Saat menikah, hubungan tersulit yang harus dipelajari dan dipahami bukanlah hubungan antara kamu dan pasangan, melainkan hubungan antara kamu dan orangtua pasangan atau yang biasa disebut mertua. Mertua dapat datang dengan berbagai sifat dan karakter yang tidak bisa diprediksi, dari yang sangat baik hingga yang cukup sombong.
Rukun atau tidak kamu dengan mertua, penting untuk memiliki batasan yang tidak boleh dilewati. Pasalnya, hal ini akan memengaruhi hubungan dan kehidupan kamu ke depannya bersama pasangan. Melansir dari Best Life, berikut beberapa batasan yang harus dibuat dengan mertua. Apa saja? Simak informasinya di bawah ini, yuk!
1. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berkunjung
Kamu dan pasangan diperbolehkan memiliki ruang pribadi sendiri tanpa harus berkorban demi mertua. Selain itu, sangat penting juga bagi mertua untuk menghargai hal ini agar hubungan antara kamu dan anaknya tetap sehat. Oleh karena itu, kamu harus memberi tahu mereka tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berkunjung. Pasalnya, banyak orang memiliki perspektif berbeda tentang hal ini.
Diskusikan dan sepakati batasan terkait kunjungan, menginap, dan privasi pribadi. Perjelas juga area mana di rumah yang terlarang untuk dimasuki dan tetapkan aturan terkait pemberitahuan sebelum datang.
2. Perjelas tentang keterbatasan komunikasi
Selain menjelaskan batasan tentang kunjungan tatap muka, kamu juga perlu untuk memperjelas keterbatasan komunikasi melalui sambungan telepon. Kehidupan berkeluarga yang baik itu adalah membatasi panggilan telepon dari mertua. Hal ini mencakup kejelasan tentang kapan dan seberapa sering panggilan telepon diterima. Pasalnya, setiap orang juga memiliki kesibukan masing-masing.
Tanpa batasan ini, orangtua pasangan mungkin akan menelepon beberapa kali dalam sehari pada jam-jam yang tidak tepat, seperti saat kamu sedang bekerja. Kamu juga bisa memberi tahu pasangan meski mereka menghormati orangtua, menerima panggilan atau pesan terus-menerus dapat menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal lain. Batasan ini perlu ditetapkan jika mertua memang sering menelepon pada waktu yang tidak tepat.
3. Hindari membiarkan mereka terlibat dalam masalah kamu dan pasangan
Mertua sebenarnya tidak memiliki urusan untuk ambil bagian dari perselisihan antara kamu dan pasangan. Pasalnya, mereka cenderung memihak pada anaknya tanpa melihat pada sudut pandangmu. Jika kamu menemukan mereka mencoba melibatkan diri dalam masalah antara kamu dan pasangan, cobalah buat batasan dan jangan sampai mereka ikut campur tanpa diminta.
Batasan ini sangat penting untuk ditetapkan sejak dini karena akan sulit untuk menarik keterlibatan mertua setelah hal itu terjadi. Namun dengan catatan, batasan ini tidak harus dilakukan dengan kasar. Kamu dapat mengatakan dengan penuh perhatian jika ingin menjaga hubungan antara kamu dan pasangan saja. Meski niat memberi saran itu baik, tetapi penting juga untuk menyelesaikan masalah dengan mandiri.
4. Batasan tentang kontak fisik
Kamu juga perlu untuk menetapkan batasan yang jelas terkait preferensi kontak fisik dengan mertua. Ini adalah batasan mengenai tubuh kamu dan bagaimana kamu bersedia untuk disentuh. Misalnya, apakah kamu nyaman untuk dipeluk atau cukup dengan menjabat tangan saja.
Batasan ini juga dapat meluas ke kontak fisik yang berhubungan dengan anak-anak atau hewan peliharaan. Contohnya, apakah diperbolehkan untuk memegang atau memeluk mereka secara sembarangan. Ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
5. Bersikap tegas tentang batasan keuangan
Menemukan fondasi keuangan saat sudah menikah mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Tetapi, berhati-hatilah dalam membiarkan berdua untuk ikut turun tangan. Pasalnya, keuangan sering menjadi salah satu alasan yang menyebabkan ketegangan antara dua dan menantu.
Diskusikan topik tentang pinjaman, dukungan keuangan, atau keterlibatan dalam keputusan keuangan utama. Bersikaplah transparan tentang harapan dalam keuangan serta tetapkan batasan yang sejalan dengan tujuan dan nilai keuangan keluarga. Hal ini juga dapat termasuk pada menetapkan batasan tentang hadiah berbasis keuangan agar tidak ada masalah di masa depan. Contohnya, mertua membelikan rumah dengan tujuan kamu dan pasangan selalu menghabiskan waktu libur bersama mereka. Ini tentu akan menjadi masalah bila keputusan dibuat oleh satu pihak.