Hubungan toxic dalam rumah tangga merupakan fenomena yang sering kali menjadi pembicaraan hangat. Ketika cinta dan komitmen yang seharusnya menjadi fondasi kebahagiaan, tapi berubah menjadi sumber stres dan penderitaan.
Toxic marriage adalah ketika kedua atau salah satu pasangan menyebabkan masalah mental, fisik, dan emosional yang tidak sehat. Masalah ini tidak hanya merusak individu yang terlibat, tetapi juga bisa berdampak pada keluarga dan lingkungan sekitar. Menjalani rumah tangga toxic dapat menghilangkan semua kebahagiaan dalam hidupmu.
Terkadang pernikahan toxic bisa saja terlihat biasa saja, namun akan ada tanda-tanda halus yang tanpa disadari sudah terabaikan. Popbela akan merangkum beberapa tanda kamu telah terjebak hubungan toxic dalam rumah tangga sebagai berikut.
1. Tidak ada ruang untuk mengekspresikan diri
Hubungan toxic dalam rumah tangga terjadi ketika kamu jarang "diizinkan" untuk mengomunikasikan perasaan, kebutuhan, dan sudut pandang. Dalam kasus lainnya, pasanganmu mungkin meremehkan, mengabaikan, atau mencemooh setiap upaya wajar untuk mengekspresikan dirimu.
Namun jika pernikahannya sehat, pasangan akan peka terhadap apa yang kamu pikirkan dan rasakan, dan berusaha untuk mengetahui bagaimana kebutuhanmu yang sebenarnya tidak terpenuhi.
“Pasangan yang sehat tidak pernah mengabaikan perasaan, pikiran, atau pendapat pasangannya, dan tidak pernah memberi tahu pasangannya apa yang harus dilakukan, dikatakan, atau dipikirkan,” kata Dr. Karen Phillip, seorang psikoterapis konseling dan penulis, dilansir dari laman oprahdaily.com
2. Tidak memiliki kendali dalam mengambil keputusan
Ke mana kamu pergi, caramu berpakaian, cara berbicara, dan dengan siapa kamu berbicara, apakah kamu memilih hal-hal ini berdasarkan keinginanmu sendiri? Apakah kamu mengambil keputusan sehari-hari dengan tujuan menghindari reaksi negatif dari pasanganmu?
Katie Hood, seorang pembicara TED dan CEO One Love Foundation, mengatakan bahwa dikte keputusan seperti ini adalah tanda peringatan bahwa kamu terjebak hubungan toxic dalam rumah tangga, karena berada di bawah kekuasaan pasangan yang posesif dan suka mengontrol.
“Jika kamu merasa menjalani hidup dengan upaya terus-menerus dan penuh tekanan agar tidak memicu reaksi negatif dari pasangan, itu adalah petunjuk kuat bahwa kamu berada dalam hubungan yang toxic” katanya.
3. Tidak ada kompromi dalam rumah tangga
Kamu merasa hanya memiliki sedikit daya tarik dalam semua keputusan besar, karena tindakan dan kata-kata pasanganmu menunjukkan bahwa preferensi dan prioritasnya melebihi preferensimu. Kompromi jarang sekali dilakukan dalam rumah tangga, setiap kali masuk ke dalam percakapan, serasa diperlakukan seperti orang asing yang tidak diinginkan.
Jika hubungan tidak seimbang, salah satu pihak selalu mengambil keputusan tanpa mendengarkan pihak lain dengan penuh kasih sayang dan sepenuh hati, itu pertanda hubungan toxic dalam rumah tangga.
4. Kurangnya komunikasi
Dalam hubungan toxic rumah tangga, pasangan sering kali kesulitan berkomunikasi. Mereka mungkin menghindari percakapan langsung atau gagal mendengarkan secara aktif. Miskomunikasi sering terjadi dan isu-isu penting masih belum terselesaikan. Pernikahan yang sehat tumbuh subur jika ada dialog dan pemahaman yang terbuka.
Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman, frustrasi, dan perasaan kesepian. Kesenjangan komunikasi ini mungkin membuat pasangan merasa tidak didengarkan dan diabaikan.
5. Kritik terus-menerus
Kritik yang terus-menerus adalah tanda lain dari hubungan toxic dalam rumah tangga. Salah satu pasangan mungkin terus-menerus merendahkan atau meremehkan pasangannya, misalnya dengan mengolok-oloknya di depan orang lain atau menganggap gagasan, pemikiran, dan keinginannya sebagai hal yang bodoh atau konyol.
Perilaku ini dapat merusak harga diri dan menciptakan suasana negatif. Feedback yang membangun itu sehat, tetapi kritik ini menjadi toxic ditujukan untuk menyakiti dan mengendalikan orang lain.
6. Pelecehan emosional
Emotional abuse atau pelecehan emosional seperti manipulasi perasaan pasangan untuk mendapatkan kendali. Itu termasuk penghinaan, gaslighting, dan membuat pasangan merasa tidak berharga. Misalnya, orang narsisis selalu mencari drama dan akan melontarkan tuduhan liar atau terlalu argumentatif, jarang bertanggung jawab atas tindakannya.
Emotional abuse berdampak buruk karena mengikis kepercayaan diri dan kesehatan mental. Ini adalah masalah yang tersebar luas dan bisa jadi tidak kentara, namun sangat merusak seiring berjalannya waktu.
7. Kekerasan fisik
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu tanda paling jelas dari hubungan toxic dalam rumah tangga. Ini termasuk memukul, mendorong, atau segala bentuk kekerasan fisik. Pelecehan fisik tidak hanya menyebabkan cedera tubuh, tetapi juga trauma emosional yang parah. Penting bagi para korban untuk segera mencari pertolongan dan dukungan.
8. Konflik yang terus-menerus terjadi
Konflik yang terus-menerus dalam rumah tangga sering kali mengarah pada toxic. Argumen atau ketidaksepakatan apa pun menyebabkan sifat marah yang sangat buruk pada salah satu pasangan, sehingga mustahil untuk berinteraksi dengan cara yang baik. Pasangan mungkin merasa seolah-olah mereka harus sangat berhati-hati, sehingga menyebabkan kecemasan dan ketegangan dalam pernikahan.
9. Ketidakjujuran
Pasangan yang tidak dapat diandalkan juga menjadi hubungan toxic dalam rumah tangga. Mereka selalu berjanji untuk melakukan sesuatu tetapi tidak pernah menepati janjinya, sehingga menyebabkan stres dalam pernikahan.
Ketika pasangan terus-menerus berbohong atau menyembunyikan rahasia satu sama lain, hal itu menciptakan ketidakpercayaan. Bahkan, kebohongan kecil pun bisa menumpuk, menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap keutuhan hubungan.
Bisakah hubungan toxic dalam rumah tangga diselamatkan?
Jika kamu tahu cara bertahan dalam pernikahan toxic dan dengan sabar berusaha memperbaikinya, mungkin saja akan berhasil. Mampu menyuarakan perspektif dan mendengarkan pendapat pasangan adalah cara yang bagus untuk menyelesaikan masalah.
Namun, jika tidak satu pun yang ingin membicarakan masalah ini, maka hal itu akan menyebabkan hubungan dalam rumah tangga hancur. Semua bisa diperbaiki jika ada kerja sama dari kedua belah pihak.
Kalau tidak bisa, maka hubungan toxic dalam rumah tangga ini tidak ada gunanya lagi untuk diselamatkan.