Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Vanilla Shaming: Saat Kamu Dipermalukan karena Menyukai Vanilla Sex 

Ini bisa berdampak buruk pada kehidupan seks kamu

Elga Windasari

Sampai saat ini seks masih dianggap sebagi hal yang tabu dan masih banyak orang yang menyembunyikan kesukaannya soal seks. Termasuk mereka yang menyukai vanilla sex.

Apalagi saat ini semakin banyak cerita, baik di novel atau film, yang mengangat teman BDSM, membuat gaya seks ini menjadi lebih dapat diterima secara sosial. Akibatnya, banyak orang yang menganggap aneh penyuka seks vanila.

Bahkan, sekarang ada istilah vanilla shaming. Apakah itu?

“Vanilla shaming adalah rasa malu yang berlebihan mengenai penilaian terhadap orang-orang yang memiliki kehidupan seks yang lebih tradisional,” kata seksolog bersertifikat Megwyn White.

Menurutnya, beberapa orang percaya bahwa seks konvensional membosankan, termasuk vanilla sex. Penilaian negatif tersebut terwujud dalam berbagai cara, seperti ejekan dan tidak jarang pengucilan.

Karena seks vanila memiliki image “tidak diinginkan”, orang mungkin merasakan tekanan yang tidak semestinya untuk meninggalkan kesukaannya ini dan menerima gaya seks yang tidak disukainya.

Ini caranya kamu tahu sedang mengalami vanilla shaming

Pexels.com/Antoni Shkraba

Ini bukanlah sebuah fenomena baru, melainkan merupakan bentuk baru dari penilaian yang sama yang telah lama diterapkan pada preferensi seksual.

Pendidik seksualitas bersertifikat AASECT, Jules Purnell, MEd., mengatakan, “Jika seseorang tidak melakukan permainan kink atau BDSM, dia dianggap membosankan atau tidak keren dan tidak cukup menggairahkan di ranjang.”

Secara umum, vanilla shaming dapat berupa segala bentuk merendahkan seseorang karena menyukai apa pun yang termasuk dalam ranah hubungan seksual yang “normal”.

Cara terbaik untuk mengidentifikasi rasa malu yang berlebihan ini adalah dengan memperhatikan reaksi emosional dan fisik terhadap tindakan dan komentar orang lain terkait seks.

Pernahkah kamu merasa malu saat pasangan mengatakan kurang berani? Pernahkah perutmu mual ketika hasrat, kesenangan, atau batasan seksualmu dianggap membosankan?

Semua perasaan tersebut adalah isyarat bahwa kamu mengalami rasa malu yang luar biasa terhadap seks vanila.

“Korban” vanilla shaming bisa mendapat perlakuan ini

pexels.com/mart-production

Mempermalukan seseorang karena preferensi seksual apa pun adalah salah satu cara membuatnya merasa kurang layak untuk mendapatkan kesenangan, rasa hormat, dan perhatian karena kesukaannya.

Lewat cara ini, perasaan malu secara seksual tersebut akan digunakan untuk mengikis rasa percaya dirinya sehingga mudah dikontrol. Ini karena orang yang malu dan tidak berdaya “lebih mudah dimanipulasi”.

Misalnya, seseorang yang merasa dipermalukan oleh pasangannya (dan dibuat merasa kesukaannya tidak normal) mungkin lebih mudah dipaksa atau ditekan untuk mencoba sesuatu yang tidak ingin dilakukan atau terasa tidak nyaman dan bahkan berbahaya.

Saat si “korban” vanilla shaming ini menolak melakukannya, dia akan dikritik karena tidak berani. Hal ini tentu saja tidak boleh terjadi dalam kehidupan seks siapa pun karena consent atau memberikan persetujuan merupakan keharusan.

Apa dampak negatif dari vanilla shaming?

freepik.com/carlyukav

Merasa malu dengan preferensi seksual dapat menghalangimu untuk terhubung dan bertindak berdasarkan keinginanmu.

Jules bilang, “Setelah kita merasa dipermalukan cukup lama, kita menganggap rasa malu itu sebagai sesuatu yang pribadi dan juga mengendalikan keinginan kita sendiri.”

Namun, ini berarti kamu bisa mulai menyangkal keinginan, identitas, atau orientasi seksualmu karena merasa malu ya, Bela.

“Vanilla shaming tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi dan penerimaan diri, tetapi juga berdampak negatif pada kesejahteraan seksual,” tambah Megwyn.

Jika kamu tidak merasa terhubung saat melakukan hubungan seksual. bukan tidak mungkin kamu akan mengalami disfungsi seksual, seperti disfungsi ereksi, kesulitan mengalami orgasme, atau kurangnya hasrat seksual.

Secara lebih luas, rasa malu terhadap hasrat seksual juga dapat menyebabkanmu mengabaikan kesehatan seksual, yang mungkin menyebabkan pengabaian penggunaan tes IMS atau alat kontrasepsi.

Pada tingkat emosional, rasa malu yang berlebihan juga dapat menciptakan hambatan terhadap keintiman.

“Keintiman, pada intinya adalah tentang menerima kerentanan dan menciptakan kepercayaan di antara pasangan,” ujar Megwyn.

Jadi, vanilla shaming pada akhirnya akan mengikis kemampuanmu untuk menjadi rentan terhadap pasangan dan memiliki kepercayaan yang diperlukan untuk mendapatkan kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan.

IDN Channels

Latest from Sex