Banyak yang bilang punya pasangan rasa teman merupakan hal yang menyenangkan! Bukan hanya nonton dan makan malam romantis, kamu juga bisa berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai banyak hal. Hobi, keluh kesah, cita-cita, jokes receh, hingga politik bisa kamu ceritakan padanya!
Meski sepanjang obrolan terasa asyik dan menyenangkan, kamu tahu nggak, Bela, ternyata ada topik yang sensitif untuk kamu bicarakan dengan pasanganmu, lho. Benar! Nggak cuma kamu yang menghindari beberapa topik tertentu, kok. Ternyata laki-laki juga memendam rasa benci terhadap beberapa topik yang dianggapnya menakutkan. Penasaran apa saja topik tersebut?
Bela, kamu nggak salah baca, kok! Meski terlihat nggak peduli pada diet, nyatanya bukan cuma perempuan yang takut untuk membahas soal kondisi badan. Diam-diam mereka juga khawatir akan penampilannya dan merasa terintimidasi dengan stereotip para laki-laki yang harus berbadan atletis, tegap, bahkan memiliki six pack seperti para atlet kebanggan Indonesia. Tanpa kamu sadari, mereka lebih rajin ke gym daripada kamu, lho!
Semakin dewasa, laki-laki pun akan mengalami pertumbuhan rambut di bagian-bagian tertentu. Nggak jarang, rambut tersebut tumbuh lebat hingga bisa terlihat jelas seperti kumis, jenggot, kaki, bahkan bagian dada dan perut. Meski sebagain besar perempuan menganggapnya seksi, ternyata ada juga laki-laki yang menganggap rambut dan bulu di badannya cukup mengganggu. Bahkan, kondisi tersebut terkadang mengganggu kepercayaan diri mereka. Lucunya, sebagian laki-laki yang terlahir nggak ditumbuhi jenggot atau kumis, juga merasa nggak percaya diri karena merasa kurang macho. Wah, serba salah, nih.
Bela, bagaimana sih sosok laki-laki idamanmu? Kalau sosok yang selama ini banyak diidamkan para perempuan adalah laki-laki berbadan tegap dan tinggi, nggak heran kalau topik tinggi badan bisa menjadi isu sensitif untuk kamu bahas dengan si dia. Terlebih jika tinggi badannya kurang dari rata-rata laki-laki Indonesia. Sama seperti kita yang merasa kurang langsing, tinggi badan pun dapat memengaruhi kepercayaan diri laki-laki. Terlebih lagi, laki-laki dengan ego yang tinggi cenderung ingin tampak lebih tinggi agar dapat berperan sebagai ‘pelindung’ bagi pasangannya.
Diet mungkin selalu menjadi topik hangat antara kamu dan teman-temanmu. Obrolan makan siang, menu sehat, jadwal olahraga, atau hasil timbangan yang menurun menjadi hal lumrah untuk kamu bagikan bersama orang lain. Meskipun jarang terdengar, para laki-laki sebenarnya juga memperhatikan diet makanannya, lho! Selain untuk menjaga kesehatannya, tentu saja laki-laki juga menginginkan badan idamannya. Namun, laki-laki memang nggak mengungkapkannya yang menunjukkan bahwa mereka sebenarnya juga peduli.
Hampir semua orang menganggap isu keuangan adalah topik yang sensitif untuk dibahas. Selain menyinggung soal privasi, pembicaraan soal keuangan juga dapat membuat pusing tujuh keliling. Apalagi anggapan laki-laki yang dituntut menjadi sumber penghasilan tentu akan membuatnya semakin malas untuk membahasnya. Nggak cuma untuk dirinya, para laki-laki pun tentu akan memutar otak untuk bisa terus memenuhi kebutuhan untuk orang-orang terdekatnya. Memang sih harus terbuka mengenai masalah ini. Namun, menyinggung dan meremehkannya justru akan memicu emosinya secara instan.
Karena terlahir dengan ego yang tinggi, jangan heran dengan sifat para laki-laki yang pencemburu. Meski kamu sering menganggap si dia nggak peduli bila kehilanganmu, bisa jadi si dia menyimpannya dalam-dalam karena takut untuk membicarakannya denganmu. Tanpa kamu sadari, pembicaraan yang menyangkut teman laki-laki di kantormu bisa saja membuatnya panas dingin! Sayangnya, mereka terlalu gengsi dan merasa kepercayaan dirinya turun kalau harus mengaku kalah dibanding laki-laki tersebut. Untuk menghindarinya, tunjukkan bahwa si dia cuma satu-satunya untukmu, Bela!
Tuntutan peran sebagai tulang punggung keluarga yang harus bisa diandalkan terkadang membuat laki-laki merasa harus menjadi orang yang sempurna. Kalau perempuan identik dengan sosok yang jago memasak, para laki-laki pun merasa dirinya harus bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti membetulkan keran, memasang gas, dan membenarkan atap yang bocor. Di balik keberaniannya, mereka takut dihakimi sebagai sosok yang lemah. Mengucapkan terima kasih bisa menjadi pujian terbaik untuknya.
Nah Bela, topik sensitif bagi setiap laki-laki memang berbeda-beda. Hanya saja, ketika mereka nggak pernah membicarakanya, bukan berarti mereka nggak peduli. Justru, bentuk diam dan mengalihkan pembicaraan merupakan cara dia untuk menghindari topik tersebut. Jangan paksa dia untuk bercerita, biarkan dia memulai terbuka padamu.