Dalam rangka menyambut Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati setiap 26 September, DKT Indonesia sebagai pioneer pemasaran sosial dalam kontrasepsi yang membawahi brand Kondom Sutra, Fiesta, Supreme dan Kontrasepsi Andalan menyelenggarakan media gathering dengan mengangkat tema “Terencana Sejak Muda.”
Bukan tanpa sebab, event ini digelar untuk membangun kesadaran generasi milenial mengenai pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya penggunaan kontrasepsi modern untuk mencegah kehamilan usia dini pada pasangan muda yang menikah di bawah umur 24 tahun.
Kamu tau nggak, Bela? Di Indonesia itu, sedikitnya ada 500 ribu kasus kehamilan remaja perempuan setiap tahunnya lho. Rendahnya pengetahuan anak muda terhadap kesehatan reproduksi (KESPRO) dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat serta terpercaya tentang kontrasepsi disinyalir menjadi dua penyebab utama kasus-kasus ini.
1. Edukasi dilakukan dengan mengikuti kebiasaan milenial
Milenial tentunya punya cara tersendiri dalam mendapatkan dan memproses informasi, setuju ‘kan? Ngaku deh, pasti kamu akan langsung browsing di internet kalau lagi penasaran tentang sesuatu. Baik itu tren fashion terkini, padu padan pakaian untuk foto OOTD, maupun untuk mencari rekomendasi restoran yang instagramable.
Menjawab kebiasan milenial, Aditya A. Putra, Strategic Planning Manager DKT Indonesia menjelaskan bahwa saat ini DKT Indonesia memiliki dua sasaran utama dalam hal edukasi kesehatan reproduksi. Salah satunya adalah mengakomodir kebiasaan pasangan milenial yang lebih banyak menerima informasi melalui media digital.
“Milenial merupakan generasi yang digital minded, memiliki pandangan yang lebih terbuka dan menyukai informasi yang kekinian serta menarik. Untuk menyasar pasangan millennials dalam hal perencanaan keluarga, kami giat melakukan berbagai aktivitas digital yang dikemas secara menarik dan meaningful,” ujar Aditya.
2. Memanfaatkan internet untuk menyajikan informasi kepada milenial
3. Sosialisasi juga mulai dilakukan ke berbagai sekolah dan universitas
Buat Bela yang masih bersekolah, sudah pernah mendapat edukasi kesehatan reproduksi belum? Jangan salah, edukasi kesehatan reproduksi ini bukan cuma untuk orang tua saja lho. Anak remaja menuju dewasa pun juga perlu tahu. Dengan demikian, anak sekolah pun akan semakin terhindar dari kasus-kasus yang berkaitan dengan reproduksi.
“Pada sasaran remaja, kami juga melakukan penjangkauan ke sekolah dan universitas, yang telah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Hingga sekarang, kami berhasil menjangkau lebih dari 22.000 mahasiswa dan siswa di 11 universitas dan 125 SMA,” ungkap Aditya.
4. Pasangan milenial saat ini masih dihantui mitos-mitos lama
Meskipun sudah hidup di era digital, milenial saat ini masih dihantui oleh mitos-mitos lama yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Padahal, mereka dapat dengan mudah menemukan sumber-sumber informasi akurat yang bisa mematahkan mitos-mitos tersebut.
Menurut drg. Widwiono, M.Kes selaku Plt. Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN, salah satu kendala utama edukasi kontrasepsi bagi pasangan muda adalah masih adanya mitos yang rancu. Pemerintah melalui BKKBN bersama mitra seperti DKT Indonesia, terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perencanaan keluarga dengan metode kontrasepsi modern yang hasilnya tentu lebih efektif dan efisien.
“Selain itu, kami berharap agar pasangan yang akan menikah nantinya lebih aktif mencari tahu mengenai informasi yang akurat seputar kontrasepsi pada sumber yang terpercaya. Sehingga tidak mudah termakan mitos tentang kontrasepsi,” lanjutnya.
5. Menjarakkan kehamilan akan mendatangkan manfaat bagi orang tua dan anak
Memang nggak ada yang bisa menandingi kelucuan anak-anak kecil. Mungkin ini salah satu yang membuat banyak orang tua yang buru-buru untuk menambah momongan. Akibatnya adalah jarak kelahiran yang terlalu cepat. Padahal, hal ini punya dampak negatif lho. Nah, supaya terhindar dari dampak negatif itu, yuk coba atur jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
“Manfaat kesehatan reproduksi bagi pasangan muda ketika menggunakan kontrasepsi untuk menunda dan menjarakkan kehamilan seperti terjaganya kesehatan reproduksi dari risiko penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi seperti kanker payudara, kanker serviks dan lain sebagainya. Mencegah terjadinya gangguan fisik dan psikologis akibat kehamilan yang tidak direncanakan. Meningkatkan kualitas diri dan mewujudkan mimpinya,” jelas dr. Uf Bagazi, SpOG dari RS. Brawijaya Antasari.
Dari kelima poin di atas, Bela jadi makin tahu 'kan pentingnya merencanakan kehamilan? Jadi, yuk mulai bahas soal rencana kehamilan dengan pasangan, Bela.