Nggak hanya senang-senang, kehidupan rumah tangga juga akan membawamu ke beberapa masalah. Mungkin, salah satu masalahnya adalah ketidakcocokanmu dengan mertua.
Posisimu sebagai menantu terkadang membuat kamu harus melapangkan dada agar bersabar dan menerima. Namun, meski sudah sering dilakukan, kamu merasa bahwa perselisihan tak juga kunjung mereda.
Nggak melulu salahmu, bisa jadi kamu memiliki mertua toxic yang selalu membesarkan masalah sepele. Nah, ternyata ada beberapa tanda yang menunjukkan kalau kamu memang memiliki mertua toxic. Pengenalan tanda ini bertujuan untuk memudahkanmu dalam menghadapinya, ya, Bela.
Jadi, yuk, intip ciri-ciri dan cara menangani mertua toxic yang bisa kamu lakukan.
1. Selalu merasa benar
Sama halnya dengan hubungan orangtua dan anak, ada kalanya merekalah yang melakukan kesalahan. Namun, bagi mertua yang toxic, biasanya mereka enggan untuk meminta maaf dan justru menunjukkan sikap bahwa merekalah yang selalu benar.
Ketika kamu dihadapkan situasi seperti ini, cobalah untuk tidak memaksa dan membuktikan bahwa mertuamu salah dengan cara yang tidak baik. Sebaliknya, jika memungkinkan, ajaklah mereka untuk berbicara dengan tulus.
Namun, jika hal tersebut tidak pula berhasil, sebaiknya munculkanlah rasa maaf. Dengan adanya rasa maaf ini, maka kamu telah berbaik hati kepada dirimu sendiri karena tidak berkutat dengan emosi marah dan kesal.
2. Selalu cemburu atas apa yang dilakukan suamimu untukmu
Nggak jarang, ibu dari pasanganmu akan menganggap kamu sebagai saingannya. Ia merasa kehadiran perempuan lain telah mengambil rasa perhatian anak laki-laki kesayangannya itu.
Akibatnya, mertuamu sering mengungkit hal-hal yang telah dilakukan suamimu untuk kamu dan keluarga. Bahkan, ia juga nggak segan untuk melakukan beberapa tindakan agar mendapatkan kembali perhatian suamimu.
Jangan langsung memarahinya, ya, Bela. Kamu bisa membicarakan hal ini kepada suamimu terlebih dahulu. Jelaskan bahwa kamu nggak akan mengambil anak laki-lakinya dan menghalangi suamimu untuk berbakti pada orangtuanya.
Bekerjasamalah dengan pasanganmu dan buktikanlah kepada mertuamu bahwa kamu adalah menantu yang suportif dalam hal ini.
3. Pendendam dan suka mengungkit
Sebagai orang baru yang masuk ke dalam suatu lingkungan keluarga, tentu kamu akan melakukan satu dua kesalahan yang tidak sesuai dengan norma keluarga tersebut. Itu adalah hal yang wajar.
Namun sayang, mertuamu yang toxic tidak memaklumi dan justru selalu mengungkit hal tersebut di kemudian hari. Tentu kamu akan merasa sedih dan malu di saat bersamaan.
Cara terbaik yang bisa kamu lakukan adalah dengan tidak mengulanginya dan menanyakan kepada suamimu apa saja norma-norma yang ada di keluarganya. Dengan begitu, kamu bisa mempersiapkan diri saat bertemu dengan mertua di keesokan harinya.
Semakin sering ia mengungkit, maka perbanyaklah menunjukkan sikap-sikap baikmu padanya.
4. Memiliki dua sikap yang berlawanan
Bisa jadi, mertuamu dikenal sebagai sosok yang ramah dan dermawan di lingkungan sekitarnya. Namun, menunjukkan hal sebaliknya di hadapan keluarganya.
Selama hal itu tidak mengganggu rumah tanggamu, maka sebisa mungkin kamu harus menghindari memberikan komentar atau nasihat padanya. Ingatlah bahwa kamu hanya perlu fokus kepada keluarga kecilmu dan menjauhi hal-hal di luar tanggung jawabmu.
5. Menuntut agar kamu selalu patuh dengannya
Sebagian orangtua akan menganggap menantu sebagai anaknya sendiri. Ini artinya, bagi sebagian orangtua toxic akan menuntutmu untuk harus selalu patuh layaknya anak-anak mereka.
Jika kamu tidak terbiasa berada di keluarga seperti ini, mungkin kamu akan mengalami sedikit culture shock. Meski tidak selamanya baik, tapi cobalah untuk menerima sambil memahami alasan dari sudut pandangnya. Bisa jadi, ia hanya ingin yang terbaik bagi anak dan menantunya, namun tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk melakukan dan menyampaikannya.
6. Selalu ikut campur dengan masalah keluargamu
Berselisih dengan pasangan adalah hal lumrah dalam rumah tangga. Akan tetapi, semuanya bisa menjadi runyam jika mertua selalu ikut campur di setiap masalahmu.
Kunci terpenting dari kondisi ini adalah meyakinkan suamimu agar tidak terpengaruh oleh situasi yang keruh. Selesaikanlah terlebih dahulu permasalahanmu dengan suami, lalu sampaikanlah kepada mertuamu bahwa kalian mampu menjalani rumah tangga ini dengan baik. Mintalah kepercayaan dan restunya agar rumah tanggamu selalu berjalan dengan baik.
Memang, tidaklah mudah menghadapi mertua toxic. Kamu bisa terbuka dengan pasanganmu dengan cara yang baik tanpa melukai perasaannya, dan juga meminta bantuannya agar menengahi jika terjadi pertikaian antara kamu dan mertua. Semua ini bisa dihadapi dengan kerja sama yang baik, Bela.