-hal yang diinginkan atau bahkan dibutuhkan karena merasa nggak pantas mendapatkannya, terbiasa tunduk pada orang lain karena berpikir pendapat diri sendiri kurang berarti, dan semacamnya.
Cara mengatasinya: Bersikaplah pada diri sendiri seperti kamu bersikap pada orang lain. Jika ada teman yang melakukan kesalahan dan dia menyesalinya, lalu kamu memaafkannya, mengapa kamu nggak menerapkan hal ini pada diri sendiri?
Sebuah penelitian juga mengatakan bahwa satu-satunya penangkal bersikap kejam pada diri sendiri adalah dengan berbelas kasih pada diri sendiri. Jika membuat kesalahan, terima dan maafkan kesalahan tersebut. Fokuslah pada rasa syukur, yang menurut penelitian dapat membantumu menerima kehidupan—dan diri sendiri—dengan kegembiraan dan kemurahan hati.
4. Berbohong pada diri sendiri
Ada tiga alasan hal ini bisa terjadi. Pertama, kamu menolak untuk mengakui perasaan sendiri, baik karena itu terlalu menakutkan atau mengecewakan, atau merasa nggak berhak atas perasaan itu.
Kedua, kamu berada dalam fase penolakan, berpura-pura semuanya baik-baik saja padahal kamu tahu itu nggak benar. Ketiga, kamu meminimalkan fakta yang terlalu menjengkelkan untuk dihadapi sehingga percaya hal itu benar.
Cara mengatasinya: Penelitian menunjukkan bahwa semakin seseorang tenggelam dalam kebohongan diri sendiri, maka ia semakin jauh dari orang-orang di sekitarnya. Berbohong pada diri sendiri juga terbukti merugikan karena kemajuan diri sendiri didorong oleh pandangan jujur tentang masa lalu dan masa kini.
5. Semua hal di atas dianggap normal
Ini masalah hubungan toxic dengan diri sendiri: mengacaukan perasaan tentang apa yang benar dan baik sehingga membuatmu memiliki standar yang sangat rendah. Ini membuat dirimu nggak menyadari bahwa sedang melakukan hubungan toxic dengan diri sendiri.
Hubungan toxic bisa menimbulkan rasa sakit emosional dengan cara yang halus, seperti insomnia, kecemasan, bahkan nyeri tubuh. Jika kamu merasa lelah terus-menerus dan selalu kecewa, inilah saatnya untuk perubahan.
Cara mengatasinya: Luangkan lebih banyak waktu di sekitar orang-orang yang kamu anggap sehat secara emosional. Orang-orang yang dapat membantumu mengatur ulang perasaan tentang seperti apa hubungan normal dengan diri sendiri.
Pertanyakan pikiran dirimu—terutama yang negatif—dan renungkan apakah orang yang sehat secara emosional akan berpikir seperti itu. Jika memang diperlukan, carilah bantuan dari terapis atau psikolog yang berpengalaman untuk menghentikan pikiran negatif yang kamu miliki.
Nggak ada kata terlambat untuk mengatasi hubungan toxic dengan diri sendiri, meskipun selama ini kamu sama sekali nggak menyadarinya. Hal yang terpenting adalah kamu mau berubah menjadi lebih baik sehingga hubungan toxic tersebut bisa berakhir.