Kontrasepsi merupakan alat atau obat yang berfungsi untuk menunda atau berhenti memiliki anak. Kalau kamu baru saja menikah, tapi masih ingin menikmati masa-masa berdua bersama pasangan alias ingin menunda memiliki momongan, maka sebaiknya kamu menggunakan alat kontrasepsi ini, Bela. Ada banyak jenis alat kontrasepsi yang tersedia, pemilihannya tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasutri.
Nah, untukmu yang baru saja menikah, hati-hati, ya! Karena pasalnya tidak semua alat kontrasepsi bisa digunakan oleh pasangan baru. Para dokter menganjurkan supaya pengantin baru menggunakan alat kontrasepsi yang lebih sederhana. Pil KB pun kemudian menjadi favorit pasangan milenial saat ini. Selain itu, apakah boleh? Simak plus minus dan penjelasannya, yuk!
1. Pil KB
Pil KB sangat mudah digunakan. Kaum milenial termasuk disiplin, sehingga bisa lebih mudah mengingat kapan harus minum pil KB. Apalagi, pemakaian pil KB perlu dilakukan secara konsisten pada waktu yang sama. Kelebihan dari penggunaan pil KB antara lain, tidak mengganggu kesuburan, mengurangi pendarahan saat menstruasi, membuat lancar siklus haid, meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi gejala PMS. Kekurangannya yaitu, bisa meningkatkan berat badan dan membuat gairah seks menurun.
2. Kondom
Jenis alat kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan hingga 98% asalkan dipasang dengan benar dan tidak bocor. Bahkan, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS), lho. Kelebihannya, kondom mudah didapatkan dan harganya murah. Sedangkan kekurangannya, beberapa orang mengeluhkan kalau berhubungan intim dengan menggunakan kondom malah membuat kedua pasangan kekurangan sensitivitas.
3. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama satu bulan, ada pula untuk tiga bulan. Kontrasepsi ini pun termasuk dalam kategori kontemporer dan masih tergolong murah, dengan tingkat kegagalan tiga persen dalam pencegahan kehamilan. Kekurangan atau efek samping yang sering timbul adalah adanya rasa mual, pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi sama sekali, sakit kepala, jerawatan, dan peningkatan berat badan.
4. IUD
IUD termasuk alat kontrasepsi paling populer di Indonesia. Tingkat efektivitasnya mencapai 99,8% dalam mencegah kehamilan. Alat KB ini dapat digunakan 3-5 tahun, tergantung jenis yang kamu pilih. IUD sendiri merupakan alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim guna mencegah terjadinya pembuahan. Efek sampingnya adalah munculnya keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut, dapat lepas atau bergeser biasanya bersama darah haid, dan bisa saja terjadi infeksi kalau tubuh menolak keberadaannya.
5. Implan / Norplant / Susuk
Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka cukup lama dan tidak ingin repot, metode pencegahan kehamilan selama tiga tahun ini bisa dijadikan pilihan. Kekurangannya, harganya relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau suntik KB, menstruasi akan jadi tidak teratur dan ada nyeri di bagian lengan atas tempat implan ditanam.
6. Senggama terputus
Metode senggama terputus atau coitus interruptus ini adalah salah satu kontrasepsi non-hormonal yang dilakukan dengan cara mencabut penis sebelum ejakulasi saat berhubungan seksual. Masyarakat lebih mengenal metode ini dengan sebutan ejakulasi di luar. Metode senggama terputus efektif mencegah kehamilan hingga 80%. Keuntungannya, tidak membutuhkan biaya dan tidak menimbulkan efek samping. Tapi, pembuahan tetap berisiko terjadi, karena bisa saja sel sperma terkandung dalam cairan yang keluar sebelum ejakulasi.
7. Metode kalender
Lewat metode kalender, kamu mesti mencermati siklus menstruasi dan ovulasi selama sebulan untuk mengetahui masa subur tubuh. Kalau sudah tahu, kamu dan pasangan dapat menghindari berhubungan di masa subur agar menghindari terjadinya kehamilan. Keuntungannya, cara ini sangat mudah karena kamu hanya perlu menandai siklus menstruasi di kalender atau menggunakan aplikasi. Tapi minusnya, ada siklus menstruasi yang rutin setiap bulan, dan ada pula yang tidak teratur. Jadi, kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
Masing-masing alat kontrasepsi di atas punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jadi, akan lebih baik kalau kamu konsultasikan dulu pada dokter mengenai mana alat kontrasepsi yang ccok dan efektif untukmu ya, Bela.