Seks itu semestinya menjadi momen paling nikmat untuk kalian berdua. Walaupun definisi nikmat itu relatif, tapi ada standar dasar yang sebenarnya perlu dipahami setiap pasangan.
Merasa sudah melakukan semuanya dengan benar saat berhubungan seks? Coba cek dulu, mungkin ada satu atau bahkan beberapa kesalahan 'kecil' (atau dianggap kecil oleh banyak orang, padahal nggak demikian) soal seks berikut ini yang masih sering kamu lakukan!
1. Malu berbicara soal seks
Nyaman (bahkan sering) melakukan hubungan seks nggak lantas membuat seseorang juga merasa cukup nyaman untuk berbicara soal seks. Padahal, komunikasi soal yang satu ini penting untuk dilakukan bersama dengan pasangan. Jangan sampai karena kamu atau pasangan merasa malu membicarakan fantasi dan preferensi masing-masing justru berujung pada kualitas seks yang menurun.
2. Nggak orgasme = kegagalan
Terkadang, orgasme bukanlah tujuan akhir dari seks. Alih-alih demikian, kenikmatan seksual justru diperoleh melalui proses, mulai dari kamu dan pasangan saling menggoda, mulai merasa bergairah, bereksperimen dengan berbagai sentuhan, fantasi, dan lain-lain. Bila fokusmu hanya pada orgasme, keseluruhan pengalaman kenikmatan seksual tersebut nggak akan kamu dapatkan dan hanya akan membuatmu merasa terbebani dan cemas.
3. Berasumsi bahwa pasanganmu adalah ahli seks dan dapat membaca pikiranmu
Sekalipun pasanganmu begitu mencintaimu, bukan berarti dia selalu tahu (apalagi dengan tepat) tentang cara untuk membahagiakan dan memuaskanmu di ranjang. Terutama bagi perempuan, nggak perlu malu untuk mengatakan pada pasangan bagian mana saja yang kamu ingin dia sentuh. Pun dengan bagian maupun hal-hal yang membuatmu kurang nyaman saat melakukan seks, nggak perlu takut untuk mengutarakannya.
4. Menggantungkan orgasme hanya pada usaha pasangan
Fokus untuk menyenangkan pasangan saat seks merupakan hal yang bagus, tetapi seks nggak semestinya hanya 'diusahakan' oleh satu pihak. Untuk membuatmu orgasme, kamu nggak seharusnya menggantungkan dari usaha pasangan semata. Kamu juga perlu untuk melakukan hal-hal yang dapat membantumu mencapai puncak, terlebih mengingat bahwa kamu sendirilah yang paling tahu bagian mana dan bagaimana untuk memperoleh kenikmatan tersebut.
5. Meremehkan pentingnya seks bagi pasangan
Perbedaan libido merupakan hal yang juga cukup sering dialami oleh pasangan. Biasanya, individu dengan libido yang tinggi cenderung merasa 'bersalah' dan berpikir bahwa pasangannya mempunyai pikiran dirinya sebagai objek seks. Karena itu, diskusi dengan pasangan terkait hal ini sangat penting agar masing-masing pihak nggak merasa bersalah maupun salah paham.
6. Kurangnya komunikasi saat sedang melakukan seks
Seks seharusnya juga menjadi salah satu cara untuk membuat hubungan dengan pasangan menjadi lebih baik dan lebih kuat. Maka dari itu, ketika sedang melakukan hubungan seks, penting untuk menjaga komunikasi dibandingkan hanya sekadar menjalankan hubungan fisik tersebut. Selain sembari mengucapkan kata-kata yang positif, menjaga kontak mata dengan pasangan saat sedang melakukan seks juga merupakan bentuk komunikasi yang perlu dilakukan.
7. Menolak berhubungan seks berarti menolak pasangan
Nggak selamanya kamu dan pasangan selalu berada di dalam gairah dan mood yang sama untuk bercinta. Oleh sebab itu, jangan terburu merasa sakit hati dan berpikiran terlalu jauh ketika pasangan menolak untuk melakukan seks di suatu waktu tertentu. Ingat, menolak untuk bercinta bukan berarti menolak kehadiranmu.
8. Berasumsi bahwa kebersihan selalu sebanding dengan kesehatan
Boleh jadi, kamu atau pasanganmu terlihat sangat menarik, rapi, dan menjaga kebersihan dari luar. Namun, hal ini bukan jaminan bebas dari penyakit menular seksual (PMS), terlebih dalam kenyatannya PMS nggak menunjukkan gejala di luar. Selalu terapkan kehidupan seks yang sehat dengan berdiskusi soal kondisi masing-masing berikut cara untuk selalu aman dan sehat.
9. Berhenti melakukan seks ketika laki-laki nggak lagi ereksi
Seks bukanlah sebatas soal penetrasi dan ereksi. Seks mencakup keseluruhan yang lebih luas: sentuhan yang nyaman dan menyenangkan, kesenangan yang lebih santai, dan sebagainya. Laki-laki yang belum mencapai ereksi pun bukan berarti dia nggak sedang menikmati atau nggak memiliki ketertarikan--pun sebaliknya, ereksi juga bukan berarti selalu soal penetrasi.
10. Melupakan 'follow up' setelah seks berakhir
Apa yang dilakukan setelah seks nggak kalah penting dengan seks itu sendiri. Selesai bercinta, kamu mungkin 'terburu' untuk jatuh tertidur atau bahkan melanjutkan aktivitas yang harus dilakukan seperti bekerja. Alih-alih selalu seperti itu, cobalah untuk melakukan sedikit usaha agar meningkatkan ikatan emosi di antara kamu dan pasangan seperti percakapan singkat yang hangat.
11. Melakukannya seperti di film porno
Seks yang disajikan di dalam film-film porno berbeda dengan seks yang berada di dunia nyata. Di dunia nyata, kamu mungkin akan mengalami queefing, nggak ada desahan maupun teriakan yang sedemikian heboh, orgasme yang begitu 'hebat', ukuran penis maupun payudara yang nggak sebesar disajikan dalam fantasi, dan sebagainya. Karena itu, jangan terlalu terpaku dengan apa yang kamu ketahui sebatas dalam film maupun buku.
12. Nggak sebaiknya tertawa saat queefing maupun kentut
Sekali lagi, di dunia nyata, seks nggak selalu berjalan semulus yang disajikan dalam fantasi. Kamu dan pasangan sangat mungkin mengalami sendawa, kentut, queefing, dan sebagainya. Meski hal-hal ini mungkin terkesan dapat membuatmu dan pasangan sedikit kehilangan konsentrasi atau bahkan menurunkan gairah, cobalah untuk dapat lebih adaptif terhadap hal-hal yang memang secara normal terjadi pada tubuh dan kehidupan nyata.
13. Gaya misionaris dan cowgirl sepanjang waktu
Ada sangat, sangat banyak posisi dan gaya seks selain missionary dan cowgirl yang dapat kamu dan pasangan lakukan. Yang perlu kamu dan pasangan ketahui, mencoba hal-hal baru seperti ini bukan berarti menunjukkan ketidakpuasan terhadap pengalaman seks yang dimiliki. Nggak ada salahnya untuk mencoba posisi dan gaya baru bersama pasangan dengan catatan kamu dan pasangan merasa nyaman dan aman untuk melakukannya.
14. Melewatkan protektor hanya karena kamu dan dia telah lama berhubungan
Seks sehat selalu penting untuk diterapkan meski kamu dan pasangan telah menikah sekalipun. Bila kamu dan pasangan nggak rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seksual, nggak ada salahnya untuk menggunakan alat kontrasepsi sebagai untuk proteksi.
15. Menekan satu area super sensitif yang satu ini pada perempuan
Fourchette merupakan bagian pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora sekaligus menjadi spot yang paling sering dirasakan sakit oleh perempuan saat bercinta. Friksi yang berlebihan di area sensitif ini menyebabkan rasa nggak nyaman pada perempuan seperti pembengkakan, sensasi terbakar, hingga robek. Untuk mengantisipasinya, perlu dilakukan 'pemanasan' yang cukup berikut foreplay, memeriksanya secara teratur selagi bercinta, dan menghentikan aktivitas seks bila mulai terasa sakit.
Seks nggak selalu soal hubungan fisik dan mencapai orgasme, tetapi lebih pada soal meningkatkan kualitas hubungan emosionalmu dengan pasangan. Karena itu, jangan abaikan komunikasi dengan si dia agar masing-masing tetap merasa nyaman dan aman, ya!
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan pada laman IDN Times dengan judul "15 Kesalahan "Kecil" Saat Seks Ini Masih Sering Dilakukan Banyak Orang"