Seks yang memuaskan sangat penting bagi hubungan kamu dengan pasangan. Kehidupan seks yang sehat juga memberikan manfaat fisik dan emosional yang luas, seperti menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, hingga membantu mengurangi stres.
Namun, bagaimanapun juga, bagi sebagian orang, seks dapat menjadi sumber kecemasan dan kekhawatiran. Disfungsi seksual dapat memberikan dampak pada pernikahan, kehilangan kepercayaan diri, dan efek negatif lainnya. Di saat seperti inilah, terapi seks dibutuhkan agar kondisi tersebut tidak makin parah.
Apa itu terapi seks?
Pada dasarnya, terapi ini dirancang untuk membantu individu dan pasangan mengatasi faktor medis, psikologis, pribadi, atau interpersonal yang memengaruhi kepuasan seksual.
Menggunakan pendekatan integratif, terapi seks bermaksud untuk menangani dan menghilangkan tantangan yang mendasarinya. Bisa karena masalah fisik seperti ejakulasi dini, atau faktor psikologis seperti stres dan rendah diri.
Tujuan utama dari terapi seks adalah membantu orang-orang mengatasi tantangan tersebut sehingga dapat memiliki hubungan dan kehidupan seks yang bahagia.
Apa bedanya terapi seks dan konseling pernikahan?
Konseling pernikahan biasanya hanya membahas masalah komunikasi dalam pernikahan—tentang bagaimana pasangan menyelesaikan konflik dan perbedaan, serta membuat keputusan. Konseling pernikahan biasanya tidak membahas kehidupan seks. Namun, saat pasangan mengunjungi terapis seks, masalah seksual menjadi yang utama (meskipun terkadang dibahas juga konflik umum dalam pernikahan).
Apakah kamu membutuhkan terapi seks?
Salah satu cara untuk menentukan apakah kamu memerlukan terapi adalah dengan menganalisis kehidupan seks kamu. Jika kualitas hidup dan kesehatan emosional sangat dipengaruhi oleh disfungsi seksual, ada baiknya kamu melakukan terapi seks.
Begitu juga apabila keintiman dengan pasangan berkurang dan sulit berkomunikasi dengannya untuk membahas isu yang serius. Pada tahap ini, menemui terapis seks adalah langkah awal yang tepat.
Apa saja masalah yang ditangani terapi seks?
Sebelumnya, kita telah membahas tentang terapi seks itu sendiri. Lebih lanjut, terapi seks dapat membantu kamu menyelesaikan berbagai masalah seksual, berikut di antaranya:
- Rendahnya hasrat seksual
- Perbedaan dorongan seks antara kamu dan pasangan
- Merasakan sakit saat berhubungan intim
- Parafilia atau kelainan seksual
- Kecanduan seks atau perilaku kompulsif
- Kesulitan mencapai orgasme
Terapi seks tidak terbatas pada masalah-masalah ini saja. Namun, hal-hal di atas merupakan alasan paling umum seseorang atau pasangan memilih untuk melakukan seks.
Bagaimana terapi seks bekerja?
Terapi seks mirip dengan psikoterapi pada umumnya. Kamu mengatasi kondisinya dengan menceritakan perasaan, kekhawatiran, dan pengalaman kamu kepada tenaga profesional. Bersama dengan terapis, kamu akan menyusun mekanisme untuk mengatasinya agar bisa memiliki kehidupan seks yang lebih sehat.
Di awal konsultasi, terapis seks akan berbicara dengan kamu sendiri atau bersama-sama dengan pasangan. Terapis hadir untuk membimbing dan membantu kamu menangani tantangan yang ada saat ini.
Di setiap sesi, terapis akan mendorong kamu menerima kondisi disfungsi seksual yang dialami kemudian mendorong perubahan yang lebih baik. Terapis juga mungkin akan memberikan tugas yang harus dilakukan sebelum sesi konsultasi selanjutnya.
Jika disfungsi seksual yang kamu atau pasangan alami berasal dari masalah fisik, terapis akan merujuk ke dokter medis. Terapis dan dokter nantinya dapat saling konsultasi mengenai tanda dan gejalanya untuk menemukan solusi.
Apa manfaat terapi seks?
Terapi seks dapat meningkatkan hubungan kamu dengan pasangan melalui berbagai cara, yaitu:
- Meningkatkan komunikasi emosional maupun seksual
- Meningkatkan sensualitas yang dapat mendorong gairah seksual
- Meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan, dan keinginan seksual satu sama lain
Itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang terapi seks. Jangan ragu untuk melakukannya jika kehidupan seksual dengan pasangan mulai bermasalah. Semoga penjelasan ini membantu, ya, Bela!