Certified Famili Constellation Therapist, Silvia Basuki, hadir dalam sesi talkshow "Love Across Generations: Bridging Communication Gaps And Creating Happy Connections" di hari kedua, Sabtu (4/5), BFA Jakarta 2024. Kehadiran Silvia Basuki berhasil memberi insight baru kepada pendengar seputar cinta dan komunikasi.
Menurut Silvia Basuki, seringkali ego dan ekspektasi pribadi menjadi hambatan saat berkomunikasi. Untuk itu, ia mengingatkan pendengar untuk belajar mengelola ekspektasi.
"Semua orang mempunyai ekspektasi sendiri-sendiri. Kita nggak bisa membaca pikiran orang. Kita harus belajar berkomunikasi supaya mereka ngerti kita maunya apa. Kebanyakan kita berekpektasi tapi kita nggak berani mengutarakan. Jadi, kalau kamu nggak mau mengutarakan gimana caranya orang ngerti kamu maunya apa?"
Keuntungan dari mengetahui love language orang terdekat
Menurut Silvia Basuki, mengetahui apa love language pasangan, orang tua atau teman akan sangat membantu kamu selama masa pendekatan. Hal tersebut juga akan membantu kamu saat ingin membangun komunikasi yang lebih harmonis dengan orang-orang tersayang.
"Love language setiap orang berbeda-beda biarpun kamu dalam satu keluarga. Tapi kalau misalnya kita lebih bisa mengetahui love language-nya sebenernya itu sesuatu benefit."
Mengambil langkah terlebih dahulu agar hubungan membaik
Seringkali, masalah komunikasi terjadi antara orang tua dan anak terjadi akibat perbedaan generasi. Tak jarang pemikiran orang tua yang dianggap close minded serta kurangnya rasa 'pengertian' dari sang anak membuat hubungan keduanya menjadi renggang.
Memahami bahwa tak sedikit yang mengalami masalah serupa, Silvia Basuki memberi saran untuk kita—sebagai anak—agar mengambil langkah untuk berkomunikasi terlebih dahulu.
"Kita ini udah kebiasaan kalau mau pesen barang, gitu, langsung sampai. Jadi, kita punya mindset kebiasaan punya sesuatu secara instant. Tapi, untuk bisa bicara dengan ayah atau ibu yang mungkin lebih kolot daripada kita itu butuh waktu untuk pendekatan."
Gengsi itu overrated!
Bagi Silvia Basuki, persoalan seputar gengsi terlalu dilebih-lebihkan. Hanya karena gengsi banyak orang melewatkan kesempatan berharga. Jadi, mau sampai kapan menunda-nunda hanya karena gengsi?
"Gengsi itu overrated. Jadi, maksudnya, mau gengsi sampai kapan? Everyday kita hidup dan itu sebenernya tergantung kita sendiri. Kita mau full live in our life atau nggak. Dengan kita bisa membuka diri kepada orang tua, walau harus ada discussion dulu, yaudah kita hadapin aja. Tapi, setelah itu, biasanya sudah selesai (permasalahannya)."
Yuk, mulai perbaiki cara kita berkomunikasi dan belajar mengurangi gengsi biar nggak menyesal di kemudian hari.