Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Ketika Kehidupan Perempuan Dinilai dari Pakaian yang Ia Kenakan

Bikini sampai gamis, kami berhak memakai semuanya

Dina Lathifa

Berpakaian menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kepribadian dan gaya seseorang. Itu yang masing-masing orang pikirkan dan terapkan pada dirinya sendiri ketika memutuskan untuk mengenakan baju, celana, rok, dan berbagai potongan kain lainnya. Namun di mata orang lain, tak luput diri sendiri, pakaian seseorang menjadi salah satu faktor untuk memberikan penilaian terhadap dirinya dan hidupnya. Dengan kata lain, menghakiminya atas baju yang ia pakai.

Pada kehidupan sosial masa kini, penilaian seseorang berdasarkan baju yang dipakai menjadi hal yang mudah dan sering dilakukan. Fenomena ini pun lebih sering terjadi pada perempuan karena kaum Hawa memiliki banyak jenis potongan baju, mulai dari bikini sampai dengan gamis, yang menunjukkan bagian tubuh sampai menutupi keseluruhan.

medium.com/iStock/Lily Illustration

Mengutip dari Preen Online, ada satu waktu saat Meghan Markle mendapatkan komentar buruk karena pakaian yang dikenakan. Jika disimpulkan, ujaran para netizen dunia maya saat itu berbunyi kekecewaan karena Istri dari Pangeran Harry mengenakan gaun panjang dengan slit di satu sisi sehingga menampilkan bagian pahanya. Masyarakat kecewa karena ia adalah seorang putri, dan nggak sepantasnya mengenakan gaun seperti itu. Karena ia adalah seseorang dari keluarga kerajaan, seharusnya dapat berpakaian lebih santun. Bagaimana menurutmu?

cosmopolitan.com

Kejadian yang dialami Meghan, boleh jadi pernah dialami semua perempuan di muka bumi ini. Mereka yang berpakaian terbuka atau kurang menutupi tubuh akan dianggap sebagai perempuan yang kurang baik. Cacian berbau seksualitas nggak jarang terujar pada perempuan dengan gaya berpakaian seperti itu. Namun, jangan kira perempuan dengan baju panjang bebas dari komentar negatif. Nggak jarang, mereka yang mengenakan pakaian tertutup mendapat penilaian sebagai perempuan yang membosankan. Kadang, ujaran berbau seksualitas juga pernah diterima.

Ini menunjukkan kalau nggak peduli panjang-pendeknya kain yang membaluti tubuh, perempuan akan selalu menerima komentar negatif. Ditambah dengan mengaitkan latar belakang kehidupannya, seperti dalam kasus Meghan yang merupakan seorang anggota Kerajaan Inggris, maka orang-orang berpikir jika dirinya nggak pantas mengenakan pakaian kurang seperti itu. Pada kasus lain, boleh jadi seorang perempuan dinilai nggak pantas berpakaian tertutup karena ia pernah menjalani pergaulan yang salah, dan seorang perempuan lainnya nggak boleh mengenakan pakaian terbuka karena dirinya terlahir dari keluarga baik-baik.

scoutmag.ph

Berpakaian menjadi salah satu bentuk seseorang mengekspresikan dirinya, pikiran dan kepribadiannya. Juga, itu adalah preferensi masing-masing, bukan ditentukan oleh orang lain maupun lingkungan. Maka, nggak seharusnya itu menjadi alasan untuk kita menilai dirinya dan kehidupannya, mengatakan pantas-nggaknya pakaian itu pada dirinya, menghakimi perilakunya dari panjang-pendek baju yang ia kenakan. Apalagi sampai menilainya sebagai perempuan yang kurang baik hanya ia mengenakan pakaian mini. Kamu tahu? Itu sama saja dengan melakukan slut-shamming, lho! Bayangkan jika kamu menerima penilaian yang sama, apa yang akan dirasakan?

IDN Channels

Latest from Single