Menikmati sebuah hubungan yang harmonis dengan ayah tentu idaman semua anak perempuan. Terlebih, sosok ayah memiliki peran penting dalam kehidupan cinta pertamanya kelak. Kehadiran seorang ayah yang dekat dengan anak perempuan sangat memengaruhi kepribadiannya saat beranjak dewasa.
Jika seorang anak belajar kelembutan dari kasih sayang ibu, maka dari kasih sayang ayah, seorang anak belajar memilah dan menentukan kriteria pasangan hidup. Oleh karena itu, tak heran jika seorang anak mencari sosok pasangan hidupnya, seperti sosok sang ayah yang tegas tapi penyayang, dan mampu melindungi dirinya.
Tapi, tak semua anak perempuan merasakan kehangatan yang terjalin dengan sosok sang ayah karena berbagai faktor. Kehilangan figur utama dalam keluarga, sekaligus cinta pertamanya menjadi sebagian alasan perempuan memilih single, hingga menemukan sosok idaman yang dapat membuatnya nyaman. Hubungan yang tak harmonis dengan ayah juga memunculkan beberapa hal yang kerap dirasakan oleh perempuan single. Apa saja sih, hal tersebut? Yuk, simak di bawah ini:
1. Mengalami gejolak emosi yang labil
Kamu pasti pernah merasakan gelojak emosi yang berlebih pada diri dan sulit mengontrolnya?. Yup, perasaan tersebut hadir kala figur ayah hilang dalam hidup seorang anak perempuan.
Kurang hadirnya sosok ayah di benak anak perempuan memberi dampak yang cukup besar bagi kestabilan emosi. Seorang perempuan yang tumbuh besar tanpa kasih sayang dan perhatian dari ayah akan mengalami gejolak emosi yang labil mulai dari lebih mudah marah, tidak dapat mengontrol emosi sedih, agresif, sampai depresi.
Tak hanya jarang pula, emosi negatif itu membawa dampak buruk pada hubunganmu dengan lawan jenis. Emosi yang labil acapkali membuat kamu sulit, takut, dan cemas menjalin hubungan yang serius. Ada perasaan khawatir yang timbul ketika kamu berdekatan seorang pria, karena pernah ditinggalkan dan dikecewakan oleh seseorang yang paling dekat dengan dirimu.
2. Sulit menemukan kriteria pasangan hidup
Mungkin benar adanya, sosok ayah adalah cinta pertama dari seorang anak perempuan. Ketika beranjak dewasa, kamu pasti berusaha menemukan sosok pendamping yang serupa dengan sosok sang ayah agar bahtera rumah tanggamu seromantis dan seakur orang tua kamu dulu.
Tapi, saat sosok tersebut tidak sesuai harapan, kamu mulai mempertanyakan, “kriteria laki-laki yang baik itu seperti apa?” kepada diri sendiri dan lingkungan saat dirimu mulai mencari kekasih hati.
Karena, nggak adanya contoh sifat dan sikap yang baik dari sosok sang ayah, tak ayal rasa bimbang menjadi faktor kesulitanmu mengetahui laki-laki yang cocok dan nyaman dengan dirimu.
3. Mencari kasih sayang dan perhatian dari pria yang lebih tua
Hilangnya rasa kasih sayang dan perhatian dari sosok ayah membuat seorang perempuan cenderung mencari pelarian ke pria yang lebih tua darinya, yang dapat memberikan kasih sayang, perhatian, dan mengayominya. Karena, dulunya tak pernah mendapatkan hal serupa.
Meski tak semuanya seperti itu, mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari pria yang lebih tua membuatnya seperti merasakan kasih sayang dari seorang ayah, walau peran tersebut tergantikan oleh pria lain.
Tak heran apabila kamu melihat ada perempuan yang mengencani pria yang lebih tua, kemungkinan ada sosok penting yang hilang dalam dirinya sehingga memilih orang lain yang menggantikannya. Dan, terkadang sosok yang lebih tua dapat membuat seorang perempuan single jauh lebih nyaman dan aman ketika bersamanya daripada dengan pria yang seumur atau di bawah mereka.
4. Timbul rasa tidak percaya pada semua pria
Membangun kepercayaan itu sungguh sulit tapi merusaknya, bisa dalam sekejap. Begitu pula yang terjadi, ketika seorang anak perempuan ditinggalkan, diabaikan, dikecewakan oleh sosok ayah, maka cara pandangnya terhadap laki-laki pun perlahan berubah.
Kamu pasti merasakan yang namanya semua laki-laki itu sama seperti dengan ayahmu yang mengecewakan dan membuat luka. Dalam benakmu, laki-laki bukanlah sosok yang dapat bertanggung jawab, mencintai sepenuh hati wanitanya, dan melindungi keluarganya.
Pikiran negatif inilah yang membuat kamu mengalami rasa tidak percaya pada semua laki-laki dan enggan melangkah ke sebuah hubungan yang melibatkan perasaan. Kamu memilih untuk membentengi diri dari rasa sakit agar kejadian yang sama nggak terulang.
5. Menjadi sosok yang lebih tangguh dan independen
Saat seorang ayah memberi luka pada seorang anak perempuan, mau sampai kapan pun, luka itu menjadi hal paling membekas dan sulit dilupakan. Kenangan dan kejadian buruk itu membuat kamu yang mengalaminya berusaha menjadi sosok yang tangguh terhadap segala hal.
Berupaya menyelesaikan masalah sendiri, tanpa meminta bantuan orang lain. Bagimu, menggantungkan hidup pada orang lain memberi rasa khawatir akan ditinggalkan kembali. Oleh karena itu, kamu memilih menjadi independen biar nggak tersakiti.
Meski jauh di lubuk hati, jiwa kamu rapuh dan membutuhkan pertolongan. Tapi, pengalaman masa lalu yang tak mudah dilewati menjadikanmu sosok yang baik-baik saja dari luarnya
6. Merasa risih dengan perlakuan baik yang diterima
Bukannya nggak ingin menerima perlakuan baik dari pasangan atau lingkungan, tapi hampa dan dinginnya perlakuan yang kamu terima dari keluarga terutama ayah. Membuat kamu merasa risih dengan perlakuan baik yang diterima, karena selama ini kamu jarang mendapat perlakuan tersebut.
Saat menerima perlakuan baik tersebut, kamu merasa tak layak untuk diperlakukan demikian dan terkadang, perlakuan baik itu hanya pemanfaatan belaka. Sehingga, kamu berupaya menolak dengan berbagai cara. Tak jarang, menimbulkan kesalahpahaman di kedua belah pihak.
7. Takut untuk berkomitmen
Komitmen menjadi momok yang bakal kamu hindari saat hubunganmu dengan sang ayah tak berjalan harmonis. Kesiapanmu menjalin hubungan dengan pria yang dicintai ke jenjang yang serius, pernikahan terhalang oleh keraguan.
Bayang masa lalu akan sosok ayah yang hilang atau memberi luka tak kunjung membuatmu berani melangkah. Meski orang yang mencintaimu telah berjanji akan menjagamu sepenuh hati, tapi tetap saja rasa sakit itu masih ada. Butuh waktu lebih dan usaha memulihkan diri dari pertengkaran batin untuk dapat membuat maju berkomitmen atau kamu akan selamanya terpenjara dalam lingkar ketakutan.
8. Memiliki citra diri yang buruk
Kehilangan identitas diri tak hanya terjadi di karier, tapi kurang kasih sayang dari sosok sentral dalam hidup turut membuat kamu kehilangan identitas diri. Bahkan, parahnya, kamu terus beranggapan bahwa kamu tak pantas dicintai, tak pantas dihargai, cenderung pemalu, dan kurang percaya diri.
Citra diri yang buruk inilah yang perlahan menggeroti dirimu dan memilih mengasingkan diri dari pergaulan. Tertutup terhadap semua masalah dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Perilaku menyimpang seperti self harm kerap menghantui dirimu, karena dengan menyakiti diri, kamu merasa puas dan bahagia. Padahal, perilaku tersebut semakin membuatmu terpuruk. Cobalah untuk mencintai dan menghargai diri sendiri terlebih dahulu agar kepercayaan diri kamu terbangun dengan baik.
Merasakan kehilangan sosok ayah memang pengalaman terberat yang harus dilewati. Tak mudah, tapi salah satu cara melewatinya adalah berdamai dengan masa lalu, sepahit apa pun itu. Pulihkan dirimu dan carilah pertolongan jika kamu memerlukannya. Jangan dipendam sendiri ya, Bela.