Meskipun seks disebut bisa membuat hormon bahagia dan rileks dalam tubuh meningkat, nyatanya masih banyak orang yang tidak merasakan hal itu. Saat berhubungan seks dengan pasangan, seseorang justru bisa merasakan kecemasan, seperti tekanan untuk melakukannya dengan “benar” atau tidak percaya diri dengan penampilannya.
Faktanya, semua rasa cemas tersebut bisa begitu kuat sehingga menghalangi seseorang untuk menikmati seks. Tidak fokus pada perasaan diri secara fisik saat berhubungan seks, disebut dengan “spectatoring” atau “penonton”. Orang yang tidak bisa menikmati seks disebut hanya menjadi “penonton” dalam kegiatan tersebut.
Alasan seseorang hanya menjadi “penonton” saat berhubungan seks
Ini adalah sebuah konsep yang diciptakan pada 1970 oleh peneliti seks William Masters dan Virginia Johnson. Kondisi ini menggambarkan seseorang menonton dirinya sendiri yang sedang terlibat dalam seks, daripada benar-benar mengalami sensasi bercinta yang dilakukannya.
Sampai saat ini, para ahli mengatakan hal itu masih dirasakan oleh banyak orang yang aktif secara seksual, terutama para perempuan.
“[Hal] Ini sebagian besar disebabkan oleh stigma masyarakat yang memberi tahu peran perempuan dalam seks dan kehidupan adalah untuk menyenangkan orang lain,” kata Suzannah Weiss, seorang pendidik seks bersertifikat dan seksolog.
Ditambah lagi dengan iklan dan media yang sebagian besar masih menjunjung tinggi pandangan tradisional tentang peran gender. Misalnya saja, perempuan harus "tampak seksi di tempat tidur" atau “vagina harus wangi” dan lain sebagainya. Hal ini memberi kesan pada perempuan kalau mereka harus terus-menerus memikirkan penampilannya saat berhubungan seks.
Namun, pesan sosial bukan satu-satunya penyebab seseorang hanya menjadi “penonton”. Seksolog Marla Renee Stewart, MA, mengatakan bahwa perasaan stres tentang sesuatu di luar seks, tidak menikmati seks, dan trauma seksual masa lalu adalah faktor lain yang juga bisa jadi penyebab.
Agar bisa berhenti hanya menjadi “penonton” saat kamu berhubungan seks dengan pasangan dan mulai merasakan kenikmatan saat melakukannya, coba lakukan beberapa cara di bawah ini.
1. Prioritaskan orgasme diri sendiri
Selain meminimalkan stres dan melatih pernapasan dalam, Renee menyarankan perubahan pola pikir tertentu.
"Jadikan kesenangan sebagai tujuan pengalaman seksualmu. Ambil lebih banyak peran kepemimpinan atau inisiatif agar diri kamu juga bisa mendapatkan kesenangan dan agar Anda lebih bertanggung jawab atas orgasme yang akan dirasakan sendiri,” ujarnya.
Namun, jangan juga merasa terlalu khawatir untuk mengalami orgasme karena hal itu juga dapat menambah stres. Nikmati setiap proses saat kamu bercinta dengan pasangan, kenali apa yang kamu sukai dan tidak, dengan begitu secara alami kamu akan mendapatkan orgasme yang diinginkan.
2. Secara fisik, benar-benar rasakan apa yang kamu rasakan
Menyadari bagaimana perasaanmu secara fisik dan seksual juga merupakan cara yang hebat untuk mengakhiri peran sebagai “penonton”, Suzannah. Ajukan pertanyaan pada diri sendiri untuk berkonsentrasi pada perasaan tersebut.
Beberapa pertanyaan yang dia sarankan untuk ditanyakan pada diri sendiri adalah:
- Bagaimana sentuhan pasangan saat ini?
- Sentuhan macam apa ini?
- Di mana aku merasakan sentuhan ini?
- Bagaimana rasanya sentuhan ini?
3. Gunakan indra yang kamu miliki untuk fokus pada pasangan
Saran lain yang ditawarkan Renee adalah memperhatikan pasangan dengan menggunakan semua indra yang kamu miliki.
Seperti apa penampilan pasangan? Bagaimana suaranya saat sedang bercinta denganmu? Sentuh tubuh pasangan dengan jari-jarimu. Rasakan langsung tubuh pasangan dengan mulutmu. Dari situ kamu bisa mengetahui bagian mana dari pasangan yang bisa membuatmu semakin bergairah saat bercinta.
4. Atur ulang pola pikir dirimu
"Ingatlah bahwa pasangan kemungkinan tidak menilai diri Anda sekeras Anda menilai diri sendiri. Anda akan terkejut dengan betapa sedikit orang lain yang benar-benar memperhatikan 'kekurangan' yang Anda rasakan," ucap Renee.
Bukan tidak mungkin, yang diinginkan pasangan adalah kamu juga menikmati saat bercinta dengannya, seperti yang dia rasakan. Dengan begitu, kamu tidak terus-menerus hanya menjadi “penonton” saat berhubungan seks dengan pasangan.