Pada usia 30 tahun, kamu akan dihadapkan pada banyak tantangan hidup, salah satunya tentang percintaan dan kehidupan berumah tangga. Saat satu persatu kawan memberikan undangan pernikahan serta melanjutkan hidup ke arah sana, kamu masih juga sendiri dalam menjalankan keseharian.
Meski masih tergolong muda, usia 30 dianggap sudah cukup matang untuk menikah, sehingga nggak heran ketika kamu mulai dilanda keresahan apalagi ketika orang-orang sekelilingmu mulai bertanya tentang pernikahan.
Selain pertanyaan "kapan menikah" yang kerap kali terlontar, ada hal lain yang bakal dirasakan oleh perempuan berusia 30 tahun yang masih single.
Popbela telah merangkumnya di bawah ini agar kamu tidak merasakannya sendirian:
1. Berjuang dalam diam
Buat kamu yang masih sendiri, memanjatkan doa secara diam-diam dalam setiap ibadah seolah menjadi aktivitas yang tidak terlewatkan. Kamu sadar bahwa jodoh tidak datang hanya dengan berusaha, tapi juga perlu meminta kepada sang Pemilik yang mampu membolak-balikkan hati agar jodoh segera datang padamu. Saat orang lain melihat kamu terlalu santai menjalani hidup sendirian, nyatanya kamu berjuang untuk memberikan yang terbaik pada diri sendiri tanpa perlu orang lain ketahui.
2. Memilih berdiam diri di rumah saat malam minggu tiba
Malam minggu menjadi malam yang paling ditunggu oleh pasangan untuk menikmati waktu berdua setelah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jalanan penuh dengan lalu-lalang orang yang bergandengan, resto-resto ramai dengan tawa canda dari beberapa pasangan.
Keramaian inilah yang kamu hindari saat diri masih belum menemukan pasangan sejati. Daripada harus menatap iri, kamu memilih berdiam diri di rumah daripada berkeliaran di tempat umum seperti mall, bioskop, atau restoran. Kamu menciptakan kesenanganmu sendiri dengan santai menonton drama atau film dì Netflix sambil menyediakan camilan.
3. Muncul perasaan sepi yang tidak bisa dihindari
Tidak dapat dipungkiri, kesendirian dalam waktu cukup lama akan memunculkan rasa sepi yang tidak dapat dihindari. Rasa sepi yang muncul saat kamu melihat pemandangan sederhana tapi belum bisa kamu alami dengan sendirinya seperti dijemput sang kekasih pulang kantor, makan bersama atau menonton bioskop untuk melepas penat. Sementara kamu harus sendirian saat pulang kantor dan menikmati jajanan kaki lima sambil terus berharap jodoh kamu akan segera datang.
4. Ada perasaan iri saat melihat unggahan seorang teman tentang anaknya
Memang, sih, media sosial menjadi sarana kamu untuk tetap terhubung dengan teman lama tapi saat teman sebayamu sudah pada menikah, otomatis unggahan mereka di media sosial juga akan berubah. Mereka yang dulu senang mengunggah yang berhubungan hobi, tempat makan, skincare, atau fashion kini tergantikan dengan unggahan tentang masa-masa indah bersama pasangan atau memposting kelahiran bayi pertamanya.
Di satu sisi, kamu merasa bahagia teman-teman sebayamu memiliki seorang anak bayi mungil yang melengkapi kebahagiaan hidup mereka namun di sisi lain, ada perasaan iri yang hinggap saat kamu melihat unggahan tersebut. Ingin rasanya segera menimang seorang bayi layaknya teman-teman sebaya dirimu.
5. Mencari kebahagiaan lain
Meski teman-teman yang lain sudah pada bahagia dengan keluarga kecilnya, kamu enggan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sama. Kamu memilih untuk mencari kebahagiaanmu sendiri dengan berbagai macam aktivitas seperti berpetualang sendiri ke tempat baru, menonton konser idola, atau melakukan liburan ke beberapa negara sekaligus. Hal-hal yang membuat kamu lebih bahagia dengan mengalihkan pikiran dari tuntutan akan jodoh.
Belum juga berjodoh belum tentu kamu nggak laku, lho, Bela. Mungkin saja waktunya belum tepat untukmu. Toh, pada akhirnya kamu harus tetap bahagia meski sendirian.