Pernahkah kamu mendengar istilah hiperseks? Menurut Psychcentral, hiperseks atau hypersexuality adalah kebiasaan disfungsional yang disertai dengan fantasi seksual, sering kali disertai dengan keinginan seksual baik kasual maupun non intim, pornografi, masturbasi kompulsif, dan mengobjektifikasi pasangan seksual setidaknya dalam waktu enam bulan.
Hiperseks sering pula dikaitkan dengan kecanduan seks dan kelainan jiwa. Hingga hari ini masih ada pro kontra apakah hiperseks termasuk dalam kelainan jiwa. Namun banyak orang yang menyadari bahwa hiperseksual membutuhkan penanganan khusus karena sudah melebihi batas normal. Bahkan, beberapa kasus penganiayaan sempat terjadi karena memiliki pasangan seorang hiperseksual.
Ciri seseorang dengan hiperseksual
Setiap orang memiliki sex drive yang berbeda dan nggak sedikit yang berpikir bahwa orang yang memiliki gairah atau sex drive yang tinggi merupakan seorang hiperseksual. Padahal, sex drive yang tinggi adalah normal jika itu nggak sampai mengganggu kehidupan orang tersebut atau orang lain.
Melansir dari Depression Alliance dan Medical News Today, ada beberapa ciri orang dengan hiperseks, antara lain:
- Dorongan seksual yang berulang-ulang yang ditunjukkan dalam sikap seperti masturbasi, menonton porno, berfantasi dan kegiatan seksual lainnya.
- Kegiatan seksual yang berlebihan hingga mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, meliputi karier, kehidupan sosial hingga rutinitas harian.
- Fantasi dan tingkah laku seksual muncul sebagai respons atas stres yang muncul (seperti bosan, kecemasan, depresi dan sedang mudah marah)
- Seseorang dengan hiperseks sangat sulit untuk mengontrol dorongan seksualnya. Namun hiperseks nggak bisa dijadikan alasan bagi seseorang untuk memaklumi perbuatannya, misal selingkuh.
- Bisa menimbulkan tindakan yang lebih ekstrem dengan pertimbangan yang minim, seperti masturbasi di depan umum, memiliki banyak pasangan, sering mengunjungi pusat prostitusi atau bergabung dalam prostitusi, eksibisionis, perkosaan, menggesekkan kelamin di bagian tubuh orang lain demi kepuasan seksual (frotteurism).
- Seseorang dengan hiperseks sering merasa malu dengan dirinya sendiri dan merasa bersalah sehingga menghalangi mereka untuk mencari bantuan.
Hiperseks nggak selalu tentang kecanduan pornografi
Ternyata ada pembeda yang cukup nyata antara orang dengan hiperseks dengan orang yang kecanduan menonton video porno. Mereka yang hiperseksual melakukan tindakan yang mengarah pada sesama manusia, sedangkan pecandu porno lebih pada kebutuhan visual. Selain itu, kecanduan porno bisa berpengaruh pada performa seks yang cenderung rendah, berbeda dengan hiperseks yang nggak memiliki masalah dengan performa seksnya.
Penyebab seseorang menjadi hiperseks
Hingga kini dunia medis masih belum bisa memastikan apa penyebab seseorang menjadi hiperseks. Namun ada beberapa faktor yang diperkirakan bisa berpengaruh pada perilaku hiperseks, salah satunya seperti kondisi keluarga yang buruk, di mana ia kerap mendapat kekerasan.
Dampak hiperseks
Seseorang dengan hiperseks berada dalam masalah karena tindakannya bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Bagi mereka yang sudah memiliki pasangan atau menikah, maka hubungannya terancam kandas karena hiperseks nggak selalu melakukan aktivitas seksualnya dengan pasangannya.
Ancaman lain yang datang yaitu mengidap penyakit menular seksual karena gonta-ganti pasangan dan enggan menggunakan pengaman. Dampak buruk lain juga bisa timbul dari sisi hukum, di mana hiperseks bisa melakukan aksinya kepada orang lain atau di depan publik.
Cara mengatasi seseorang dengan hiperseks
Orang dengan hiperseks membutuhkan pertolongan supaya aktivitas sehari-harinya nggak terganggu dan nggak merugikan dirinya atau orang lain. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:
- Identifikasi terlebih dahulu apa yang membuat ia mudah melakukan aktivitas seksual, apakah ada pemicu seperti visual yang berbau porno atau yang lain.
- Jika sudah memiliki pasangan, maka penting bagi pasangannya untuk turut mendukung orang tersebut mendapat bantuan dari profesional.
- Mendatangi psikiater dan bergabung dalam kelompok terapi.
Untuk menyembuhkan hiperseks, maka dukungan dari orang-orang terdekat seperti pasangan dan keluarga sangat penting. Setidaknya dukungan ini bisa membantu mengurangi sikap buruk yang bisa muncul sewaktu-waktu.