Cinta merupakan bagian dari kehidupan. Bentuk dan maknanya juga beragam. Tergantung dari sudut pandang dan dampak yang ia bawa. Belakangan, banyak yang memutuskan berstatus single dan lebih memilih mengejar karier dan pendidikan. Banyak alasan untuk nggak menikah atau memiliki pasangan.
Bukan hal yang salah ketika seseorang ingin fokus ke karier atau pendidikan karena itu pilihan hidup mereka. Namun ada juga yang betah sendiri karena takut jatuh cinta. Selain faktor ideologi, trauma akan cinta juga bisa menjadi penyebab seseorang memutuskan nggak ingin jatuh cinta. Berikut beberapa hal yang bisa kamu terapkan agar nggak menghidari jatuh cinta.
Memahami perasaan sendiri memang butuh waktu seumur hidup. Banyak yang nggak mengerti tentang perasaan sendiri yang membuat kita seperti kehilangan arah bahkan kehilangan jati diri. Nah Bela, langkah awal untuk memahami diri sendiri adalah dengan mencintai diri sendiri. Kenali apa yang kita suka, nggak suka, kelemahan, kelebihan serta potensi yang kita miliki.
Dengan mencintai diri sendiri, kita akan mulai mengenal perasaan kita. Hal tersebut akan mempermudah dirimu untuk merasakan cinta yang diberikan orang lain. Kebanyakan, kita nggak bisa merasakan kasih sayang yang diberikan orang lain selama kita nggak mencintai diri sendiri.
Siapa pun pasti pernah sakit hati kok, Bela. Pernah patah hati, dikhianati, atau disakiti berkali-kali. Cara menghadapi trauma sakit hati adalah dengan menyadari bahwa setiap kejadian yang kita alami pasti akan memberikan pelajaran. Hal yang harus kamu lakukan ketika trauma adalah dengan mengakui jika kamu sakit hati, trauma, kemudian ubahlah cara pandangmu untuk selalu melihat hal-hal positif dari setiap kejadian.
Bisa menerima sakit hati dan kekecewaan akan membantumu move on lebih cepat dan yakin, jika sesuatu hal ditakdirkan untukmu pasti akan menjadi milikmu.
Orang yang takut jatuh cinta merupakan orang yang takut mengenal dirinya. Banyak yang cemas karena merasa nggak baik, nggak pantas dicintai, atau overthinking membuat seseorang menjadi pribadi yang tertutup.
Sejatinya setiap orang punya kelebihan dan kekurangan kok, Bela. Nggak ada manusia yang sempurna. Dalam suatu hubungan, kesempurnaan bukanlah jaminan akan berjalan langgeng. Saling menerima dan melengkapi merupakan kunci kelanggengan hubungan.
Cinta itu nggak rumit, begitu juga lelaki. Banyak yang merasa nggak memahami lelaki lantas beranggapan jika mencintai lelaki itu rumit. Sebetulnya nggak rumit asalkan kita memiliki kecakapan dalam berkomunikasi. Salah satu penyebab kandasnya hubungan adalah kesalahpahaman.
Setiap langkah yang kita ambil pasti akan memberikan sedikit banyak perubahan pada rutinitas. Sama seperti cinta, perubahan juga bagian dari hidup. Kita nggak bisa menghindar dari perubahan.
Biasanya kamu hanya memikirkan diri sendiri ketika akan bertindak atau membuat keputusan. Jika sudah berpasangan, mau nggak mau kamu harus belajar untuk menghargai dan berkorban. Pendapatmu dan pendapat pasanganmu sama pentingnya. Nah perubahan seperti ini yang sering dihindari orang yang takut jatuh cinta karena merasa belum bisa berkomitmen.
Semua itu butuh proses. Nikmatilah prosesnya. Banyak yang mengatakan jika kita terlalu cepat atau terburu-buru dalam hubungan kebanyakan nggak bertahan lama. Proses wajarnya diawali dengan pertemanan yang berlanjut ke teman dekat dan akhirnya memutuskan hubungan. Dari setiap proses tersebut kalian akan belajar memahami karakter satu sama lain.
Ketakutan merupakan salah satu tanggapan emosi terhadap ancaman. Cara yang paling banyak orang lakukan disaat takut adalah menghindar atau menjauh. Begitu pun denganmu yang pernah mengalami pahitnya jatuh cinta. Karena sudah berpikir bahwa jatuh cinta merupakan hal yang menkautkan, kamu jadi menutup diri.
Ketakutan haruslah dihadapi agar kamu bisa terus melangkah. Cara menghadapi ketakutan adalah dengan tahu apa yang membuatmu takut, bayangkan sisi pahitnya dan buatlah rencana yang harus kamu lakukan jika hal itu terjadi. Selain itu cara menghadapi ketakutanmu akan jatuh cinta adalah dengan meminta bantuan ahli seperti psikolog atau terapis.