Filosofi, Makna, dan Aturan Kembar Mayang dalam Pernikahan Adat Jawa

Kerap dikaitkan simbol gadis-perjaka, ternyata ini maknanya!

Filosofi, Makna, dan Aturan Kembar Mayang dalam Pernikahan Adat Jawa

Dalam pernikahan adat Jawa biasanya sering ditemukan dekorasi kembar mayang dalam rangkaian acara midoderani hingga temu manten. Istilah ini digunakan sebagai pertanda berakhirnya masa lajang seseorang dan beralih ke pembentukan keluarga baru. Umumnya, pengantin laki-laki dan perempuan akan membawakan kembar mayang tersebut disertai sepasang cengkir gading pada upacara panggih.

Dalam susunannya, bunga mayang adalah bunga pinang mekar yang berurai indah, serta aromanya yang wangi. Juga, terdapat bentukan hiasan unik yang terdiri dari janur, kembang pundak, dan kembang pontro menggolo merah (bunga merak). Hal ini sering dianggap sakral dan penuh makna, sehingga elemen kembar mayang wajib ada dalam tradisi pernikahan Jawa.

Lebih lanjut, Popbela telah merangkum pembahasan tentang filosofi, makna, hingga aturan kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa. Yuk, simak!

Filosofi kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa

Filosofi, Makna, dan Aturan Kembar Mayang dalam Pernikahan Adat Jawa

Melansir dari sebuah sumber, kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa adalah bentuk dari pohon keabadian. Seorang Pranata Jawa atau MC Jawa, Ipin Irfani, menjelaskan tentang arti, filosofi, hingga kaitan kembar mayang dengan simbol gadis maupun perjaka. Ipin mengatakan di surga terdapat dua pohon yang abadi, yakni Dewandaru yang berarti penjagaan lahir dan batin, dan Kalpandaru artinya pernikahan yang langgeng. 

Sebagian besar masyarakat Jawa berpendapat bahwa pohon itu merupakan simbol cinta yang abadi. Kembar mayang juga bisa diartikan sebagai perubahan suatu keadaan atau masa.

Arti dan makna kembar mayang

Kembar mayang biasa disebut megar mayang atau gagar mayang, yang artinya dua rangkai bunga atau buket dengan wujud, isi, dan bentuknya yang sama. Biasanya, dekorasi ini memiliki jumlah sepasang serta wujudnya terbuat dari anyaman janur yang tingginya hampir satu badan manusia, dan terbuat dari gedebog pisang.

Dekorasi kembar mayang tentu memiliki makna mendalam pada pernikahan adat Jawa. hal ini dianggap sebagai saksi peristiwa dan penjagaan dari musibah. Karena bermakna menjaga, jadilah kembar mayang menerapkan kebaikan dan mengusir kejahatan.

Untuk peletakan kembar mayang sendiri harus pada jajaran sebelah kanan sang pengantin, sebab bermakna tentang segala hal yang jujur dan suci. Tetapi jika diletakkan di sebelah kiri, berarti ada kebohongan dan hal buruk.

Cara membawa kembar mayang

Kembar mayang biasanya dibawakan oleh pihak pengantin perempuan dalam ritual panggih. Ritual ini adalah pertemuan pertama antara kedua mempelai laki-laki dan perempuan usai ijab kabul. Melansir dari laman Pemerintahan Kalidengan Kulonprogo, kembar mayang dibawa oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah, atau biasa disebut Perawan Sunti dan Joko Kumolo.

Perawan Sunti dan Joko Kumolo akan mendampingi sang pengantin menuju pelaminan sembari membawa kembar mayang yang diangkat hingga setinggi dada. 

Namun, terkait cara membawa kembar mayang pada setiap daerah di Jawa memiliki aturan yang berbeda-beda. Untuk sebagian daerah, kembar mayang justru dibawakan oleh dua perempuan yang sudah menikah. Bahkan ada pula yang memiliki aturan bahwa dua laki-laki lajang yang bertugas membawakan kembar mayang.

Apa artinya jika kembar mayang tidak diangkat?

Masyarakat jawa memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang posisi kembar mayang. Untuk sebagian daerah, Ipin mengatakan bahwa kembar mayang yang tidak diangkat di atas kepala menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah hamil sebelum menikah. Sebab, jika mempelai perempuan sedang mengandung lalu membawa kembar mayang di atas kepala maka dikhawatirkan akan keguguran.

Kendati demikian, Ipin menuturkan bahwa makna atau posisi kembar mayang tidak bisa disamakan begitu saja. Bahkan dalam keraton sendiri, unsur ini sebenarnya tidak memiliki makna. Karena kembar mayang hanya sebagai simbol pernikahan gadis dan perjaka.

Aturan kembar mayang bagi pengantin

Dilansir dari laman buku Babad, mengutip dari buku Busana Jawa, rupanya tidak semua pengantin harus memakai kembar mayang. Pasalnya, ini hanya diperuntukkan untuk laki-laki dan perempuan yang belum menikah, atau setidaknya salah satunya saja. Misalnya, mempelai perempuan belum menikah, sedangkan mempelai laki-laki sudah pernah menikah sebelumnya, atau pun sebaliknya. Maka mereka harus memakai kembar mayang saat acara pernikahan. Namun, jika keduanya sudah pernah menikah, menggunakan kembar mayang tidak lagi diperlukan.

Itulah pembahasan lengkap seputar filosofi, makna, hingga aturan kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa. Semoga bermanfaat!

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved