Perkara memaafkan atau melupakan merupakan sebuah pilihan. Dalam hidup pasti semua orang pernah melakukan kesalahan. Nggak ada manusia yang sempurna ya, Bela.
Kadang, hal yang seharusnya bisa kita maafkan atau lupakan menjadi hambatan. Kita nggak sadar telah terfokus pada hal yang seharusnya bukan masalah besar. Nggak jarang kita malah sering mengungkitnya.
Berikut panduan memaafkan atau melupakan yang bisa kita pertimbangkan dalam memutuskan dua hal tersebut. Jangan sampai hal yang harus kita lupakan malah diingat selalu dan dibesar-besarkan.
Memaafkan
Memaafkan itu murni urusan antara diri kita sendiri. Entah orang lain meminta maaf atau nggak, memaafkan itu menjadi pilihan kita. Lebih tepatnya, memaafkan adalah cara kita berdamai dengan diri sendiri. Ada beberapa pertimbangan ketika seseorang berbuat salah pada kita. Apakah kesalahannya dapat dimaafkan atau nggak. Jangan sampai kita berlarut-larut oleh kekecewaan yang berakhir penyesalan.
Saat seseorang menyadari kesalahannya dan segera meminta maaf padamu. Nggak mudah lho menyadari kesalahan dan meminta maaf. Banyak yang mengagungkan egonya sehingga menganggap bahwa dirinya selalu benar dan minta maaf itu nggak perlu.
Jadi, kalau ada yang segera meminta maaf setelah melakukan kesalahan, terimalah permintaan maafnya. Hal tersebut baik untuk hubungan kalian ke depannya.
Alih-alih berbicara secara langsung, ia malah meminta maaf via facebook atau perantara orang lain. Hal tersebut nggak menunjukkan penyesalannya dan keseriusannya mengakui kesalahan.
Ketika ada yang meminta maaf secara langsung padamu, ia sudah mengumpulkan keberanian dan pernyataan bahwa permintaan maafnya sungguh-sungguh dan tulus. Ia merasa bahwa menjelaskan padamu lebih penting ketimbang menjelaskan pada seluruh dunia. Ia mementingkan kepercayaanmu. Jadi, maafkan ya, Bela.
Kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja. Fungsi dari kesalahan adalah pembelajaran. Orang yang cerdas tentu belajar dari kesalahannya di masa lalu, sedangkan orang yang bodoh selalu melakukan kesalahan yang sama. Seperti keledai yang selalu jatuh di lubang yang sama.
Jika seseorang meminta maaf padamu akan kesalahan yang baru pertama kali ia buat, ia memang benar-benar paham dan tulus menyatakan permintaan maafnya. Namun Bela, jika ia meminta maaf untuk kesalahan yang sama secara berulang, kamu perlu meragukan permintaan maafnya selama ini. Bisa jadi ia nggak akan pernah menyesal. Ia juga menganggap bahwa semua masalah akan selesai hanya dengan berkata maaf tanpa ada ketulusan dan penyesalan sama sekali.
Melupakan
Hal-hal kecil yang seharusnya kamu lupakan agar kamu bisa fokus pada sesuatu yang lebih berarti. Kadang kita terjebak dengan hal sepele. Karena hanya fokus pada hal sepele, secara nggak langsung kamu mengembangkan hal sepele tersebut menjadi hal besar. Tentu nggak enak untuk kehidupan sosialmu kelak. Kamu bisa dianggap drama queen dan membuat orang malas bersosialisasi denganmu. Jangan sampai ya, Bela. Sebelum akan mengungkit sesuatu, coba deh kamu pikirkan terlebih dahulu.
Suatu sikap yang bijaksana ketika kita paham benar setiap orang pernah salah dan kita nggak ambil pusing dengan kesalahannya. Wajar jika kita memberikan kesempatan kedua pada orang lain. Tindakan tersebut merupakan cerminan kematangan emosi. Jadi, lupakan saja ya. Nggak usah dimasukkan ke hati.
Salah satu hal yang terpenting adalah keyakinan atau kepercayaan. Kepercayaan itu akan susah payah dibangun dan membutuhkan waktu lama. Jadi, jika ada yang menyia-nyiakan sebuah kepercayaan, jangan kira akan mudah mengembalikannya.
Karena sudah lama mengenal dan saling mengerti, kita telah memberikan kepercayaan pada orang yang dekat. Tanpa ia perlu susah payah membuktikan, kita sudah percaya begitu saja. Jadi ketika ia membuat kesalahan, kita akan dengan mudahnya memberi maaf dan melupakan. Bagimu, ia adalah salah satu orang penting yang ingin kamu pertahankan.
Salah satu tanda kita harus melupakan kesalahan seseorang yakni kesalahannya sama sekali nggak memberikan dampak berarti bagimu atau baginya. Seperti nggak sengaja menumpahkan minuman ke bajumu. Tentu akan memberikan dampak sedikit saja pada waktu itu namun nggak akan berlanjut dan kalian ungkit. Atau seperti nggak sengaja menginjak kakimu saat berjalan.
Kadang kita terjebak dalam dua pilihan ini, namun seenggaknya sekarang kamu jadi lebih bisa menentukan sikap seperti apa yang ingin kamu tunjukkan. Apakah kamu sendiri juga punya pengalaman antara memaafkan atau melupakan? Tulis cerita kamu di kolom komentar, ya.