Kematian adalah sesuatu yang pasti dalam hidup. Di mana, sedang apa dan bagaimana cara kita dijemputnya merupakan rahasia Tuhan. Mendapati kenyataan ditinggal orang terkasih terlebih orang tersebut adalah orangtua kita, pastilah menyisakan kehilangan yang mendalam. Kita akan merasa seperti berakhirnya hidup dan nggak ada lagi tempat berkeluh kesah senyaman ke orangtua sendiri.
Banyak orang yang nggak menyadari bahwa secara psikologis mereka tengah terluka ketika kehilangan orang terkasih. Bahkan ada yang turut mengakhiri hidupnya karena sudah sangat bergantung pada orangtua sehingga seperti kehilangan arah ketika orangtua meninggal. Berikut cara agar bisa lebih menerima dengan ikhlas kenyataan bahwa orangtuamu telah tiada.
Jika ingin menangis, menangislah, Bela. Menangis dengan keras agar hatimu lebih lega dan bebanmu juga nggak tertahan. Orang-orang Victoria membutuhkan waktu dua hingga empat tahun untuk menangisi kematian. Kamu nggak harus selama itu. Sebetulnya bisa berbeda pada masing-masing individu. Hal yang bisa kamu lakukan adalah menerima perasaanmu jika kamu tengah berduka. Menyesal boleh saja, asalkan nggak membuat kamu semakin terpuruk. Jika ada janjimu pada orangtua yang belum ditepati, daripada terus hidup dalam penyesalan, cobalah untuk merelakannya.
Misal, jika kamu berencana akan menaikkan haji orangtuamu namun nggak terlaksana karena Tuhan lebih sayang orangtuamu dan memanggilnya lebih dulu padahal kamu sudah menabung. Tabungannya bisa kamu sedekahkan atas nama orangtuamu. Hal tersebut bisa jadi bekal mereka juga, Bela.
Meninggalnya orang yang kamu sayangi memang merupakan suatu peristiwa besar dalam hidupmu. Hindari terburu-buru membuat keputusan apalagi saat emosi, misal menjual aset orangtua dan menggunakan dananya untuk investasi. Ketika emosi, kemampuan berpikir rasional kita akan menurun. Untuk menghindari keputusan yang akan membuatmu menyesal nantinya, tahan dulu, Bela. Buatlah keputusan setelah menimbang baik buruknya dan kondisi emosionalmu lebih tenang.
Tempat sharing dan dukungan sangat kamu butuhkan saat ini. Menceritakan keluh kesahmu dan bebanmu pada orang lain membantumu mengurai emosi. Dukungan dan sharing yang dilakukan orang-orang terdekatmu membuatmu lebih kuat dan menghindarkan pikiran bahwa duniamu berakhir.
Mendekatkan diri pada Tuhan akan membuatmu lebih tenang menjalani hidup. Hal-hal yang meresahkanmu akan pudar seketika saat kamu percaya bahwa ada hikmah di balik ini semua. Dengan lebih dekat dengan Tuhan pun, kamu akan bisa lebih kuat menjalani hidup dan lebih banyak bersyukur.
Sabar dengan diri sendiri artinya bisa menerima perasaanmu. Saat kehilangan, akui kamu tengah kehilangan dan butuh waktu untuk berduka. Daripada harus berpura-pura bahwa kamu kuat dan malah berpikir untuk melupakannya. Melupakan bukanlah solusi membuatmu tenang. Kadang, kita marah pada diri sendiri karena nggak bisa move on dan masih saja bersedih bahkan menyalahkan Tuhan. Bersabarlah terhadap diri sendiri, Bela. Semua juga ada waktunya. Yakinkan itu. Ingatkan dirimu bahwa semua hal membutuhkan proses, begitu pun bangkit dari rasa sedih.
Setelah kamu mulai bisa menerima semuanya, susunlah lagi hidupmu. Buat lagi daftar dan mimpimu dan cobalah untuk mengejarnya kembali. Dengan begitu, orangtuamu pasti akan bangga memiliki anak sepertimu.