Topik seputar seks masih dianggap sebagai hal tabu oleh banyak orang. Padahal, seks merupakan bagian dari kesehatan reproduksi. Padahal, tanpa pengetahuan yang tepat, bisa terjadi salah kaprah yang malah dapat merugikan.
Karena malu, ketimbang bertanya atau membaca keterangan dari ahlinya, banyak pertanyaan seputar seks yang ditanyakan lewat mesin pencarian dan kadang jawabannya berasal dari sumber yang tidak bisa dipercaya.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan berbau seks yang sering takut untuk ditanyakan.
1. Mengapa ukuran payudaraku berbeda?
Payudara terbuat dari jaringan kelenjar susu dan lemak, dan masing-masing punya jumlah yang berbeda. Jadi, ukuran payudara yang tidak sama antara kanan dan kiri adalah hal normal.
Tak perlu malu. Bila memang sangat tak nyaman, bicarakan dengan dokter untuk opsi operasi plastik untuk menyamakan ukurannya, walau sebetulnya itu tidak disarankan, kecuali memang ada masalah medis pada payudara.
2. Apakah normal buang gas ketika orgasme?
Walau bisa memalukan, tetapi buang gas alias kentut saat orgasme juga merupakan hal wajar. Ketika mencapai klimaks, otot di sekitar alat kelamin akan menjadi lebih relaks, dan kondisi itu memengaruhi anus untuk mengendur. Ini membuatmu bisa buang gas saat orgasme.
3. Mimpi berhubungan seks dengan orang yang berjenis kelamin sama, apakah mengindikasikan orientasi seksual?
Pernah mimpi bertemu dengan makhluk asing? Apakah itu mengindikasikan kamu benar-benar bertemu dengannya? Tidak, bukan? Kondisinya sama untuk urusan seks. Walau kamu bermimpi seperti itu, hal tersebut tidak menentukan orientasi seksualmu.
4. Tidak pernah orgasme saat berhubungan seks, apakah ada yang salah?
Fakta unik: 70 persen perempuan tidak mendapatkan orgasme ketika berhubungan seksual. Umumnya, itu dikarenakan tidak adanya stimulasi klitoris secara langsung. Kesimpulannya, kamu tetap normal. Untuk mengatasi masalah ini, kamu bisa berbicara dengan pasanganmu dan menunjukkannya apa hal yang perlu dilakukan agar kamu bisa meraih orgasme.
5. Di manakah letak G-spot?
Pertanyaan susah. Beberapa peneliti tidak mempercayai keberadaan titik rangsang ini, meski banyak juga yang berpendapat sebaliknya. Sejumlah peneliti mengatakan G-spot terletak di area belakang rambut kemaluan. Ada juga yang mengatakan G-spot ada di belakang kandung kemih. Bisa jadi kombinasi antara kedua ini. Sungguh misteri...
6. Seks anal menyebabkan wasir?
Tidak, selama kamu tetap santai dan tenang. Wasir atau ambeien terjadi karena adanya tekanan pada anus, seperti sering mengejan saat buang air besar. Untuk menghindarinya, kamu bisa menggunakan pelumas agar penetrasi terasa tidak dipaksakan dan lebih nyaman.
Meski demikian, melansir keterangan dari Yayasan Spiritia, seks anal tanpa kondom adalah risiko tertinggi infeksi HIV setelah penggunaan jarum suntik bergantian untuk menyuntik narkoba dengan seseorang yang terinfeksi HIV. Lapisan dubur sangat tipis, sangat mudah rusak saat berhubungan seks. Kerusakan tersebut memudahkan HIV untuk masuk ke tubuh.
7. Apa yang bisa dilakukan jika merasa bau di bagian “bawah”?
Umumnya masalah bau tak sedap ini tak perlu dikhawatirkan. Namun, bila ingin memastikannya, periksakan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan karena aroma tak sedap dan keputihan adalah tanda infeksi bakteri.
Bila tidak ditemukan apa-apa dan kamu masih merasa bau alat kelamin tak sedap, coba hindari makanan pedas atau yang berbau menyengat mungkin bisa membantu.
Kamu juga menggunakan produk kewanitaan yang banyak dijual bebas untuk menyeimbangan pH vagina dan membuatnya harum. Carilah produk yang aman atau yang direkomendasikan dokter. Hindari menggunakan vaginal douche atau feminine sprays karena dapat mengiritasi dan mengubah flora alami vagina. Itu malah dapat meningkatkan risiko terkena infeksi "menyembunyikan" masalah yang mungkin sudah ada.
8. Apakah tindik alat kelamin meningkatkan risiko infeksi?
Selama kamu tindik di tempat tepercaya dengan peralatan yang steril, menjaga kebersihan dengan benar, dan punya sistem imun yang normal, tindik alat kelamin aman dan minim risiko infeksi.
Meski demikian, hal yang tidak diinginkan tetap bisa terjadi, misalnya mengalami iritasi. Bila itu terjadi, lepaskan tindikan dan sebaiknya periksakan diri ke dokter.
9. Dulu aku pernah terdiagnosis terkena HPV, apakah aku masih memiliki penyakit itu? Apakah aku berisiko terkena kanker serviks?
Bila sudah aktif secara seksual, mungkin kamu akan terpapar human papillomavirus (HPV) – melansir Everyday Health, sekitar 80 persen orang yang aktif secara seksual terekspos setidaknya 30 strain HPV. Namun, pada kebanyak kasus (90 persen), infeksi akan hilang dengan sendirinya. Bahkan, seseorang tak menyadari dirinya.
Kebanyakan virus HPV datang dan pergi "tanpa pemberitahuan", tetapi sekitar 10 strain bisa meningkatkan risiko kanker serviks.
Bila usiamu di bawah 26 tahun, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin HPV, Gardasil, yang dapat melindungimu dari 4 strain utama yang diketahui bertanggung jawab pada 70 persen kasus kanker serviks (juga berlaku untuk laki-laki).
Tak cuma itu, lindungi juga diri dengan rutin melakukan Pap test, yang mana itu bisa mendeteksi perubahan pada serviks yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker.
Walaupun tidak diketahui kenapa beberapa perempuan mengembangkan kanker serviks dan beberapa lainnya tidak, tetapi ada jutaan perempuan dengan HPV dan lebih dari 11.000 kasus kanker serviks di Amerika Serikat (AS) setiap tahunnya.
Dikatakan oleh Thomas Herzog, M.D., direktur onkologi di Columbia University, AS, bila kamu melakukan skrining secara rutin, kemungkinan kamu mengembangkan kanker serviks sangat kecil.
"Walau kamu mengembangkannya, skrining rutin bisa mendeteksi kanker serviks pada tahap dini sehingga bisa disembuhkan," katanya.
Kebanyakan perempuan usia di atas 30 tahun yang telah menjalani tiga Pap test berturut-turut disarankan untuk melakukan skrining setiap 2-3 tahun.
Apakah artikel ini bisa menjawab pertanyaanmu? Atau mungkin kamu memiliki pertanyaan lebih? Untuk lebih pasti, cobalah menanyakan hal tersebut kepada dokter untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas.
Disclaimer: Artikel ini sudah terbit di laman IDN Times dengan judul "9 Pertanyaan seputar Seks yang Takut Ditanyakan, Malu ya?"