Sakit saat berhubungan merupakan hal yang wajar dan pasti pernah dialami hampir semua perempuan. Apalagi jika itu merupakan aktivitas seks pertama baginya. Menurut Dr Cheryl Bernadette Iglesia, MD seorang pakar uroginekologi yang tergabung dalam medstarhealth.org menyatakan, sakit saat berhubungan bisa terjadi ketika melakukan posisi seks tertentu. Namun, jika terasa sakit ketika melakukan segala posisi dan di setiap aktivitas berhubungan intim, barulah ada hal yang patut dicurigai.
Penyebab sakit saat berhubungan intim pun bermacam-macam. Nggak hanya dari segi posisi seks saja yang menyebabkan sakit, tapi ada beberapa faktor lain penyebab sakit saat berhubungan. Berikut beberapa penyebab sakit saat berhubungan.
1. Stres
Stres bisa menimbulkan badan tegang. Beberapa penelitian menemukan bahwa ketika seseorang mengalami gangguan kecemasan, stres atau depresi, bisa membuatnya sulit untuk bergairah sehingga membuat vagina nggak bisa terlubrikasi saat melakukan penetrasi. Selain itu, perasaan takut sebelum berhubungan bisa membuat otot vagina kejang sehingga membuatnya sakit saat pasangan melakukan penetrasi.
2. Kurang pelumas
Di samping stres, penyebab sakit lainnya saat berhubungan adalah kurangnya pelumas pada vagina sehingga kesat dan ketika terjadi gesekan akan menyebabkan sakit. Untuk mengatasi hal demikian, kamu dan pasangan bisa melakukan foreplay terlebih dahulu.
Secara umum, otak kita memerlukan waktu sekitar 5 sampai 7 menit untuk merespons rangsangan yang nantinya akan memproduksi pelicin alami vagina. Foreplay ini dimaksudkan sebagai pemanasan sebelum melakukan hubungan.
3. Infeksi
Penyebab sakit saat berhubungan lainnya bisa jadi disebabkan adanya infeksi. Mengutip dari Health24, rasa sakit merupakan pengingat awal dari indikasi adanya masalah akibat infeksi atau iritasi. Infeksi atau iritasi yang paling sering dialami di antaranya karena herpes kelamin, trikomoniasis, dan infeksi ragi. Kalau masih tahap awal, infeksi ini bisa lebih mudah untuk ditangani.
Penyebab dari herpes kelamin ini biasanya ditularkan dari seseorang yang memiliki penyakit herpes yang disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Herpes ini bisa menyebar melalui sentuhan tapi lebih sering menyebar melalui hubungan seksual yang sering berganti pasangan.
Untuk infeksi trikomoniasis ini disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis (TV). Meskipun nggak fatal, infeksi ini bisa memicu komplikasi, seperti ketidaksuburan, infeksi jaringan kulit vagina pada perempuan.
4. Adanya penyakit atau kelainan tertentu.
Kista, vulvodynia, kehamilan ektopik, vaginal agenesis dan lain sebagainya bisa jadi penyebab sakit saat berhubungan. Adanya penyakit atau kelainan anatomi tubuh bisa menjadi salah satu indikasi penyebab sakit saat berhubungan. Perempuan yang memiliki kista kandung kemih atau kista ovarium akan mengalami efek yang nggak nyaman, nyeri, bahkan sakit saat berhubungan intim.
Dr. Cheryl mengatakan, sekitar 1-2% perempuan mengalami kondisi sakit saat berhubungan karena vulvodynia. Penyakit ini membuat perempuan akan merasakan sakit saat penetrasi, meski otot vagina nggak mengetat. Dr. Cheryl juga mengatakan, penyebab umum dari vulvodynia adalah perubahan hormon yang biasanya disebabkan oleh pil KB atau obat lain yang memengaruhi hormon.
5. Endometriosis
Penyebab sakit saat berhubungan lainnya adalah endosimetriosis. Endometriosis merupakan kondisi saat jaringan uterus yang disebut endometrium tumbuh di luar rahim. Situasi tersebut akan membuat penderitanya merasakan sakit luar biasa di bagian abdomen saat berhubungan.
Dikutip dari The Asian Parent, rasa sakit perempuan yang memiliki endometriosis ini bergantung pada letak endometriosis berada. Kalau berada di belakang vagina dan di bagian terendah rahim yang memengaruhi saraf atau ikatan di rahim, penderitanya biasanya mengalami sakit luar biasa saat penetrasi. Di kasus yang lebih parah bahkan bisa merasakan sakit meski sudah selesai berhubungan, bahkan hingga beberapa hari setelahnya.
Penanganannya biasanya dengan diberikan obat penghilang nyeri, terapi hormon, kontrasepsi hormon, mengkonsumsi danazol, melakukan olperasi konservatif, atau histerektomi. Tergantung kondisi endometriosis dan sesuai anjuran dokter ahli.