Bela, apakah kamu pernah mendengar istilah orgasmic meditation (OM)? Jika belum, OM atau yang secara harfiah diterjemahkan sebagai meditasi orgasmik merupakan sebuah praktik yang memadukan seksualitas dengan kesadaran penuh atau mindfulness, untuk membantu seseorang mencapai kepuasan maksimal.
OM dipraktikkan dengan cara yang konsensual, penuh perhatian, dan menyenangkan. Maka dari itu, OM bisa menjadi salah satu sarana healing atau penyembuhan. Nah, untuk mengetahui apa sebenarnya OM, termasuk manfaat dan cara melakukannya, yuk, simak ulasannya yang sudah Popbela rangkum, melansir laman Popsugar berikut ini.
Apa itu Orgasmic Meditation (OM)?
Menurut seorang pendidik seks somatik dan kepala staf konten sebuah brand kesehatan seksual berbasis tanaman, Foria, bernama Kiana Reeves, orgasmic meditation (OM) adalah praktik yang dilakukan antara dua pasangan yang dirancang untuk meningkatkan kepuasan dan kesadaran akan sensasi bagi orang-orang dengan vulva. Praktik ini pun melibatkan tata cara yang sangat spesifik dan terstruktur.
Sebuah perusahaan kesehatan kontroversial bernama OneTaste sempat mengklaim bahwa merekalah yang pertama kali mencetuskan istilah orgasmic meditation. Namun faktanya, praktik tersebut kemungkinan besar sudah ada jauh sebelum OneTaste didirikan pada 2005 silam.
Apa manfaat OM?
Menurut seorang terapis seks Buddhis bernama Cheryl Fraser, PhD, seseorang yang mempraktikkan OM akan mendapatkan beragam manfaat, seperti:
- Meningkatnya hubungan emosional dan spiritual dengan pasangan.
- Meningkatnya responsivitas dan kesenangan seksual bagi orang-orang dengan nyeri panggul, trauma seksual, gairah rendah, dan lain sebagainya.
- Mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
- Membawa aktivitas bercinta baru ke dalam repertoar erotis pasangan yang menggabungkan pikiran, hati, dan tubuh.
- Meningkatkan kemampuan untuk merasakan kepuasan maksimal yang bertahan lama dan penuh kejutan.
Kiana turut menambahkan bahwa manfaat yang diterima perempuan, atau penerima praktik OM, meliputi meningkatnya fokus diri kepada keadaan saat ini, meningkatnya kapasitas untuk meraih lebih banyak kepuasan dan stimulasi dari waktu ke waktu, meningkatnya kemampuan untuk menerima (dan mengurangi tekanan untuk memberi), dan memungkinkan perempuan untuk menjadi lebih nyaman dengan alat kelaminnya.
"Ketika seseorang melihat vulva Anda dan memperhatikan setiap gerakan mikro dan respons dalam tubuh Anda, Anda secara alami mengembangkan kemampuan diri untuk dilihat (oleh pasangan)," ungkap Kiana.
Di sisi pemberi atau laki-laki, OM dapat membantu mereka untuk belajar melacak isyarat kepuasan di tubuh pasangan, serta membuat hubungan yang lebih baik. Ini juga dapat membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang ruang mental pasangan, serta kebutuhan secara emosional untuk mencapai kepuasan.
Cara mempraktikkan OM
Berikut ini adalah cara mempraktikkan OM secara umum menurut Kiana Reeves:
- Untuk penerima atau perempuan, atur ruang atau tempat tidur yang nyaman dengan bantal dan selimut untuk berbaring telentang, dan beristirahat dengan kaki terlipat terbuka.
- Pasang pengatur waktu selama 15 menit.
- Untuk pemberi atau laki-laki, pahami bahwa ini adalah praktik seksual yang tidak berbalas, jadi ketika waktu telah berjalan selama 15 menit, tidak ada hal seksual lain yang akan terjadi.
- Untuk penerima atau perempuan, bersikaplah nyaman, cuci tangan, duduk bersama, dan bernapaslah sebelum memulai. Lakukan kontak mata dan rasakan perhatian yang kalian miliki satu sama lain.
- Arahkan pasangan ke bagian paling sensitif di area klitorismu. Saat ia menyentuh selama 15 menit, mintalah penyesuaian yang kamu butuhkan darinya, termasuk kecepatan, tekanan, dan lain sebagainya.
- Lalu, hentikan aktivitas ketika timer berakhir, setelah itu tarik napas dan hembuskan bersama pasangan secara perlahan.
- Ulangi setiap minggu atau beberapa kali seminggu. Jika semakin sering dipraktikkan, maka akan semakin terasa manfaatnya.
Selain cara yang disarankan oleh Kiana Reeves, seorang seksolog dan staf dari Good Vibrations, Carol Queen, PhD, berpendapat bahwa praktik OM bisa dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan tiap pasangan.
"Tidak ada satu cara pun bagi Anda untuk merasakan tubuh atau seksualitas Anda," kata Carol.
Dengan kata lain, ia menyarankan untuk berlatih menyentuh klitoris dengan cara apa pun yang menurutmu paling baik, entah itu dengan atau tanpa pasangan, serta dengan durasi lebih lama ataupun lebih pendek dari 15 menit.
Berbeda dengan Kiana dan Carol, menurut Cheryl, OM berfokus untuk melatih pasangan dalam mempraktikkan seksualitas dengan kesadaran dan mendapatkan orgasme, alih-alih terkungkung dengan langkah-langkah yang saklek.
"Kuncinya adalah memperlambat, meluangkan waktu, fokus secara mendalam, dan tidak berlomba ke garis akhir," ujarnya.
Pada dasarnya, tujuan OM adalah untuk tidak memprioritaskan orgasme sebagai tujuan utama, melainkan "hanya" berfokus untuk menikmati sensasinya. Jika kamu lebih tertarik dengan pendekatan yang diungkapkan oleh Cheryl, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Atur timer selama 45 menit. Berbaringlah dengan nyaman lalu mintalah pasanganmu untuk menyentuh dan menjelajahi tubuhmu dengan sangat lambat. Instruksikan pasangan untuk menyentuh dan menggodamu tanpa menyentuh zona sensitif seksualmu yang biasa (klitoris, vulva, bokong, anus, atau puting payudara). Sebaliknya, mintalah ia menjelajahi seluruh bagian tubuhmu yang lain.
- Saat mendekati puncak orgasme, tatap mata pasanganmu. Bernapaslah perlahan, fokus pada sentuhan, sensasi, dan kesenangan, dan fokuskan diri pada saat ini.
- Lalu secara bergiliran, berikan pijatan lembut, sensual, dan seksi. Aturlah fokus pikiranmu hanya pada sentuhan jari atau lidahnya. Jika dirasa hendak mencapai orgasme, mintalah pasanganmu untuk berhenti menyentuh.
Cheryl kemudian mengingatkan pasangan bahwa bukan sentuhan yang membuat seseorang bergairah, melainkan pikiran masing-masing.
"Itulah mengapa saya memberi tahu pasangan dalam program saya berulang kali bahwa seks yang hebat ada di dalam kepala Anda," tutur Cheryl.
Apa perbedaan OM dengan stimulasi normal?
Ada beberapa perbedaan utama antara meditasi orgasmik dan stimulasi normal. Pertama, selama mempraktikkan OM, fokusnya bukan pada orgasme, tetapi lebih pada pengalamannya. Meskipun orgasme sangat penting dalam urusan kepuasan seksual, tetapi dalam OM, penerima harus lebih fokus pada sensasi dan bagaimana perasaan terangsang itu, daripada mencapai orgasme semata.
Perbedaan lainnya adalah, selama meditasi orgasmik, perhatian hanya terfokus pada penerima. Setelah pemberi selesai memuaskan penerima dalam batas waktu yang ditentukan, sesi pun dianggap selesai. Hal ini bertujuan agar penerima dapat berfokus hanya pada kesenangan dan sensasi mereka sendiri, alih-alih khawatir akan terlalu lama atau kapan giliran mereka untuk "membalas budi".
Jika kamu dan pasangan memutuskan ingin bertukar peran dan nggak mau mengakhiri sesi sepenuhnya setelah waktu yang ditentukan, itu tidak masalah.
Terakhir, dan mungkin perbedaan terbesar, adalah bahwa OM mencakup kerja pernapasan dan praktik meditasi yang jauh lebih banyak. Baik pemberi dan penerima harus secara aktif memperhatikan satu sama lain untuk menyinkronkan pernapasan mereka, dan terhubung di luar tingkatan fisik.
Kamu dapat melakukannya dengan duduk berhadap-hadapan sebelum memulai aktivitas dan menarik napas bersama pasangan selama tiga detik, lalu menghembuskan napas bersama selama tiga detik. Kamu dapat terus melakukanya selama sesi masih berlangsung.
Jadi, itulah ulasan mengenai orgasmic meditation. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya, Bela?