Selama ini, lebih banyak cerita anak yang durhaka pada orang tua karena menyakiti ayah dan ibunya, baik lewat sikap atau kata-kata. Padahal, kenyataannya banyak juga anak yang merasa sakit hati karena perkataan orang tua.
Pertanyaannya, bagaimana hukum anak yang sakit hati kepada orang tuanya dalam Islam? Apakah hanya anak yang berdosa, sedangkan orang tuanya tidak?
Agar lebih jelas, berikut penjelasan mengenai hukum sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam.
Firman Allah SWT tentang orang tua dan anak
Selain mengatur tentang anak yang tidak boleh durhaka kepada orang tua, Islam juga memberi tanggung jawab kepada orang tua untuk membesarkan dan mendidik anaknya dengan baik.
Dalam QS. At Tahrim: 6, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Nabi Muhammad SAW sangat mencintai anak-anak
Dalam sebuah riwayat, disebutkan mengenai kecintaan Nabi Muhammad SAW pada anak-anak. Dari shahabiyah Ummu Khalid binti Khalid RA disebutkan:
أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثِيَابٍ فِيهَا خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ صَغِيرَةٌ فَقَالَ مَنْ تَرَوْنَ أَنْ نَكْسُوَ هَذِهِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ قَالَ ائْتُونِي بِأُمِّ خَالِدٍ فَأُتِيَ بِهَا تُحْمَلُ فَأَخَذَ الْخَمِيصَةَ بِيَدِهِ فَأَلْبَسَهَا وَقَالَ أَبْلِي وَأَخْلِقِي وَكَانَ فِيهَا عَلَمٌ أَخْضَرُ أَوْ أَصْفَرُ فَقَالَ يَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَاهْ
Artinya:
“Didatangkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah baju gamis kecil berwarna hijau. Lalu beliau bertanya, 'Menurut kalian siapa yang (cocok) memakainya?'
Para sahabat terdiam. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, 'Datangkan ke mari Ummu Kholid.' Lalu aku pun dibawa sambil digendong.
Kemudian beliau mengambil gamis tersebut dengan tangannya dan memakaikannya. Beliau kemudian berkata, 'Mudah-mudahan (bajunya, pen.) awet.'
Pada baju tersebut ada hiasan garis berwarna hijau atau kuning. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berkata, 'Wahai Ummu Khalid, ini bagus'." (HR. Bukhari no. 5823)
Rasulullah SAW tidak suka perbuatan tidak adil
Dalam sebuah hadis, diceritakan bahwa Rasulullah SAW bahkan pernah menegur seorang sahabat karena khawatir dengan perbuatannya yang bisa menyakiti hati anaknya akibat perlakuannya yang tidak adil.
Berikut adalah hadis riwayat-nya:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنه قَالَ : انْطَلَقَ بِي أَبِي يَحْمِلُنِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ اشْهَدْ أَنِّي قَدْ نَحَلْتُ النُّعْمَانَ كَذَا وَكَذَا مِنْ مَالِي ، فَقَالَ : أَكُلَّ بَنِيكَ قَدْ نَحَلْتَ مِثْلَ مَا نَحَلْتَ النُّعْمَانَ؟ قَالَ : لَا . قَالَ : فَأَشْهِدْ عَلَى هَذَا غَيْرِي ثُمَّ قَالَ : ( أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا إِلَيْكَ فِي الْبِرِّ سَوَاءً قَالَ : بَلَى . قَالَ : lفَلا إِذً
Artinya:
"Dari Nu’man bin Basyir ra bahwasannya ayahnya datang membawanya menemui Rasulullah SAW, dia berkata:
'Sungguh aku telah memberi pemberian berupa berupa ini dan ini dari harta milikku kepada anakku ini.
Kemudian Rasulullah Saw berkata, 'Apakah semua anakmu mendapat pemberian seperti anakmu ini?' Ayah An-Nu’man menjawab, tidak.
Maka Rasulullah Saw pun bertanya, 'Apakah engkau senang apabila mereka (anak-anakmu) semuanya berbakti kepadamu dengan sama?'
Lalu ayah An-Nu’man menjawab, 'Aku mau wahai Rasulullah.' Lalu Rasulullah Saw bersabda : 'Kalau begitu, jangan kau lakukan itu (pilih kasih)'." (HR. Muslim)
Orang tua dan anak harus saling menyayangi
Namanya manusia, sebenarnya tidak menutup kemungkinan orang tua bisa menyakiti hati anaknya. Ini karena orang tua juga memiliki batas kesabaran yang sering “diuji” oleh anak-anaknya.
Namun, Islam menekankan bahwa orang tua bertanggung jawab untuk melindungi dan memberikan perlindungan kepada semua anaknya, termasuk untuk urusan hati. Jadi, sebaiknya orang tua tidak berkata yang dapat menyakiti anaknya.
Sama seperti orang tua, anak juga seharusnya bisa melindungi orang tuanya, khususnya dalam hal perkataan. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Dari ibu, seorang anak mendapat tujuh puluh jenis kasih sayang. Setelah itu beliau bersabda, ‘Apakah kalian pernah melihat kasih sayang di luaran sana?’ Para sahabat menjawab, ‘Tidak pernah.’
Maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta'ala memberikan kepada hamba-Nya sebelas puluh jenis kasih sayang. Dia memberikan kepada kalian dua puluh sembilan kasih sayang di dunia, dan satu kasih sayang di antara dua puluh sembilan itu dia letakkan pada umat manusia. Itulah yang menjadikan seorang hamba menyayangi anaknya.’
‘Ada juga seorang laki-laki yang menyayangi kambingnya. Lalu kalian perhatikan, apakah di kambing itu ada rasa takut (khawatir) terhadap rahimnya. Padahal rahim itu punya rasa takut (khawatir) terhadap anaknya'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bagaimana jika anak sakit hati pada perkataan orang tua?
Jika kamu sudah terlanjur merasa sakit hati dengan perkataan orang tua, jangan menyimpan dendam. Lebih baik lakukan beberapa hal berikut ini:
- Menenangkan diri. Saat marah, kamu mungkin akan berkata atau melakukan hal yang akan disesali. Jadi, lebih baik menenangkan diri dan jangan biarkan emosi menguasai. Pikirkan kebaikan orang tua selama ini, bukan kesalahan mereka.
- Bicarakan dengan orang tua. Saat sudah tenang, lebih baik bicarakan apa yang kamu rasakan dengan kedua orang tua. Sampaikanlah perasaanmu secara baik-baik dan jelas, tanpa perlu meninggikan suara atau menyalahkan. Tetap bersikap penuh hormat dan kelembutan dengan mereka.
- Mendoakan orang tua. Apa pun reaksi orang tua setelah kamu ajak bicara, tetap doakan mereka agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Jika mereka menolak untuk mengakui rasa sakit hatimu dan tidak menyesal, maka mintalah agar orang tua diberi hidayah dan kebaikan.
Jadi, itulah hukum sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam. Semoga bermanfaat ya, Bela.