Saat mendengar kata gaya seks, mungkin kamu langsung memikirkan posisi seks atau gaya saat sedang berhubungan seksual. Nah, gaya seks yang dimaksud dalam artikel ini bukan seperti itu ya, Bela.
Gaya seks yang akan dibahas di sini sebenarnya frasa yang mengacu pada cara kamu memandang seks. Seperti bahasa cinta, gaya seks juga memainkan peran kunci dalam seberapa puas dirimu dengan kehidupan seks yang dimiliki.
Jadi, apa sebenarnya gaya seks itu?
Terapis hubungan dan seks Carolina Pataky, LFMT, menjelaskan bahwa banyak hal yang bisa mempengaruhi cara seseorang terhubung pada tingkat individu dalam menjalani hubungan.
"Bagi sebagian orang, membangun hubungan pribadi dan emosional adalah yang utama. Tapi, bagi yang lain mungkin saja chemistry seksual lebih berperan dalam bagaimana hubungan yang dijalaninya berubah dan berkembang," ujarnya.
Itulah mengapa mengetahui gaya seks kamu jadi sangat bermanfaat. Carolina bilang, kunci untuk menjaga kehidupan seksual yang sehat dengan pasangan adalah dengan menciptakan gaya seks yang sesuai dalam hubungan kamu dan pasangan.
Jadi, apa saja gaya seks yang umumnya dimiliki oleh pasangan? Berikut Popbela beritahukan untukmu.
1. Gaya seks yang saling melengkapi
Ini adalah gaya seks yang paling umum. Menurut seksolog Goody Howard, gaya seks yang saling melengkapi ini berfokus pada kedua hal, yaitu kegiatan seksual dan bentuk keintiman yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan seks, misalnya komunikasi.
Goody bilang, "Gaya seks ini adalah keseimbangan antara kesenangan pribadi dan keintiman pasangan di mana kedua pasangan bertanggung jawab untuk inisiasi dan keintiman."
Kalau menurut Carolina, memiliki gaya seks yang saling melengkapi berarti kamu dan pasangan vokal tentang kebutuhan seksual masing-masing. Disebutkan, pasangan yang bertindak berdasarkan gaya seks ini menghargai keintiman dan erotisme, serta percaya diri dan nyaman untuk melakukan fantasi seksualnya.
Sisi negatif dari gaya seks ini adalah beberapa pasangan mungkin menganggap seks sebagai rutinitas untuk mempertahankan kehidupan seks yang sehat. Dalam beberapa kasus, pasangan yang sibuk membuat mereka kehilangan keintiman dalam berhubungan seks.
2. Gaya seks tradisional
Gaya seksual tradisional—sesuai namanya—lebih mengenai pemenuhan peran gender di antara pasangan. Jadi, pihak laki-laki atau pasangan yang maskulin yang bertugas memulai kegiatan seks dan pihak perempuan atau pasangan feminin yang bertanggung jawab atas kegiatan nonseksual.
Meskipun gaya seks ini umum dimiliki oleh pasangan yang sudah merasa stabil, aman, dan jelas, hal ini dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Salah satu yang paling utama adalah mengenai inisiatif dalam hubungan seks.
“Jika pasangan maskulin bertanggung jawab untuk memulai tindakan seksual, itu dapat menyebabkan pasangan feminin merasa nggak diinginkan jika dorongan seks mulai berkurang. Karena pasangan feminin ‘bertanggung jawab’ untuk komunikasi intim, hal itu jadi nggak akan dibahas sampai pasangan maskulin membicarakannya,” jelas Goody.
3. Gaya seks soulmate
Gaya seks ini umumnya dimiliki oleh pasangan yang merasa cocok, baik sebagai sahabat atau kekasih. Mereka digambarkan berbagi keintiman dan kesenangan seksual pada tingkat yang sama. Jadi, gaya seks soulmate sangat didasarkan pada validasi dan penerimaan.
Carolina bilang, “Gaya seks ini perlu berbagi momen intim dan erotisme dengan pasangan sehingga kedua belah pihak menerima satu sama lain, bahkan hingga hal-hal yang nggak berhubungan dengan seks.”
Meski terlihat sebagai gaya seks yang sempurna, gaya ini juga memiliki kelemahan. Pataky memperingatkan, yang paling sering terjadi adalah kamu bisa merasa kecewa dengan pasangan jika dia gagal memenuhi harapan kamu yang nggak realistis.
4. Gaya seks ekspresif secara emosional
Meskipun terbuka secara emosional termasuk baik, tapi gaya seks yang ekspresif secara emosional sebenarnya nggak terlalu baik. Mengapa? Karena gaya seks ini mengacu pada hubungan yang penuh gairah, tapi nggak tidak stabil.
“[Orang dengan gaya seks ini] menggunakan seks untuk menyelesaikan konflik dan terhubung secara emosional, yang tentu saja membuat seks lebih ‘panas’ serta sangat erotis dan menunjukkan intensitas seks yang tinggi," kata Carolina.
Nah, masalahnya adalah ketika kamu atau pasangan hanya mengandalkan seks sebagai mekanisme koping atau cara untuk menyelesaikan masalah—dan nggak benar-benar membahasnya, maka hubungan bisa gagal.
Masih menurut Carolina, pasangan yang menjadi terlalu emosional berpotensi mengancam stabilitas hubungan. Mereka biasanya menggunakan seks untuk menghindari masalah dalam hubungan, yang justru membuat pasangan lelah baik secara emosional maupun fisik.
Apa gaya seks yang sempurna untuk pasangan?
Meskipun nggak ada gaya seks yang sempurna, menurut Goody jika digabungkan maka gaya seks yang cukup sempurna untuk pasangan adalah gaya seks pelengkap dan soulmate.
Namun, kamu dan pasangan jangan memaksa untuk memiliki gaya seks tertentu, ya. Karena pada akhirnya mengembangkan gaya seksual kalian berdua akan terpilih dengan sendirinya berjalan seiring dengan kepuasan seks jangka panjang.
Satu hal yang paling penting saat memilih gaya seks, yaitu perhatikan kerentanan kamu dan pasangan sehingga gaya seks yang dimiliki nggak akan merusak momen seksualitas bersama pasangan.