Mendengar kata Cinderella, mungkin kamu akan langsung membayangkan dongeng tentang sosok perempuan dengan sepatu kaca yang sering diperlakukan tidak baik oleh ibu tirinya. Kisah dongeng itu pun berakhir dengan bahagia ketika seorang pangeran datang, jatuh cinta, dan menyelamatkannya dari kehidupan yang menyedihkan tersebut.
Dongeng tersebut pun akhirnya menjadi landasan sebuah teori populer yang dipaparkan oleh seorang penulis berkebangsaan Amerika Serikat bernama Colette Dowling, yaitu Sindrom Cinderella Complex.
Melansir Healthgrades, dalam bukunya yang diterbitkan Tahun 1981 berjudul The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence, Dowling menggambarkan bahwa Sindrom Cinderella Complex adalah suatu kondisi psikologis seorang perempuan yang memiliki ketakutan akan kemandirian dan memiliki keinginan untuk “diselamatkan” oleh seorang laki-laki.
Dowling juga berteori bahwa perempuan secara tradisional dikondisikan untuk bergantung, terutama dengan laki-laki, demi keselamatan dan keamanan diri mereka. Ia pun menjelaskan tentang pengalamannya saat hidup bersama dengan seorang laki-laki setelah bertahun-tahun lamanya, hidup mandirilah yang menjadi asal mula dirinya mencetuskan teori populer tersebut.
Dan berikut ini adalah 6 tanda bahwa seorang perempuan memiliki Sindrom Cinderella Complex.
1. Mematuhi segala keputusan dan pilihan pasangannya.
Seorang perempuan dengan Sindrom Cinderella Complex cenderung akan mematuhi segala keputusan dan pilihan yang dibuat oleh pasangannya. Hal ini disebut bisa terjadi karena seseorang dengan Sindrom Cinderella Complex memiliki trauma akan pengabaian dan ditinggalkan, sehingga ia akan cenderung mematuhi segala keputusan dan pilihan yang dibuat oleh pasangannya, yang ia anggap sebagai "pangeran penyelamat".
Melansir Healthline, trauma pengabaian sendiri bisa menyebabkan seseorang untuk bertahan dalam situasi hubungan yang tidak sehat dan merasa membutuhkan jaminan secara emosional dari pasangannya.
2. Merasa cemas saat hidup sendirian.
Sindrom Cinderella Complex ini sebenarnya tidak secara resmi diakui oleh Asosiasi Psikiater Amerika sebagai sebuah diagnosis, tetapi seorang perempuan yang memiliki ketergantungan berlebih kepada pasangannya bisa dicurigai memiliki kondisi ini.
Ketergantungan berlebihan inilah yang menyebabkan seorang perempuan dengan Sindrom Cinderella Complex akan merasa cemas berlebihan ketika harus hidup sendirian.
Melansir Nytimes, di dalam artikelnya yang diadaptasi dari buku The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence, diceritakan tentang pengalaman Dowling mengenai konfliknya dalam hal ketergantungan pada pasangannya.
Ia menjelaskan bahwa dengan diskusi dan penelitian yang ia lakukan serta pengalaman pribadinya, akhirnya ia pun menemukan titik terang mengenai permasalahan ketergantungan berlebihan secara emosional seorang perempuan kepada laki-laki, yang akhirnya ia namai sebagai Sindrom Cinderella Complex.
3. Merasa kesulitan saat menentukan pilihan hidup yang besar dalam hidupnya.
Tanda lainnya dari seseorang yang memiliki Sindrom Cinderella Complex adalah dia sering merasa kesulitan dalam menentukan pilihan penting dan besar dalam hidupnya. Hal ini karena dia terbiasa bergantung pada pasangannya. Dia selalu berharap, pasangannya yang akan mengambil keputusan tersebut. Ini juga menjadi satu cara agar orang tersebut lepas dari tanggung jawab, karena jika keputusan itu salah, itu adalah keputusan dari si pasangan bukan dirinya.
4. Merasa kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri.
Selain itu, seseorang dengan Sindrom Cinderella Complex kerap kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri, termasuk bertahan dalam suatu pekerjaan.
5. Lebih memilih peran tradisional perempuan sebagai seorang ibu rumah tangga.
Seorang perempuan dengan Sindrom Cinderella Complex lebih memilih peran tradisional perempuan, seperti menjadi seorang ibu rumah tangga, karena ia akan merasa dirinya lebih aman dengan menjadi seorang ibu rumah tangga. Namun, bukan berarti semua orang yang menjadi ibu rumah tangga memiliki sindrom ini, ya. Hanya saja, mereka yang memiliki Sindrom Cinderella Complex tidak akan mampu bertahan di lingkungan pekerjaan, yang tak memiliki tempat bergantung.
6. Lebih memilih untuk selalu terikat dalam hubungan romantis, biasanya dengan seseorang yang dianggap “kuat”.
Figur seorang laki-laki gagah dan kuat yang datang sebagai seorang penyelamat adalah imajinasi yang dibentuk oleh seseorang dengan Sindrom Cinderella Complex.
Selain itu, dengan selalu berada di dalam hubungan romantis dengan figur laki-laki tersebut, seseorang dengan Sindrom Cinderella Complex akan merasa lebih aman, karena ia menganggap pasangannya akan melindungi dan menyelamatkan dirinya.
Itulah dia beberapa tanda seseorang yang memiliki Sindrom Cinderella Complex. Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Bela!