Tidak ada salahnya bila kamu dan pasangan ingin mengupayakan yang terbaik dalam hubungan. Namun hati-hati bila kamu atau justru pasangan kamu menetapkan standar yang terlalu tinggi, alias terlalu perfeksionis. Obsesi memiliki sebuah hubungan asmara yang sempurna tanpa cacat malah bisa merusak keintiman kalian berdua. Efeknya bukan cuma berisiko memicu konflik, juga mengancam kehangatan di ranjang. Bagaimana bisa? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Menurut Holly Richmond, PhD, seorang ahli hubungan sekaligus terapis seks di Los Angeles, memiliki sifat perfeksionis sebenarnya baik, selama bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Namun biasanya, kebiasaan perfeksionis ini bisa meluas dan memengaruhi hidup orang lain, bahkan hingga mencampuri hubungan asmara kamu. Nah, lambat laun ini bisa memicu konflik dalam asmara kamu dan pasangan.
Pasangan perfeksionis terbiasa menjalani hidup sesempurna mungkin. Maka tak jarang, orang dengan sifat perfeksionis juga berusaha mewujudkan kehidupan seks yang sempurna pula. Ini sebabnya, pasangan perfeksionis sering kali memandang pasangan lain memiliki hubungan seks yang lebih baik ketimbang dirinya.
Kebiasaan membanding-bandingkan seperti inilah yang membuat mereka sering mengalami kekecewaan dalam berhubungan. Bisa jadi pasangan kamu menganggap kamu tidak mampu memberikan kepuasan yang sama layaknya pasangan lain. Maka tak heran bila hubungan seksual kamu dengannya sering terasa “hambar” atau bahkan sangat membuat stres, sampai-sampai kedua belah pihak tidak bisa merasa puas.
Dilansir dari Medical Daily, penelitian yang telah dilakukan terhadap 366 wanita berusia 19 sampai 30 tahun menunjukkan bahwa sikap pasangan perfeksionis menyebabkan turunnya gairah wanita saat berhubungan seksual. Ini karena sifat perfeksionis pria membuat pasangan wanitanya cenderung merasa cemas dan tertekan.
Untuk menghindari hal ini, diskusikan dengan si dia untuk berhenti membandingkan kehidupan seks kamu dengan pasangan lain. Pasalnya, libido atau gairah seksual setiap orang berbeda-beda dan tidak pernah ada kehidupan seksual yang sempurna.
Tidak hanya melulu mempersoalkan bagaimana kamu seharusnya berperilaku di sekitar dirinya, agar kamu berdua terlihat sebagai pasangan sempurna, ia juga bisa mulai menuntut kamu untuk mengubah fisik kamu sesuai standarnya, misalnya ia ingin kamu lebih kurus dan lebih cantik lagi.
Lama-lama hal ini bisa mengubah pandangan kamu terhadap citra tubuh kamu sendiri sehingga merusak kepercayaan diri kamu. Pasalnya, kamu akan terus-terusan menilai penampilan kamu di depan pasangan agar terlihat sebagai sosok pasangan yang sempurna. Akibatnya, kamu menjadi tidak menikmati momen-momen intim bersama pasangan.
Tekanan yang terus-menerus dilakukan tersebut secara perlahan dapat menurunkan gairah seksual pada wanita. Hal ini semakin membuktikan bahwa disfungsi seksual tidak selalu terjadi akibat ketidakseimbangan hormon atau kimiawi, tetapi juga dorongan psikologis dari pasangan.
Karena itu, cobalah untuk bicara dari hati ke hati dengan pasangan. Ungkapkan bahwa tidak ada kehidupan percintaan yang sempurna. Dengan upaya saling mengerti dan memahami niscaya akan membuat kehidupan asmara kamu dan pasangan semakin baik dan terbuka.
Orang yang perfeksionis sangat menghargai ketepatan waktu dengan segala perinciannya. Bila kamu memiliki pasangan perfeksionis sementara kamu cenderung lebih santai, maka hubungan asmara kamu berdua bisa jadi akan sering dilanda perselisihan. Apabila tidak segera diselesaikan, keutuhan hubungan asmara kalian berdua bisa terancam. Oleh karena itu, kunci dari sikap perfeksionis pasangan adalah dengan saling memahami karakter satu sama lain.
Orang yang perfeksionis memiliki cara berkomunikasi tersendiri sehingga perlu dimengerti juga oleh orang-orang di sekitarnya. Orang yang perfeksionis cenderung mengatakan atau mendengarkan sesuatu secara lebih detil dan terstruktur. Nah, hal ini bisa jadi menimbulkan salah paham apabila apa yang kamu ucapkan tidak ditangkap dengan makna yang sama dengan pasangan kamu.
Kunci utama penyelesaiannya adalah dengan menerapkan cara berkomunikasi yang tepat dan cocok untuk kamu dan pasangan perfeksionis kamu tersebut. Ini bertujuan untuk menghindari celah kesalahpahaman saat kamu sedang berdiskusi dengannya.
Setelah tahu semua sifat pasangan kamu yang perfeksionis segala cara yang sudah kamu lakukan masih gagal juga? Coba hadapi mereka dengan cara ini, seperti yang dilansir dari Bolde.
Mungkin ini saatnya kamu meminta opini dan saran dari orang-orang terdekat, seperti sahabat. Mereka dapat melihat dari sisi lain, tentang apakah hubungan membawa kebaikan atau tidak. Jika hubungan harus ditinggalkan, pergilah!
Meminta saran kepada kekasih itu normal. Coba minta saran dia tentang apa yang harus kamu lakukan agar dapat menjadi seperti yang dia inginkan. Misalnya, saat kencan di restoran. Apakah apakah kamu harus santai, siaga, atau sesuai gaya sendiri. Biarkan dia memikirkan apa terbaik menurut versi dia.
Orang perfeksionis menilai semuanya seragam. Dia ingin menemukan cinta, pacaran, bertunangan, menikah, dan punya anak dan itu semua harus terjadi dalam jangka waktu tertentu (sebaiknya sesegera mungkin). Tapi, seperti yang kita tahu, cinta tidak persis seperti itu. Cinta pada dasarnya hanya memberikan omong kosong, rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Jangan biarkan dia melihat kehidupan orang lain atau acara televisi.