Bela, kalau disuruh memilih, lebih enak hidup di zaman sebelum ada internet atau setelah ada internet dan smartphone? Tentu, internet membawa begitu banyak dampak positif, tapi kelebihan internet bisa berdampak negatif jika digunakan oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab, salah satunya yaitu cyber-bullying.
Baru-baru ini, sebuah skandal tentang ratusan potret bugil tentara perempuan Amerika Serikat yang tersebar lewat situs layanan berbagi file Dropbox sedang ramai diperbincangkan. Sebagian perempuan terlihat telanjang dada, bugil seluruhnya, ada yang berpose selfie dan ada yang difoto oleh orang lain. Nggak hanya itu, rata-rata foto mereka juga menunjukkan identitas bahkan beberapa juga menunjukkan wajah mereka. Melansir dari Vice, folder yang diberi nama ‘Hoes Hoin’ ini telah dihapus dari Dropbox.
Meski bukan yang pertama kalinya terjadi, skandal ini tetap menyita perhatian dunia dan menimbulkan tanda tanya, “Bagaimana bisa para abdi negara memiliki foto seperti ini? Bagaimana pelaku mendapatkan semua foto personal tersebut? Lalu apa motifnya?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sedang diselidiki, tapi bukan berarti kita nggak bisa mengambil hikmahnya dari skandal ini. Sebagai perempuan, inilah yang perlu kita waspadai tentang foto telanjang.
Sebelum membahas lebih jauh tentang fakta naked selfie dan risikonya, coba kita bahas dulu tentang naked selfie. Umumnya, naked selfie atau foto telanjang adalah foto yang sangat pribadi yang hanya boleh dilihat oleh diri sendiri dan pasangan resmi kita.
Tujuan seseorang melakukan naked selfie bukan melulu tentang seks lho, tapi bisa juga bagi mereka yang mau hidup sehat, naked selfie (atau selfie dengan pakaian dalam) bisa dijadikan penyemangat sebelum mendapatkan bentuk tubuh ideal. Bisa juga karena ingin melihat perubahan fisik yang signifikan karena beberapa hal, misal seorang penyintas kanker payudara.
Apapun tujuannya, naked selfie tetaplah potret yang sangat pribadi sehingga harus disimpan secara baik-baik. Tapi adakah tempat yang benar-benar aman untuk menyimpannya? Sayangnya, di zaman modern ini, sepertinya nggak ada tempat terbaik untuk menyimpan naked selfie.
Selama ini, nggak sedikit orang yang mengira bahwa menyimpan foto pribadi di akun penyimpanan file adalah tempat teraman. Memang, hanya kitalah yang mengetahui password-nya. Tapi kemampuan hacker semakin hari semakin canggih. Dia bisa mendapatkan foto-foto pribadi dengan mudah.
Nggak hanya di internet, naked selfie pada smartphone juga bisa diperoleh dengan mudah. Walau file-nya sudah dihapus, file tersebut masih bisa ditemukan, apalagi misal kita menjual gadget kita tersebut ke orang lain yang jago dalam hal teknologi. Melansir dari Computer World, Presiden Avast Mobile, Jude McColgan, mengatakan, “Setiap orang yang menjual handphone-nya, mereka pikir mereka telah membersihkan data mereka seluruhnya.”
Berdasarkan laporan dari Pew Report, 15% orang dewasa berusia 18-24 dan 22% orang berusia 25-34 melakukan tren yang disebut sexting. Dalam sexting, biasanya orang saling bertukar naked selfie atau sexy selfie. Sexting kini dipandang sebagai ekspresi seksual modern yang mulai menggantikan ekspresi seksual secara tradisional dan itu sudah hal yang dianggap biasa.
Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh University of Northumbria menyatakan bahwa nggak banyak yang sadar kalau mengirim foto seksi bahkan telanjang sama saja dengan menjatuhkan diri ke tindak kriminal. Hal ini sering kali terjadi ketika seseorang baru mengenal lawan jenis di internet dan melakukan sexting. Ancaman pun nggak jarang ditemui. Ketika seseorang berhasil mendapatkan foto telanjang lawan jenisnya dan ingin meminta lebih namun nggak diindahkan oleh orang tersebut, maka pelaku bisa mengancam akan menyebarkan foto yang sudah ada di tangannya.
Naked selfie bukanlah isu baru. Beberapa artis juga pernah menjadi korban cyber-bullying karena fotonya disebar, bahkan pelaku berusaha mengambil keuntungan material dari foto tersebut. Nggak sedikit juga kejahatan tersebut dilakukan oleh pasangannya atau mantan pasangannya sendiri.
Sebagai perempuan, setelah mengetahui betapa besar risiko yang ditimbulkan, maka sebaiknya kita bisa melindungi diri kita baik-baik dengan nggak memotret diri kita sendiri dalam kondisi minim busana. Mulai sekarang, harus ekstra waspada terhadap konten yang kita bagikan kepada orang lain, termasuk pasangan. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan mereka lakukan terhadap foto kita ke depannya.