Kabar menyedihkan datang dari negara China yang saat ini sedang mengalami krisis seksual atau resesi seks. Hal ini terbukti dari menurunnya angka pernikahan dan kelahiran karena banyak warga yang malas menikah. Bahkan, sebagian dari penduduk Negeri Tirai Bambu tersebut memilih jalur ekstrem, yakni menjalani hubungan asmara dengan robot AI (Artificial Intelligence).
Kali ini, Popbela telah merangkum beberapa fakta mengenai resesi seks yang terjadi di negara China. Apa saja? Yuk, cek informasinya berikut ini.
1. Apa itu resesi seks?
Istilah resesi seks sendiri mengacu pada turunnya mood pasangan melakukan hubungan seksual, menikah, dan memiliki anak. Pada akhirnya, resesi seks dapat mengakibatkan penurunan populasi suatu negara.
Biasanya, mereka yang memilih untuk membiarkan resesi seks terjadi lantaran biaya perawatan dan pendidikan yang semakin melonjak. Di sisi lain, mereka juga lebih mementingkan karier serta keuangan daripada kebutuhan biologis dan keturunan.
2. Menemukan kesenangan lain selain seks
Di zaman saat ini, sangat mudah untuk mendapatkan kesenangan selain melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis, salah satunya dengan martubasi atau merangsang diri sendiri tanpa adanya patner seks.
Ternyata, hal ini juga diterapkan oleh para warga China yang masih mempunyai pandangan sendiri tentang seks. Mereka menilai bahwa seks adalah kegiatan yang melelahkan, sehingga martubasi adalah solusinya.
3. Kekasih virtual
Tak menutup kemungkinan jika setiap manusia juga membutuhkan pasangan dalam hidupnya. Namun bagi warga negara China, mereka sudah cukup memiliki pacar dari chatbot di aplikasi bernama Glow dan Wantalk.
Glow adalah platform kecerdasan buatan yang dihasilkan oleh perusahaan rintisan Shanghai, yakni MiniMax dengan menawarkan hubungan manusia dan robot, dimulai dari pertemanan dan bisa berubah menjadi hubungan romantis. Sementara itu, Wantalk juga merupakan aplikasi yang sama dengan Glow, namun dibuat oleh raksasa internet China, Baidu.
Mereka mengaku jika, sang kekasih dari AI tersebut mempunyai segalanya yang dilakukan oleh pasangan romantis pada umumnya. AI bisa mempunyai respons yang baik hati, penuh empati, dan bisa dijadikan tempat curhat sepuasnya, cuma yang membedakan dia tidak nyata.
4. Wujud pacar di dunia AI
Uniknya, AI juga bisa mempunyai wujud layaknya seorang manusia biasa dalam bentuk virtual. Dari aplikasi tersebut, warga China bisa menemukan ratusan karakter yang tersedia, mulai dari bintang pop, CEO, pangeran, dan ksatria.
Pengguna juga dapat menyesuaikan wujud kekasih impian mereka berdasarkan usia, kepribadian, identias, dan hobi. Sehingga, semua sudah dapat diatur sesuai dengan keinginan dari para pemilik aplikasi tersebut.
5. Ketidakseimbangan gender
Rupanya, situasi China bisa terjadi resesi seks karena adanya ketidakseimbangan gender. Hal ini terbukti dari banyaknya lelaki China yang merasa sulit untuk menemukan seorang istri, apalagi memikirkan untuk memulai sebuah keluarga.
Data menunjukkan, ada ketidakseimbangan gender yang cukup parah di China. Pada tahun 2020, rasio jenis kelamin laki-laki ada 34,9 juta lebih banyak daripada perempuan. Hal ini dikarenakan dalam budaya yang secara historis, leluhur lebih menyukai anak laki-laki ketimbang perempuan, kebijakan tersebut menyebabkan aborsi paksa.
Itulah beberapa fakta tentang resesi seks di China. Hmm... menurutmu bagaimana nih, Bela?