Dalam agama Islam, berhubungan intim merupakan ibadah yang dapat mendatangkan pahala bagi pasangan suami istri. Sebagai agama yang sempurna, Islam juga mengatur secara detail bagaimana cara berhubungan intim yang baik dan benar. Meski bernilai ibadah, namun ada adab yang harus dipatuhi, serta larangan yang tidak boleh dilanggar saat berhubungan intim.
Adab saat berhubungan seks juga membantu untuk memberikan kenyamanan bagi kedua belah pihak, baik suami atau istri. Maka dari itu, yuk simak dulu tata cara dan adab berhubungan seks dalam ajaran Islam agar menuai keberkahan.
1. Ikhlaskan niat untuk mencari pahala
Setiap ibadah akan bernilai pahala tergantung dari niatnya. Maka dari itu, niatkan bercinta dengan pasangan untuk menjaga diri dari zina atau selingkuh, menghasilkan keturunan, dan mengharap pahala sebagai bentuk sedekah. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim, no. 2376)
2. Melakukan pemanasan sebelum bercinta
Sesuai dengan tata cara dan adab berhubungan seks dalam ajaran agama Islam, suami istri tidak boleh terburu-buru saat ingin mulai bercinta. Perlu ada pemanasan terlebih dahulu atau yang dikenal dengan istilah foreplay. Misalnya, menggoda atau melakukan sentuhan fisik seperti berciuman, pelukan, atau meraba area sensitif di tubuh pasangan agar lebih bergairah.
3. Membaca doa sebelum berhubungan intim
Sebelum melakukan hubungan intim, pasangan suami istri sebaiknya melafalkan doa terlebih dahulu. Doa ini dimaksudkan agar kita dijauhkan dari setan saat melakukan hubungan suami istri. Adapun lafal doanya ialah:
بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Bismillah, allahumma jannibnas-syaithaan wa jannibis-syaithaana maa razaq-tanaa"
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”
4. Boleh menyetubuhi istri dari arah mana saja
Islam menghalalkan segala variasi atau cara dalam berhubungan seks, selama di kemaluan. Artinya, seorang suami diperbolehkan menyetubuhi istrinya dari arah mana saja, selama hanya di satu lubang, yakni kemaluan. Hal tersebut berdasarkan firman Allah Ta’ala,
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوٓا أَنَّكُمْ مُّلٰقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (QS. Al Baqarah: 223)
5. Dilarang berhubungan seks melalui dubur
Dalam Islam, kita dilarang berhubungan intim melalui dubur atau seks anal. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 223 di atas bahwa istri merupakan ladang tempat suami bercocok tanam. Tempat benih tersebut disemai adalah di kemaluan, bukan di dubur. Hadits yang mendasari larangan ini adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا
“Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad 2: 479)
6. Tidak boleh berhubungan seks saat istri sedang haid
Selain larangan untuk melakukan seks anal, Islam juga tidak membolehkan suami menyetubuhi istrinya yang sedang haid. Suami tetap boleh melakukan aktivitas seksual lainnya, selama tidak bersenggama di kemaluan. Penjelasan tersebut terangkum dalam surat Al-Baqarah ayat 222.
وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَآءَ فِى الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوّٰبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: 'Haid itu adalah suatu kotoran'. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 222)
7. Wudhu jika hendak mengulangi hubungan intim
Pengantin baru atau pasangan yang sedang program menambah momongan biasanya bisa melakukan hubungan intim lebih dari sekali dalam satu ronde. Mengulangi sekali, dua kali, atau tiga kali pun tak mengapa. Namun, kita disunnahkan untuk berwudhu ketika hendak mengulang hubungan intim. Tujuannya agar menambah kesegaran dan semangat untuk melanjutkan ronde selanjutnya.
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ ». زَادَ أَبُو بَكْرٍ فِى حَدِيثِهِ بَيْنَهُمَا وُضُوءًا وَقَالَ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُعَاوِدَ
Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” Abu Bakr dalam haditsnya menambahkan, “Hendaklah menambahkan wudhu di antara kedua hubungan intim tersebut.” Lalu ditambahkan, “Jika ia ingin mengulangi hubungan intim.” (HR. Muslim, no. 308)
8. Mandi junub setelah berhubungan intim
Setelah melakukan hubungan intim, suami istri diwajibkan untuk mandi junub. Bahkan, meskipun suami tidak sampai keluar air mani atau sperma, tetap diwajibkan untuk mandi junub. Selain itu, suami juga tetap harus mandi wajib kalau keluar mani meskipun tidak sampai bersenggama di kemaluan, misalnya sperma keluar saat melakukan foreplay. Kewajiban mandi junub setelah berhubungan intim tertulis dalam Alquran surat An-Nisa ayat 43.
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَأَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوا ۚ وَ إِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰىٓ أَوْ عَلٰى سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَآئِطِ أَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَآءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisa: 43)
9. Tidak boleh menyebarkan kehidupan ranjang
Tata cara dan adab berhubungan seks dalam ajaran Islam terakhir, yakni haramnya seseorang menyebarkan kehidupan ranjang yang terjadi antara dirinya dengan pasangan. Menyebarkan hubungan ranjang bahkan dinilai sebagai pengkhianatan yang paling besar. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِى إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِى إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
"Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Muslim, no. 1437)
Itulah tata cara dan adab berhubungan seks dalam ajaran Islam yang perlu diikuti agar memperoleh pahala dan mendapatkan keberkahan. Jangan lupa diamalkan ya, Bela!