Apa risiko terburuk dari berpacaran dengan teman satu sekolah atau satu kampus? Ketika bertemu kembali namun saling menyandang status 'mantan'. Nggak semua orang bisa merasa nyaman ketika harus berada dalam satu lingkungan dengan mantan, terlebih jika hubungan sebelumnya berakhir secara buruk. Kalau ini terjadi, banyak yang berusaha menghindar dari masa lalunya. Entah bersembunyi, mencoba memalingkan wajah, entah mengambil rute jalan yang berbeda. Meski pada akhirnya, takdir selalu mempertemukan, sengaja maupun nggak sengaja.
Rasanya canggung, bahkan nggak nyaman ketika nggak sengaja bertemu mantan di sekolah atau di kampus. Namun, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghindari atmosfer itu saat takdir itu nggak dapat dihindari.
Melansir dari Elite Daily, sikapmu saat berjumpa dengan mantan dapat ditentukan berdasarkan cara putusmu dengannya di masa lampau. Jika hubunganmu dengannya berakhir secara baik-baik atau dalam keadaan netral, kamu dapat menyapa mantan dan berbasa-basi dengannya saat saling bertemu. Melakukan hal itu menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang dewasa.
Mantanmu pun akan menghargainya. Namun jika hubunganmu dengan mantan berakhir secara kurang baik, kamu nggak perlu memaksakan diri untuk menegurnya. Bahkan, kamu perlu mencoba menghindari interaksi dengannya.
Kalau area kampus atau sekolahmu luas, kecil kemungkinanmu untuk bertemu dengan mantan. Sebaliknya, jika lingkunganmu kecil atau memiliki lingkaran pertemanan yang sama dengan mantan, besar kemungkinan untuk saling bertemu. Ketimbang membuang energi untuk menghindarinya, coba untuk menerima kenyataan kalau pertemuan ini akan terjadi, cepat atau lambat.
Kalau masih ada perasaan untuknya, kamu perlu mengatasi hal itu. Mulai mencoba mengakui perasaan itu tanpa perlu memaksakan diri untuk menghabiskan waktu atau berinteraksi dengan mantan.
Terlepas baik-buruknya momen putus kemarin, kamu nggak memiliki kewajiban atau keharusan untuk menanyakan kabarnya. Bahkan, untuk berbicara dengannya. Kalau belum siap untuk mengobrol kembali dengannya, buat penolakan secara halus seperti "Maaf, aku lagi sibuk", atau "Mungkin kita bisa mengobrol nanti,". Take your time, Bela.
Sebenarnya, pertemuan dengan mantan ini nggak perlu terasa canggung atau menyakitkan. Kuncinya adalah ketegasan. Emily Robert, seorang psikoterapis dan penulis menyarankan untuk membuat kontak mata dan tersenyum saat berpas-pasan dengan mantan. Penelitian menunjukkan kalau area otak akan terstimulasi untuk merasa senang ketika kamu tersenyum. Kalau nggak bisa memaksakan diri tersenyum, cukup akui keberadaannya.
Sedangkan jika mantanmu mengajak mengobrol, usahakan untuk melakukannya ketika nggak ada hal penting yang perlu kamu lakukan di hari itu (seperti ujian semester atau ada kelas selanjutnya). Sebab apapun yang akan mantan katakan, itu akan membawa kembali emosi lama yang akan memenuhi pikiranmu selama sepanjang hari.
Mungkin kamu ingin bersikap menertawakan mantan ketika dirinya mendadak muncul di hadapanmu, atau mencoba bersikap mesra dengan orang lain ketika melihatnya berjalan ke arahmu. Namun, itu bukan hal terbaik yang kamu lakukan karena akan menunjukkan kalau dirimu masih kekanak-kanakan. Tindakan itu juga terlihat memaksakan diri, yang terlihat dengan jelas di mata mantan. Berusaha mengabaikan atau mendiamkannya itu jauh lebih baik, Bela.
Cara terbaik untuk mempersiapkan diri sebelum (nggak sengaja) bertemu mantan adalah menjalani rutinitasmu dengan normal. Jalani kehidupanmu seperti sebelum kamu putus dengannya. Jangan sampai ketakutanmu bertemu mantan membuatmu mengubah rutinitasmu, dan jangan sampai kesibukanmu menghindari mantan justru membuatmu lupa dengan kewajibanmu sebagai pelajar/mahasiswa, yaitu belajar!
Kamu nggak bisa selalu berlari menghindari mantan ketika kalian berdua terjebak dalam satu lingkungan yang sama. Mempersiapkan diri dengan 6 cara di atas dapat mengurangi rasa sakit dan canggung yang bakal dirimu alami saat bertemu dengan masa lalumu.