Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang diutus Allah SWT untuk mendakwahkan Islam sekaligus tauladan bagi umatnya. Maka dari itu, ada banyak keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada Nabi terakhir ini agar menjadikannya sebagai panutan dalam menjalani kehidupan dunia.
Termasuk pula diberikan keistimewaan pada istri-istri yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Nggak hanya menikahi perempuan biasa, Allah memberikan Nabi Muhammad perempuan yang luar biasa dalam segi akhlak maupun kepintaran untuk dijadikan istri.
Nah, jika selama ini kamu hanya tahu Khadijah dan Aisyah sebagai istri Rasul, maka kamu harus menyimak deretan nama-nama istri Nabi Muhammad SAW di bawah ini, ya!
1. Khadijah binti Khuwailid
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa istri pertama Rasulullah adalah Khadijah. Ia merupakan seorang saudagar kaya asal Quraisy yang jatuh cinta kepada Nabi Muhammad dan meminta beliau untuk menjadi suaminya.
Setelah menikah, Khadijah menjadi sosok yang sangat dicintai Rasul. Sebab, ia menjadi orang yang selalu bersama Rasulullah di saat beliau diangkat menjadi Nabi Allah dan merelakan semua kekayaan yang dimilikinya demi membiayai Rasul berdakwah di jalan Allah.
Dari pernikahan yang berusia 25 tahun ini, Rasulullah dan Khadijah dikaruniai enam orang anak. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum, dan Fatimah.
2. Saudah binti Zam’ah
Selepas wafatnya Khadijah, Rasulullah merasakan kesedihan yang mendalam karena kehilangan istri tercintanya. Lantas, para sahabat yang merasa khawatir kepada Rasul, menawarkan beliau untuk mencari pasangan lainnya. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad SAW memilih Saudah Binti Zam’ah untuk menjadi istri keduanya setelah Khadijah.
Saudah adalah perempuan yang sangat suka bersedekah. Bahkan, Aisyah pun mencintai Saudah lantaran ia kerap memberikan jatah kunjungan yang dimilikinya kepada Aisyah agar Rasulullah lebih sering bermalam di rumah Aisyah.
3. Aisyah binti Abu Bakar
Di usia yang masih sangat belia, yakni sekitar 6-7 tahun, Aisyah telah dinikahi Rasulullah dan menjadi istrinya yang ketiga. Dalam usia tersebut, Aisyah tumbuh besar dalam didikan Rasul dan menjadi satu-satunya istri yang dinikahi saat masih berstatus gadis. Meski Aisyah menikah dalam usia yang sangat muda, tetapi Rasulullah tidak pernah menggauli istrinya itu sampai ia baligh.
Keistimewaan Aisyah terletak pada daya ingat yang dimilikinya. Sebab, dengan daya ingat tersebut, Aisyah bahkan telah menjadi salah satu tokoh yang paling banyak meriwayatkan hadis, setelah Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, serta Anas bin Malik. .
4. Hafshah binti Umar bin Khattab
Siapa sangka takdir yang membuat Hafshah binti Umar bin Khattab kehilangan sang suami saat Perang Badar, mengantarkannya menjadi sosok yang dinikahi Rasulullah SAW. Hal ini disampaikan langsung oleh Rasul bahwa beliau siap menggantikan peran suami Hafshah dan menjadikannya sebagai istri.
Layaknya sang ayah, Umar bin Khattab, Hafshah juga terkenal dengan karakternya yang tegas dan berwibawa. Ia juga merupakan seorang cendikiawan karena bisa membaca dan menulis, di mana tak semua orang bisa melakukannya pada saat itu.
Dengan kelebihannya itulah, Hafshah mendapat tugas dari Abu Bakar untuk menghafal serta mengumpulkan Alquran selepas meninggalnya Nabi Muhammad SAW agar Alquran tak alami kepunahan.
5. Zainab binti Khuzaimah
Meski semua istri Nabi Muhammad SAW sangat baik kepada sesama, namun Zainab binti Khuzaimah-lah yang dinobatkan sebagai Ummul Masakin. Julukan tersebut bisa diartikan sebagai 'ibunya' orang-orang miskin. Yup, Zainab binti Khuzaimah sangat berbelas kasih kepada orang miskin dan tak sungkan untuk bergaul dengan mereka semua.
Ditinggal suami yang syahid saat Perang Uhud, Zainab dinikahi oleh Rasulullah setelah masa iddah-nya selesai. Namun sayang, Zainab juga ikut wafat setelah 2-3 bulan dinikahi Rasul.
6. Ummu Salamah
Perlu kamu ketahui, bahwa Ummu Salamah bukanlah nama asli dari istri Nabi Muhammad. Sebab, nama aslinya adalah Hindun binti Abi Umayyah. Panggilan Ummu Salamah itu sendiri mengisyaratkan bahwa ia adalah ibu dari anaknya yang bernama Salamah.
Menjadi perempuan yang penuh kebijaksanaan, Ummu Salamah sangat sering membantu Rasulullah dalam memberikan saran demi kepentingan dakwah suaminya. Saking bijaksana dan menawannya, Aisyah sempat cemburu dengan Ummu Salamah, lho!
7. Zainab binti Jahsyi
Sebagai orangtua angkat dari Zaid bin Haritsah, Nabi Muhammad SAW pernah memberi nasihat kepada Zaid agar tidak menceraikan istrinya, Zainab binti Jahsyi. Kendati demikian, karena alasan ketidakharmonisan, Zaid tetap memilih untuk menceraikan Zainab.
Lantas, melihat Zainab yang hidup sendiri tanpa seorang imam, maka Rasulullah memutuskan untuk menikahinya setelah masa iddah. Ia juga sosok perempuan istimewa. Sebab, diketahui Zainab sangat senang bersedekah dan merupakan seorang ahli ibadah.
Hikmah atas pernikahan Zainab binti Jahsyi dengan Nabi Muhammad SAW telah Allah SWT jelaskan dalam Alquran surah Al Ahzab ayat 37.
“...Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi."
8. Juwairiyah binti Al Harits
Nggak hanya menikahi perempuan terpandang dari kalangan keluarga sahabat, Rasulullah juga menikah dengan seorang budak yang dibebaskannya. Hal itu dialami oleh Juwairiyah binti Al Harits.
Bermula dari Juwairiyah binti Al Harits yang bernama asli Barrah. Nama tersebut diberikan langsung oleh Rasul. Ia adalah anak seorang pemuka kelompok penyembah berhala, Bani Mushtaliq. Namun sayang, karena kekalahan perang yang dialami kaumnya, ia termasuk ke dalam harta rampasan dan dijadikan budak dari Tsabit bin Qais. Hingga pada akhirnya, Juwairiyah diberikan kesempatan untuk bebas, namun harus memberikan sejumlah uang.
Lantas, Juwairiyah yang sangat ingin bebas namun terkendala oleh uang, menghampiri Nabi SAW dan meminta pertolongan darinya. Kemudian setelah mendengar kabar tersebut, Rasulullah langsung menikahi Barrah dengan mas kawin berupa pembebasan status budaknya.
Setelah Juwairiyah masuk Islam dan dinikahi, banyak sahabat Rasul akhirnya memutuskan untuk membebaskan tawanan dari Bani Musthaliq, kelompok asal Juwairiyah, sebagai bentuk penghormatan kepada istri Nabi.
9. Ummu Habibah
Ada sedikit perdebatan mengenai nama asli Ummu Habibah. Sebagian pendahulu berpendapat bahwa nama aslinya adalah Ramlah, namun sebagian lainnya mengatakan Hindun.
Di luar perdebatan nama asli miliknya, Ummu Habibah adalah sosok istri yang sangat taat kepada Rasul. Ia dinikahi Nabi Muhammad karena hidup seorang diri dan membesarkan anaknya, Habibah. Padahal, keluarga Ummu Habibah baru saja melakukan hijrah ke Habasyah bersama suaminya, Ubaidillah bin Jahsyi, yang wafat usai perjalanan panjang tersebut.
Dalam kisah yang menceritakan Ummu Habibah, ia digambarkan sebagai sosok perempuan lembut nan berbakti kepada suaminya. Kebaktiannya itu selalu terlihat hingga akhir hayatnya, yang meminta maaf kepada Rasul terlebih dahulu sebelum ia meninggal dunia.
10. Shafiyah binti Huyay
Pernikahan menjadi salah satu strategi media dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Selain melakukannya pada Juwairiyah dan Bani Musthaliqnya, Rasulullah juga melakukan hal serupa pada Shafiyah binti Huyay dan Bani Nadzir.
Setelah Bani Nadzir kalah perang dengan kaum Muslimin, Shafiyah hampir dijadikan budak oleh Dhiyah al-Kalbi. Namun, saat itu pula Rasul menyelamatkannya dengan menawarkannya untuk memeluk Islam dan menjadi istrinya.
Setelah pernikahan itu, Shafiyah sangat disanjung lantaran sifat yang dimilikinya. Ia mendapat julukan sebagai shadiqah yang artinya perempuan yang jujur.
11. Maimunah binti Al Harits
Perceraian karena beda agama terjadi pada perempuan terakhir yang dinikahi Nabi Muhammad SAW, Maimunah binti Al Harits. Kala itu, Maimunah merupakan istri dari Mas’ud bin Amr ats-Tsaqafi yang sangat membenci Islam.
Sebagai bibi dari Khalid bin Walid dan bibi Ibnu Abbas, Maimunah telah memeluk Islam sejak lama. Akan tetapi, karena alasan suami yang sangat membenci ajaran Rasul itu, ia memilih untuk menyembunyikannya sesaat.
Barulah pada saat Nabi Muhammad mengerjakan haji di Makkah, Maimunah menyampaikan kebenarannya itu dan mengatakan bahwa ia ingin bergabung dengan sahabat Rasulullah. Usai Maimunah dan suaminya bercerai, dan Maimunah memutuskan mengikuti agama Allah SWT, barulah Rasulullah menikahinya dengan mahar 400 dirham.
Tentang teladan Maimunah, Aisyah berkata:
“Maimunah telah wafat, Demi Allah, di antara dia adalah perempuan yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling menyambung silaturahmi.” (HR. Hakim 6799 dan dinilai Adz-Dzahabi: Sesuai syarat Muslim).
Itulah 11 nama-nama istri Nabi Muhammad SAW dan kisahnya yang bisa dijadikan sebagai teladan. Semoga tulisan ini bermanfaat ya, Bela!