Persiapan pernikahan lebih dari sekadar menentukan gaun atau lokasi resepsi. Lebih dari itu, apa kamu sudah siap secara fisik dan mental? Karena pernikahan adalah petualang panjang seumur hidup bersama orang yang kamu pilih. Akan susah untuk kembali memutar waktu ketika kamu menyadari kalau dirimu belum siap untuk mengikat janji suci, Bela.
Ketika masih ada waktu sebelum menikah, baik kamu single maupun sedang menjalin hubungan, mulai buat dirimu siap untuk menjalani kehidupan pernikahan secara fisik maupun mental. Bagaimana caranya? Melansir dari Boundless, ini yang bisa kamu lakukan.
Nggak semua kebiasaanmu dapat diterima atau ditoleransi oleh orang lain. Begitu pun kamu pada pasanganmu, kemungkinan ada sikap yang ia miliki dan nggak kamu suka. Karena itu, coba tulis daftar kebiasaan yang kurang baik untuk dilakukan, kemudian mulai menguranginya. Benar, pasangan yang baik akan menerimamu apa adanya. Namun, nggak ada salahnya kan berubah menjadi lebih baik?
Kehidupan pernikahan nggak akan luput dari masalah. Namun, bagaimana sikapmu ketika menghadapinya bersama pasangan? Lari dan mengabaikannya sampai nggak ada satu pun yang membicarakannya, atau beragumen sampai salah satu di antara kalian menang? Keduanya nggak akan membawamu ke jalan keluar, Bela. Jika masih menggunakan dua cara itu untuk menyelesaikan masalah, kamu perlu mengubahnya sebelum memutuskan untuk menikah.
Adakalanya sesuatu perlu ditanggapi dengan serius. Namun, ada waktunya juga untuk dibawa dengan hati yang ringan, salah satunya saat dirimu melakukan kegagalan atau kesalahan. Kamu perlu mencoba untuk nggak serius ketika melakukan kesalahan. Sikapi dengan santai dan fokus untuk nggak mengulanginya lagi. Ini dapat berdampak pada kehidupan pernikahan yang lebih sehat ketika kamu nggak menekan dirimu sendiri. Selain itu, ada hal menarik tersendiri ketika seseorang dapat menertawakan dirinya sendiri untuk kekurangan atau kesalahan yang ia lakukan.
Pernikahan terbaik dibangun oleh dua individu yang mau mementingkan kepentingan pasangannya dibandingkan dirinya sendiri. Namun, sikap ini nggak selalu ada secara alami dalam diri seseorang, melainkan perlu ditumbuhkan sendiri. Kalau lajang, kamu bisa melatih menumbuhkan sikap ini dengan mengikuti acara-acara komunitas sosial yang bergerak untuk membantu kalangan membutuhkan. Mungkin ini akan menyibukkan waktu liburmu, tetapi ini dapat menjadi latihan yang baik.
Di antara orang-orang yang mengelilingmu, seperti keluarga dan teman, penting untuk menemukan sosok yang dapat memberikanmu dukungan sepenuhnya, terutama ketika kamu menikah nanti. Sebab, mereka yang nantinya akan berada di sisimu ketika dirimu menemukan kesulitan dalam menjalani rumah tangga. Mereka pula yang memberikan dukungan saat kamu ingin merasa lelah secara batin. Untuk menemukan support system yang tepat, kamu perlu mempertimbangkan orang-orang di sekitarmu dengan tiga hal ini: Apa teman-temanmu menghargai pernikahan? Apa mereka menghormati lawan jenis dengan baik? Apa mereka dapat bersikap tegas padamu atau dapat membenarkanmu saat salah?
Ketika sudah mempersiapkan diri untuk menikah, nggak perlu lagi mengulur waktu untuk menjalani hubungan yang panjang. Kamu akan menjadi sosok yang menarik di mata pasangan (atau calon pasangan) karena memiliki kualitas teman hidup yang baik.