Ini Caranya Bersikap Submisif untuk Pasangan yang Dominan Saat Seks

Bahkan kamu bisa menjadi seorang sub di luar kamar tidur

Ini Caranya Bersikap Submisif untuk Pasangan yang Dominan Saat Seks

Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah submisif dan dominan atau sub/dom. Ini menjadi salah satu preferensi seksual seseorang, khususnya mereka yang menyukai BDSM.

Sayangnya, submisif sering disalahpahami sebagai sikap melepaskan kendali penuh atas tubuh diri sendiri. Hal ini membuat sikap submisif dimanfaatkan oleh dominan yang tidak bertanggung jawab.

“Salah satu hal terpenting yang harus diketahui oleh seorang submisif adalah bahwa mereka memiliki kekuatan dalam dinamika [sub/dom]. Menjadi sub bisa membuatmu sangat bersemangat untuk melepaskan kekuatan yang dimiliki dalam hubungan seksual. Kamu memiliki kekuatan untuk memberi, tunduk, dan menyerah kepada pasangan,” jelas terapis klinis berlisensi, Jasmine Johnson.

Namun, submisif sebenarnya tidak hanya berlaku saat bercinta. Psikoterapis, Amanda Luterman, mengatakan bahwa beberapa hubungan dom/sub lebih banyak bermain dengan teori kekuasaan dan kontrol daripada mengenai hubungan fisik.

Jika kamu tertarik dengan dinamika sub/dom dan ingin mencoba menjadi seorang submisif, baca terus artikel ini ya, Bela.

1. Manfaat menjadi submisif dalam hubungan seksual

Ini Caranya Bersikap Submisif untuk Pasangan yang Dominan Saat Seks

Menurut Amanda, menjadi submisif bisa menghilangkan sikap overthinking saat bercinta, yang tidak jarang dapat menghalangi kesenangan diri. Bagi perempuan yang merasa sulit orgasme dengan pasangan, bersikap submisif bisa mengatasi hal tersebut.

“Banyak gadis di awal usia 20-an tidak mudah mengalami orgasme dengan pasangan. Mereka belum merasa nyaman saat bercinta atau merasa bertanggung jawab atas ego pasangannya. Dengan meminta pasangan untuk mendominasi di tempat tidur, itu dapat mengurangi ‘rasa tanggung jawab’ atau ‘ketakutan harus melakukan yang diharapkan pasangan’," ujar Amanda.

Hanya saja, bagian terpenting dalam dinamika dom/sub yang harus diingat adalah pasangan harus berkomunikasi untuk mengetahui jenis dinamika apa yang ingin dimainkan.

2. Hal yang dikatakan oleh submisif

Saat bereksperimen dengan submisif, bermainlah dengan kata-kata yang bisa memiliki arti pasangan memiliki kekuatan atau kekuasaan lebih tinggi darimu. Coba panggil pasangan sebagai “Tuan”, “Sir”, “Master”, dan semacamnya.

Jangan lupa untuk selalu mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" setiap kamu menginginkan pasangan melakukan sesuatu atau setelah pasangan membolehkanmu melakukan sesuatu. Mintalah izin sebelum kamu melakukan sesuatu di tempat tidur, termasuk saat kamu ingin orgasme atau menyentuh diri sendiri.

Saat menjadi submisif, terapis seks, Vanessa Marin, menyarankan untuk memberikan kata-kata seakan kamu sedang melayani “majikan”. Misalnya, "Apa yang bisa aku lakukan untuk Tuan?” atau "Aku di sini untuk melayani Master".

3. Hal submisif yang bisa dicoba di tempat tidur

Mainan BDSM adalah cara yang bagus untuk bereksperimen dengan submisif selama foreplay dan sesi bercinta. Beberapa sex toy yang bisa dicoba adalah borgol atau handcuffs, nipple clamps, ball gags, spreader bars, dan paddles. Namun, untuk permulaan, kamu dan pasangan bisa mencoba menggunakan penutup mata atau kain untuk mengikat tangan dan kaki.

Lalu, role-play juga bisa menjadi cara lain untuk memasukkan dinamika sub/dom ke dalam kehidupan seks. Beberapa permainan peran yang terkenal adalah raja dan pelayan, polisi dan penjahat, atau guru dan murid.

Amanda bilang, jangan lupa bicarakan dulu apa yang kalian suka dan tidak suka, bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan terlarang, dan sebagainya. Jangan takut untuk melakukan ini agar kamu dan pasangan jelas tentang arah role-play yang dimainkan.

4. Bersikap submisif di luar kamar tidur

Beberapa sub dan dom membawa dinamika sub/dom mereka di luar kamar tidur. Bahkan, ada beberapa yang hidup dalam peran dom/sub setiap saat, yang juga dikenal sebagai hubungan Total Power Exchange (TPE). Pasangan yang terlibat dalam dinamika ini umumnya memiliki sebutan “tuan/nyonya” dan “pelayan”.

Dinamika sub/dom dalam hubungan ini tidak hanya terjadi saat berhubungan seks. Beberapa bahkan dilakukan saat pembagian tugas dan penyelesaian berbagai pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, membersihkan, dan mencuci pakaian, dan sebagainya.

Misalnya, saat “pelayan” sedang menyapu, “tuan” bisa memberikan perintah kepada “pelayan” untuk tidak memakai pakaian saat melakukannya. Lalu, “tuan” akan mengawasi “pelayan” saat melakukannya.

Kehidupan seorang submisif juga akan “diatur” oleh dominan. Si dominan ini akan menginstruksikan submisif tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, serta bisa memberikan "hukuman" jika tidak mematuhinya. Namun, submisif memiliki kesempatan untuk meminta izin sebelum melakukan sesuatu yang menyimpang dari aturan.

5. Hal submisif yang bisa dilakukan saat sendirian

Hubungan dom/sub bisa agak abstrak sehingga kamu dan pasangan bahkan tidak perlu berada di ruangan yang sama untuk melakukannya. Pasangan tidak perlu menyentuh kamu secara fisik untuk membuatmu bersikap submisif. Itulah mengapa seks tidak selalu merupakan bagian dari dinamika sub/dom.

Dinamika dom/sub dalam hubungan TPE, misalnya. Dominan bisa memberikan perintah kepada submisif untuk diam menunggunya di rumah dan itu yang akan dilakukannya. Dominan bahkan tidak perlu mengikat atau mengancam submisif untuk melakukannya. Namun, tentu saja, dinamika seperti ini harus konsensual dan saling memuaskan.

6. Ingatlah untuk selalu bicara dengan pasangan

Komponen penting dari setiap hubungan BDSM adalah selalu memeriksa diri dan pasangan saat memainkannya. Sesi aftercare—yang dilakukan setelah seks atau bersikap sub/dom—menjadi cara bagi kamu dan pasangan untuk mencerna semua yang baru saja dialami bersama.

Demi keselamatan dan kesejahteraan bersama, penting untuk tetap memahami perasaan diri sendiri dan pasangan sebelum, selama, dan setelah “bermain” bersama. Setelah selesai melakukannya, luangkan waktu untuk berpelukan dan mendiskusikan bagaimana perasaan kalian.

Hal yang harus diingat mengenai submisif, ini bukan sikap yang membuatmu bisa direndahkan atau dimanfaatkan. Menjadi submisif artinya kamu bisa mempercayai pasangan untuk membiarkannya mengambil alih dirimu dan membuat kalian berdua merasa terpuaskan.

Jika kamu ingin mencoba dinamika sub/dom ini, lakukan pembicaraan mendalam dengan pasangan. Jika kamu merasa ada yang salah dengan sikap pasangan, jangan ragu untuk berbicara dengan profesional, seperti terapis dan pakar seks. Jangan jadikan sikap submisif ini sebagai cara pasangan untuk merendahkanmu ya, Bela.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved