9 Penyebab Gairah Seksual Pria Meningkat

Gairah seksual atau libido dapat diartikan sebagai sebuah dorongan atau nafsu seksual yang dirasakan oleh seseorang. Dalam beberapa studi, disebutkan bahwa pria memiliki gairah seksual yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan wanita. Hal ini ternyata berkaitan erat dengan hormon testosteron yang pria miliki.

Gairah seksual pada pria ternyata bisa sangat bervariasi dan begitu fluktuatif. Ada yang rendah, tapi banyak pula yang tinggi. Gairah seksual yang tinggi atau meningkat pada pria biasanya bergantung pada beberapa hal. Apa saja? Simak informasi selengkapnya berikut ini, ya!

Penyebab meningkatnya gairah seksual pada pria biasa dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu biologis, psikologis, dan sosial. Nah, untuk lebih jelasnya, yuk, simak 9 penyebab gairah seksual pria meningkat berikut ini.

Mengutip laman Harvard School Publishing, hormon testosteron disebut punya peranan yang sangat penting terhadap kesehatan pria. Secara umum, testosteron berperan dalam pembentukan massa dan kekuatan otot, massa tulang, distribusi lemak, serta produksi sel darah merah dan sperma.

Nggak cuma itu, kadar testosteron juga akan sangat memengaruhi gairah seksual pria. Semakin tinggi kadar testosteron, maka semakin tinggi pula libido atau gairah seksual yang dimiliki oleh para pria. 

Meskipun banyak yang menyebutkan stres mempengaruhi rendahnya gairah seksual pria, tetapi stres juga bisa bikin gairah seksual pria meningkat, lho. Kok bisa?

Yup, mengutip laman Elite Daily, disebutkan kalau sumber stres terjadi dari sesuatu yang positif, seperti adanya proyek kerja baru, atau hubungan romantis baru, ada kemungkinan untuk meningkatkan gairah seksual.

Menurut Dr. Jessica O'Reilly, pencipta Podcast Sex with Dr. Jess, salah satu kliennya mengklaim bahwa ia lebih tertarik berhubungan seks saat merasa stres, karena seks menjadi salah satu sarana melepaskan stres.

Penyebab gairah seksual pria meningkat selanjutnya biasanya terjadi karena adanya peningkatan aktivitas fisik atau olahraga, serta penurunan berat badan. Faktanya, olahraga memang kerap kali dikaitkan dengan gairah seksual pria yang meningkat.

Berdasarkan sebuah studi pada tahun 2018 yang bertajuk "An investigation of the relationship between physical fitness, self-concept, and sexual functioning", dilaporkan terdapat hubungan positif antara kebugaran fisik dan dorongan seks yang lebih tinggi. 

Sejalan dengan studi tersebut, seorang terapis seks dan hubungan yang berbasis di California Selatan bernama Kamil Lewis, mengungkapkan jika aktivitas fisik dapat membuat kita merasa lebih terhubung dengan tubuh kita, serta meningkatkan citra diri.

"Ketika kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri, kita cenderung ingin lebih sering melakukan hubungan seks dengan pasangan," ujar Kamil.

Selain itu, menurut jurnal bertajuk "Sexuality and exercise in men undergoing androgen deprivation therapy for prostate cancer" dilaporkan bahwa olahraga juga dapat meningkatkan gairah seksual pada pria yang sedang menjalani terapi androgen deprivation atau ADT.

Jadi, jangan heran jika laki-laki terlihat semakin bergairah di atas ranjang ketika dia rajin nge-gym!

Beberapa pria juga mungkin akan mengalami peningkatan gairah seksual jika berada dalam hubungan seksual yang sehat dan memuaskan nih, Bela.

Seorang OBG-YN di Serenity Women's Health & Med Spa di Pearland, Texas bernama Tamika K. Cross, MD, FACOG berkata, "Jika [seks adalah] pengalaman yang baik dan menyenangkan, maka itu akan membuat Anda ingin melakukan lebih banyak. Jika itu adalah pengalaman buruk atau tidak menyenangkan, sering kali orang akan mengembangkan keengganan untuk berhubungan seks."

"Kamu akan menginginkan lebih dari sesuatu yang terasa enak, dan itu menyenangkan bagimu," tambahnya.

Pria yang lebih muda mungkin memiliki gairah seksual yang lebih tinggi daripada pria dewasa yang lebih tua. Ini disebabkan oleh produksi testosteron yang meningkat 10 kali lipat pada remaja laki-laki di usia 17 tahun. Sebaliknya, kadar testosteron pada pria cenderung menurun seiring bertambahnya usia, yaitu sekitar 1% per tahun di usia 40 tahun.

Gairah seksual pria juga disebut meningkat jika ia dan pasangan meningkatkan intensitas foreplay sebelum berhubungan seks, Bela. Dalam banyak kasus, pria dapat meningkatkan pengalaman seksualnya dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyentuh, berciuman, menggunakan mainan seks, dan melakukan seks oral.

Pria yang berhenti merokok mungkin akan menyadari bahwa tingkat energi dan gairah seksual mereka meningkat. Sebab, merokok dapat berdampak negatif pada sistem kardiovaskular seseorang, dan saat kesehatan jantung menurun, akan berdampak secara langsung pada penurunan gairah seksual pria.

Kalau kamu merasa pasanganmu semakin bergairah, bisa jadi karena dia telah berkomitmen untuk berhenti merokok, Bela.

Penyebab lain dari gairah seksual pria yang meningkat ialah mengonsumsi makanan bergizi. Mengutip laman Medical News Today, mengikuti pola diet sehat dapat bermanfaat bagi dorongan seks seseorang, karena dapat meningkatkan sirkulasi yang baik dan kesehatan jantung.

Mengonsumsi sayuran, buah-buahan, seperti pisang dan alpukat, makanan rendah gula, dan tinggi protein tanpa lemak dilaporkan dapat membantu mencegah gangguan yang memengaruhi gairah seksual pada pria.

Terlepas dari penyebab meningkatnya gairah seksual pria yang nggak berbahaya, melansir laman Times of India, hiperseksualitas atau adiksi seksual juga dapat menyebabkan peningkatan gairah seks. Ini merupakan sebuah gangguan yang terkait dengan pikiran, dorongan, atau perilaku seksual yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, perilaku hiperseksualitas mungkin melibatkan berbagai pengalaman seksual yang umumnya menyenangkan, contohnya masturbasi, cybersex, hingga menonton muatan pornografi.

Dapat disimpulkan bahwa penyebab gairah seksual pria meningkat sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik, makanan, kondisi hubungan hingga fungsi hormonalnya.

Namun, jika pasanganmu merasa memiliki keluhan terkait gairah seksualnya yang dirasa nggak wajar, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan terkait, ya. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!