Meski tidak ada yang bisa memastikan seperti apa maksud dan isi hati seseorang terhadap kita, pada dasarnya apa yang mereka tunjukkan bisa memberikan gambarannya, lho. Seperti misalnya, mana laki-laki yang tulus dan mana yang memang memiliki maksud tersembunyi.
Laki-laki yang tulus pasti akan menghargai kehadiran kita dan memperlakukan kita sebagaimana perempuan diperlakukan. Sedangkan laki-laki yang memiliki maksud tersembunyi seperti perihal seksual pasti menunjukkan sikap yang sangat kontras.
Berikut ini ada 6 tanda kamu hanya dijadikan objek seksual pasangan. Apa saja itu?
1. Dia hanya memperhatikan penampilanmu
Meskipun sangat bagus saat ada seseorang yang menghargai dan memperhatikan penampilanmu, tentu kamu juga ingin dicintai dan dipuja karena kualitas sifat aslimu. Laki-laki yang dengan tulus tertarik untuk menjalin hubungan denganmu akan memuji kamu secara menyeluruh baik itu kecerdasan, selera humor, dan nilai-nilai dalam dirimu.
Sedangkan laki-laki yang hanya menjadikanmu sebagai objek seksual akan memberi tahu kamu betapa bagusnya rambutmu atau betapa seksinya kamu terlihat dengan pakaian yang kamu kenakan. Waspadalah dengan tipikal laki-laki yang terlalu fokus dan sering mengomentari fisikmu dan mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan lebih dalam.
2. Percakapan selalu berubah menjadi seksual
Pada dasarnya, kita dapat mengetahui begitu banyak tentang minat seseorang dalam hubungan dari isi komunikasinya. Laki-laki yang hanya memiliki minat seksual padamu, ketika dia menelepon atau mengirimimu pesan teks apa pun topiknya, dia akan menemukan cara untuk membawa topik seks ke dalam percakapan.
Misalnya, kamu baru saja pulang dan bersantai, dia mengirim pesan, "Apa yang kamu kenakan sekarang? Aku boleh lihat ga?"
Sebaliknya, laki-laki yang dengan tulus tertarik padamu akan bertanya bagaimana perasaanmu? Bagaimana pekerjaanmu? Dan pertanyaan apa pun yang menyangkut dengan kegiatan umum yang kamu kerjakan.
3. Sering melakukan kontak fisik berlebihan
Ada banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta terhadap pasangan, sebab bahasa cinta setiap orang pasti akan berbeda. Salah satunya seperti dengan melakukan kontak fisik.
Namun, semua itu tetap ada batasannya dengan memperhatikan waktu dan tempat. Jika pasanganmu cenderung melakukannya kapan pun dan di mana pun dengan kontak fisik yang sudah terlalu berlebihan, rasanya kamu harus mewaspadai hal itu.
4. Tidak serius dalam menjalani hubungan
Pasangan yang menjadikanmu objek seksualnya berarti hanya fokus dengan dirinya sendiri. Ia hanya ingin memuaskan dirinya sendiri dan mengabaikan hubungan kalian. Tanda ini bisa sangat mudah dikenali. Kamu akan merasa lelah karena hanya dirimulah yang berjuang dengan hubungan itu.
Ketika kamu mulai membahas perihal hubungan yang lebih serius, ia bisa saja mengelak dan mengambil alih topik pembicaraan. Ia mungkin bisa saja mengatakan bahwa dirinya serius, tapi tidak dengan perlakuan dan sikap yang ditunjukkan.
5. Marah jika kamu menolak sentuhan fisik
Karena fokusnya hanya dirinya sendiri, maka ketika apa yang menjadi keinginannya tidak terwujud ia bisa saja marah padamu. Bahkan, yang lebih parah, bisa saja ia bersikap manipulatif sehingga membuatmu merasa bersalah jika tidak mau melakukan kontak fisik dengannya.
6. Komunikasi tidak stabil
Tanda terakhir yang bisa sangat jelas kamu kenali adalah komunikasi yang tidak stabil. Ia hanya menghubungimu ketika keinginan akan hasrat seksualnya muncul. Sedangkan, pada hubungan normal, umumnya pasangan akan menghubungimu dalam kondisi apa pun dan intensitasnya pun lebih sering.
Meski saat menghubungimu mulanya ia tidak langsung to the point dengan keinginannya. Akan tetapi, lagi dan lagi, ujung pembicaraannya pasti mengarah pada hal-hal yang berbau seksual. Lalu, jika keinginannya tidak dapat kamu berikan, ia mungkin bisa pergi menghilang lagi, sampai waktu yang tidak bisa kamu prediksi.
Itulah sejumlah tanda yang bisa membantumu untuk mengenali potensi pasangan yang menjadikan pasangannya sebagai objek seksual. Semoga kita dan orang-orang terdekat dijauhkan dari pasangan yang hanya ingin memanfaatkan kita untuk hal-hal buruk, ya!