Pernah mendengar istilah BDSM? Mengutip dari Her Campus, BDSM adalah ragam kegiatan seksual yang bervariasi mulai dari roleplaying, dominansi dan submisif, pengendalian dan sikap seksual lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, BDSM telah menjadi istilah kegiatan seks yang membutuhkan persetujuan pihak-pihak yang melakukannya.
Ketika aktivitas itu terjadi, sering disebut dengan 'play time'. BDSM merupakan singkatan dari 4 kata, yaitu Bondage/Discipline, Dominance/Submission, Sadism, dan Machosism. Apa saja makna arti BDSM tersebut?
Arti BDSM
- Bondage/Discipline
Bondage jika diartikan secara harfiah adalah ikatan atau perbudakan. Namun mengutip dari MensXP, dalam istilah BDSM, Bondage umumnya melibatkan kendali fisik untuk kenikmatan seksual untuk kedua belah pihak. Saat salah satu pihak terikat dengan tali atau tertahan dengan borgol untuk rangsangan seksual, pihak lainnya akan menggunakan bantuan alat seks untuk meningkatkan kepuasan seksualnya. Bahkan kegiatan seperti asphyxiation (membatasi pernapasan) juga termasuk dalam kegiatan bondage ini.
Sedangkan Discipline nggak jauh berbeda dengan bondage. Discipline dalam dunia BDSM melibatkan pengendalia psikologis dengan memberikan beberapa hukuman untuk hal-hal yang nggak boleh dilakukan salah satu pihak pada pihak lainnya. Jenis hukumannya beragam, mulai dari bentuk fisik seperti spanking (memukul pantat) dan mencambuk, sampai bentuk psikologis seperti mengeluarkan kalimat yang merendahkan.
- Dominance/Submission
Dalam aktivitas atau hubungan BDSM, ada dua istilah dasar yang harus dikenali, yaitu Dominance dan Submission. Dominance merupakan pihak yang mendominansi dalam hubungan. Dirinya merupakan pihak yang memberikan rasa sakit, memberikan hukuman, mengendalikan pergerakan maupun psikologis pasangannya. Secara sederhana, pihak Dominan (atau akrabnya disebut 'Dom') mengendalikan pasangannya yang bersikap submisif.
Sedangkan Submission, merupakan pihak yang menerima hal-hal yang dilakukan oleh Dominan. Ia yang menerima hukuman dan mematuhi semua perintah yang diberikan. Pihak 'Sub' harus menyerahkan dirinya pada pihak 'Dom'. Baik pihak 'Dom' maupun 'Sub' nggak terikat gender. Jadi, perempuan bisa menjadi seorang 'Dom' dan laki-laki dapat menjadi 'Sub' dalam hubungan mereka.
- Sadism
Sadism merupakan dorongan untuk melihat salah satu pihak mengalami kesakitan, yang dapat disebabkan dalam banyak hal. Mulai dari mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan, memukul pantat, mencambuk, mencekik, meneteskan lilin pada kulit, sampai rangsangan berlebihan. Pihak yang 'sadism' akan memberikan rasa sakit dan pihak lainnya yang menerima perlakukan tersebut mendapatkan rangsangan seksual dengan menikmati setiap rasa sakit yang dialaminya.
- Masochism
Masochism atau Masochist nggak jauh berbeda dengan sadism. Bahkan, ada istilah 'Sadomasichism' yang merupakan penggabungan dari dua istilah itu. Baik pihak sadism atau masochist sama-sama memiliki dorongan untuk memberikan rasa sakit pada pihak lainnya. Selain dari pihak penerima perlakuan mendapatkan rangsangan seksual, pihak sadism maupun masochist turut merasakan gairah seksual dari melihat reaksi kesakitan yang dialami pasangannya.
Alat yang Dipakai dalam BDSM
Ada beberapa benda yang digunakan saat melakukan kegiatan BDSM. Mulai dari yang sederhana seperti tali, sampai yang paling rumit sehingga membutuhkan instalasi seperti rangka untuk menahan pihak 'Sub'.
1. Rope atau tali
Salah satu alat yang selalu ada dalam BDSM adalah tali. Benda ini dibutuhkan untuk menahan pergerakan pihak sub dalam kegiatan tersebut. Tali yang dipakai dapat berupa tali tambang. Namun jika ingin sesuatu yang lebih lembut dan nggak terlalu meninggalkan bekas berlebihan pada kulit, dapat menggantinya dengan kain (seperti dasi).
2. Borgol
Selain tali, pihak yang melakukan BDSM biasanya menggunakan borgol untuk membatasi pergerakan seseorang. Borgol tersebut sama seperti yang dipakai polisi. Namun, ada beberapa jenis borgol yang didesain khusus untuk BDSM dan mengurangi rasa sakit dari besi, seperti borgol yang terbuat dari bahan kulit.
3. Choker atau neck collar
Dalam dunia BDSM, choker atau neck collar merupakan sebuah aksesori yang menandakan kepemilikan dan submisif. Artinya, pihak yang mengenakan aksesori tersebut adalah pihak Sub dan dia dimiliki oleh pasangannya yang bersikap sebagai Dom. Lebih jauh lagi, ada beberapa choker maupun neck collar yang memiliki rantai atau tali sehingga pihak Dom dapat mengarahkan atau membatasi pergerakan si Sub.
4. Ball gag mouth
Ball gag mouth merupakan sebuah bola dengan sabuk, yang dipasang pada mulut. Benda ini digunakan untuk menahan ucapan dan memaksa mulu tetap terbuka.
5. Cambuk atau flogger
Cambuk juga menjadi salah satu benda yang dipakai dalam kegiatan BDSM. Bentuknya pun bermacam-macam, dan biasanya pihak Dom yang memberikan cambuk pada pihak Sub. Pihak Dom nggak selalu mencambuk pihak Sub begitu saja. Umumnya, cambukan merupakan salah satu bentuk hukuman karena pihak Sub melanggar peraturan yang ditetapkan Dom.
6. Baju seks strap
Baju seks ini didesain dapat memberikan batasan pergerakan pada pemakainya sehingga sering digunakan dalam kegiatan BDSM. Ada pula jenis baju seks strap yang didesain memberikan rasa sakit pada bagian vital, seperti payudara atau vagina. Karena itu, pihak yang memakai baju ini umumnya adalah Sub.
7. Mainan seks
Mainan seks pun sering dilibatkan dalam kegiatan BDSM. Benda ini digunakan untuk memberikan rangsangan ekstra pada Sub, atau dalam konteks lain, dapat memberikan hukuman pada Sub (rangsangan berlebihan). Jenis mainan seks yang dipakai dapat beragam, mulai dari vibrator sampai butt plug.
Pro-Kontra BDSM
Mengutip dari Wikipedia, BDSM telah ada sejak sebelum Masehi, mulai dari ritual yang dilakukan masyarakat Mesopotamia untuk Dewi Inanna hingga memasuki masa modern. Bahkan, sudah ada komunitas penggiat BDSM yang berisikan orang-orang yang menyukai dan melakukan kegiatan BDSM dari berbagai pihak, Dom dan Sub, top dan bottom. Namun, nggak menampik bahwa ada pro kontra BDSM seiring perkembangan zaman.
BDSM merupakan kegiatan seksual yang dilakukan dengan pertimbangan dan persetujuan dari para pihak yang menjalaninya. Dengan kata lain, pihak Sub setuju menerima dan mematuhi pihak Dom, dan pihak Dom akan memberikan perlakuan pada pihak Sub. Namun pada dasarnya, hal-hal yang dilakukan pun sudah sesuai dengan persetujuan masing-masing pihak, dan telah dibicarakan dengan melibatkan batasan oleh keduanya.
Namun, BDSM sendiri dianggap sebaga kelainan seksual. Lebih jauh lagi, pihak yang melakukan kegiatan BDSM mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu hal yang mendorong timbulnya pandangan ini adalah anggapan awam yang menyebutkan kalau BDSM itu berfokus pada kesakitan. Akan tetapi, para ahli kesehatan dan pengamat sosial tetap menganggap bahwa BDSM termasuk salah satu gangguan kesehatan jika kegiatan tersebut sudah berada di luar pertimbangan salah satu pihak dan melibatkan kekerasan yang sudah melewati batasan di antara kedua belah pihak.
Hal yang Perlu Diketahui dari BDSM
Seperti yang disebutkan pada paragraf sebelumnya, banyak yang menganggap kalau BDSM adalah kelainan seksual. Sebab, salah satu pihak mendapatkan kenikmatan seksual dengan memberikan rasa sakit pada pihak lainnya. Namun sebenarnya, BDSM nggak sedangkal itu, Bela.
Dalam dunia BDSM, ada istilah 'safe word' atau kata aman. Kata ini umumnya ditentukan oleh pihak Sub dan diberikan pada pihak Dom. Saat suatu kegiatan BDSM sudah melewati dari batasan yang dapat diterima oleh Sub, ia akan mengucapkan kata aman itu dan pihak Dom perlu mematuhinya sebagai salah satu bentuk melindungi dan merawat pasangannya.
Terkait dengan merawat dan menjaga pasangannya, pihak Dom harus memberikan 'after care' pada pihak Sub setelah melakukan kegiatan seks. Perawatan tersebut dapat berupa mengobati luka bekas dari ikatan tali pada tubuhnya, meredakan kemerahan dan rasa sakit dari cambukan atau pukulan, sampai memberikan kalimat positif jika kegiatan BDSM melibatkan merendahkan pasangan secara verbal.
Kegiatan BDSM pun pada dasarnya nggak dilakukan tanpa persetujuan dari pihak Sub. Sebelum melakukan kegiatan BDSM, pihak Dom akan menanyai batasan seksual, hal yang disukai dan hal yang nggak disukai dalam BDSM. Pada saat diskusi seperti, pihak Sub diharapkan dapat berbicara sejujur-jujurnya karena ini melibatkan keselamatannya.
Selain itu, kegiatan seperti pukulan dan cambukan dalam BDSM bertujuan memberikan rangsangan seksual pada pihak Sub. Artinya, kesakitan itu dapat membuatnya merasa bergairah. Pihak Dom pun dapat merasakan gairah seksual dengan memberikan hukuman itu. Seks dari kegiatan BDSM dianggap dapat memberikan rasa rileks pada tubuh. Bahkan, BDSM nggak selalu melibatkan penetrasi seksual, lho.
Itulah penjelasan singkat mengenai arti BDSM. Apa pendapatmu tentang kegiatan seksual ini, Bela?