Dalam sebuah hubungan, bertengkar atau berselisih paham dengan pasangan merupakan hal yang wajar terjadi. Namun, nggak semua orang bisa langsung diajak berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan, lho. Beberapa orang membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyendiri dengan mengacuhkan pasangan dan mendiamkannya sampai berhari-hari. Tindakan seperti ini biasanya disebut dengan istilah silent treatment.
Silent treatment adalah tindakan mendiamkan atau mengabaikan seseorang ketika sedang berkonflik. Secara tidak langsung, silent treatment dipergunakan oleh seseorang sebagai cara untuk menghukum atau memanipulasi pasangannya. Padahal, alih-alih dapat meredakan konflik, perbuatan silent treatment justru semakin memperkeruh keadaan, lho, bahkan bisa menjadi salah satu penyebab perceraian!
Pengertian silent treatment
Silent treatment adalah tindakan mendiamkan atau mengabaikan pasangan ketika sedang berkonflik atau berselisih paham. Biasanya, pelaku silent treatment akan bersikap acuh dengan menyibukkan diri tanpa mengindahkan keberadaan pasangan selama beberapa waktu. Nggak jarang, hal ini dilakukan sampai berhari-hari, lho.
Sehingga, alih-alih masalah dapat terselesaikan dengan segera, tindakan silent treatment justru semakin memperkeruh keadaan. Penyebabnya tak lain dan tak bukan, karena permasalahan dalam hubungan terlalu lama dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan yang tepat.
Tanda-tanda silent treatment
Kebanyakan orang tak menyadari ketika dirinya telah menjadi korban dari silent treatment yang dilakukan oleh pasangan. Pasalnya, mengenali tindakan silent treatment itu sendiri bukanlah perkara mudah. Namun, satu hal yang perlu kamu ketahui, pertanda paling nyata ketika seseorang melakukan silent treatment adalah niat.
Apabila pasangan kamu melakukan silent treatment dengan niat untuk memberimu hukuman, maka bisa dikatakan ia telah melakukan silent treatment. Tetapi hal ini nggak berlaku jika pasangan kamu menunjukkan kecenderungan butuh waktu lebih lama untuk menenangkan diri dan berpikir, ya.
Alasan melakukan silent treatment
Sebenarnya, alasan umum seseorang melakukan silent treatment adalah untuk menghukum pasangan. Dengan silent treatment, seseorang berharap bisa membuat pihak lain meminta maaf lebih dulu. Namun, di samping itu ada beberapa hal lain yang kerap menjadi alasan bagi seseorang untuk menerapkan silent treatment pada pasangannya, lho.
Pertama, karena mereka tak pernah tahu cara yang baik untuk menyelesaikan suatu persoalan. Mereka berpikir dengan diam, konflik dalam hubungan bisa mereda dengan sendirinya. Kedua, pelaku silent treatment nggak ingin membuat pasangan semakin marah karena mengutarakan isi hati. Jadi, mereka memilih diam dan mengubur dalam-dalam perasaannya dengan harapan bisa menyelesaikan konflik tanpa menciptakan konflik baru.
Silent treatment termasuk dalam kekerasan emosional
Percaya atau tidak, silent treatment bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk kekerasan emosional. Terlebih lagi, saat silent treatment digunakan sebagai alat untuk mengontrol perilaku dan memanipulasi pasangan. Tindakan ini bisa mengakibatkan perasaan pasangan jadi terluka dan hubungan berubah toxic. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin permasalahan yang awalnya kecil bisa bertambah pelik, lho.
Dampak silent treatment
Sebelum memutuskan untuk melakukan silent treatment, kamu perlu tahu beberapa dampak yang mungkin akan terjadi sebagai efek samping. Salah satunya adalah hubungan pernikahan menjadi tidak bahagia. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan! T
indakan silent treatment yang dilakukan sampai berhari-hari dapat membuat seseorang jadi meragukan hubungan karena merasa diacuhkan dan tidak dianggap oleh pasangan. Akibatnya, kepuasan akan hubungan juga jadi menurun.
Di samping itu, pernikahan juga bisa terasa hambar karena tindakan mendiamkan tersebut. Padahal seperti yang kita ketahui dalam hubungan apa pun, nggak terkecuali pernikahan, komunikasi itu memegang peranan penting.
Silent treatment bisa mengakibatkan perceraian
Lantas, apakah silent treatment bisa memicu perceraian? Jawabannya, tentu bisa. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Marriage and Family, tindakan silent treatment sangat bisa memicu perceraian dalam ikatan pernikahan, lho. Tidak lain dan tidak bukan, karena permasalahan dalam hubungan terlalu lama dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan yang tepat.
Oleh karena itu, berhenti menggunakan silent treatment sebagai cara untuk menyelesaikan konflik rumah tangga, ya. Ingat, apa pun yang terjadi dalam hubungan pernikahan akan lebih baik jika diselesaikan dengan diskusi! Bersikap acuh kepada pasangan jelas bukan solusi, Bela.