Variasi gaya dan fantasi dalam seks adalah hal yang umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan. Dari sekian banyak praktik yang ada, BDSM menjadi variasi favorit bagi sebagian orang. Untuk kamu yang pernah menonton film Fifty Shades of Grey pastinya sudah tak asing lagi dengan variasi seks yang satu ini.
BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline (BD), Domination and Submission (DS), Sadism and Masochism (SM). Dengan kata lain, BDSM merupakan sebuah aturan ‘permainan’ dalam seks yang mengharuskan salah satu di antara pasangan ini tunduk kepada pasangannya dalam aktivitas seksualnya.
Dalam permainannya, para pelaku akan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, seperti mencambuk, mengikat, atau membungkam pasangannya saat bercinta. Namun, semua itu dilakukan dengan emosi dan sensasi yang berbeda dari pasangannya sehingga dirasa menjadi kegiatan seksual yang menyenangkan. Sering dianggap menyimpang, ketahui dulu yuk 5 mitos BDSM yang dikutip dari laman SELF berikut ini.
1. Fantasi seks yang aneh bagi banyak orang
Michael Aaron, Ph.D., seorang terapis seks di New York City dan penulis buku Modern Sexuality, menjelaskan bahwa banyak orang salah paham tentang BDSM. Banyak yang menyebut bahwa BDSM adalah hal yang aneh dan tak disukai oleh banyak orang. Faktanya, sebuah studi di Journal of Sexual Medicine pada tahun 2014 menemukan bahwa BDSM adalah hal yang biasa dan digemari orang-orang.
Dalam studi tersebut diketahui bahwa 65% perempuan yang terlibat sebagai responden justru berfantasi untuk menjadi pihak yang dikuasai, 47% perempuan berfantasi untuk menjadi pihak yang mendominasi pasangannya, dan 52% perempuan berfantasi melakukan seks dengan cara diikat. Jadi, berfantasi tentang BDSM itu sangat wajar, meski beberapa orang merasa malu untuk mengakuinya.
2. BDSM itu berbahaya
Tak sedikit ‘orang luar’ yang menilai jika BDSM itu berbahaya. Faktanya, komunitas penyuka BDSM justru bangga akan fantasinya dan menjaga keselamatan fisik maupun mentalnya. Menurut Michael Aaron, kesepakatan antarpasangan dan negosiasi tentang apa yang akan mereka lakukan saat bercinta adalah hal yang utama dalam BDSM.
Meski begitu, terkadang BDSM juga bisa seperti taruhan. Sebab, ada beberapa kegiatan yang dipilih itu memiliki risiko tinggi dan berbahaya, seperti tinju, bungee jumping, bahkan skydiving sekalipun. Namun setidaknya, pelaku BDSM selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin dan menetapkan batasan agar jangan sampai membahayakan mereka.
3. Akan merusak secara emosional
Mitos yang satu ini ternyata salah lho, Bela. Jika dilakukan dengan benar, BDSM justru dapat membantu kondisi psikologismu dan pasangan. Seorang sex coach bernama Stephanie Hunter Jones, Ph.D. menyebut bahwa BDSM bisa membantu pasangan yang menjalani vanilla relationship alias hubungan yang datar.
Untuk memberikan warna dalam hubungan, Stephanie menyarankan bagi pihak yang memiliki kecenderungan lebih pasif dalam hubungan untuk mengambil peran sebagai pihak yang mendominasi saat melakukan BDSM, begitu pun sebaliknya.
4. Pihak yang dominan selalu menjadi yang menguasai
Dalam konteks peran Dominance and Submission (DS), ada banyak istilah yang digunakan orang untuk menggambarkan dirinya sendiri maupun pasangan, seperti top/bottom, dom (or domme)/sub, master (or mistress)/slave, dan lain-lain.
Namun, identitas ini sangat mungkin berubah-ubah. Pihak yang cenderung dominan dalam hubungan pun nyatanya tak selalu menjadi pihak yang mendominasi ketika melakukan aktivitas seksual ini.
5. BDSM selalu tentang seks dan penetrasi
Meski aktivitas ini dilakukan untuk mendapat kepuasan tersendiri, tapi BDSM nyatanya tak selalu berkaitan tentang seks. Bahkan, aktivitas BDSM seringkali tak melibatkan penetrasi untuk mencapai klimaks, lho. Menurut Stephanie, beberapa orang menyukainya hanya untuk kekuasaan semata. Oleh karena itu, sangat wajar jika seseorang bermain-main dengan BDSM tanpa melibatkan seks.
Itu dia 5 mitos keliru tentang BDSM yang masih sering dipercaya oleh masyarakat. Bagaimana pandanganmu tentang fantasi seksual yang satu ini, Bela?