9 Cara Memilih Jodoh Istri atau Suami Menurut Islam

Taat agama adalah nomor satu

9 Cara Memilih Jodoh Istri atau Suami Menurut Islam

Memilih jodoh bukanlah hal yang sembarangan. Jodoh merupakan pemberian Allah, tapi kita juga harus memilihnya dengan baik. Dia akan menemani kita sepanjang hidup hingga akhir hayat. Memilih jodoh istri atau suami dalam Islam, tidak hanya bisa memberikan kasih sayang yang sempurna, tapi juga bisa menuntun dalam ajaran agama dan saling melengkapi untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan-Nya. 

Alquran sebagai pedoman hidup sudah memberikan rambu-rambu bagi para umat Muslim, khususnya dalam memilih jodoh. Berikut 9 cara memilih jodoh istri atau suami menurut Islam

Cara memilih jodoh istri atau suami menurut Islam secara umum

9 Cara Memilih Jodoh Istri atau Suami Menurut Islam

Pernikahan adalah hal yang sangat mulia dalam Islam, sehingga pasangan harus benar-benar mantap dan sesuai dengan syariat. Berikut ada beberapa pedoman untuk mencari jodoh istri atau suami dalam Islam secara umum.

1. Memiliki agama yang sama dan sekufu

Hal pertama yang menjadi syarat adalah harus memiliki agama yang sama. Sudah jelas bahwa seorang Muslim diwajibkan untuk menikah dengan seorang Kuslim pula. Mengutip dari Muslim.or.id, memilih jodoh dalam Islam juga harus sekufu atau al kafa’ah.

Maksudnya adalah sebanding dalam hal kedudukan, agama, nasab, rumah dan selainnya (Lisaanul Arab, Ibnu Manzhur). Al Kafa’ah secara syariat menurut mayoritas ulama adalah sebanding dalam agama, nasab (keturunan), kemerdekaan, dan pekerjaan. Atau dengan kata lain adalah kesetaraan dalam agama dan status sosial. Ada banyak dalil yang menunjukkan anjuran ini, di antaranya firman Allah Ta’ala,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula. Perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)

Al Bukhari juga turut membuat Bab Al Akfaa fid Diin (Sekufu dalam Agama) dalam kitab shahihnya yang di dalamnya terdapat hadis,

تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Perempuan biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka, hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

2. Taat beragama

Tak hanya beragama sama, pasangan kamu juga harus taat beragama, termasuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, seperti yang difirmankan Allah Ta’ala:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al Hujurat: 13)

Seorang Muslim harus berjuang untuk mendapatkan jodoh suami atau istri yang paling mulia di sisi Allah, yaitu seorang yang taat kepada aturan agama. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun menganjurkan memilih istri yang baik agamanya. 

تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لِمالِها ولِحَسَبِها وجَمالِها ولِدِينِها، فاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَداكَ

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari no.5090, Muslim no.1466).

Dari Abu Hatim Al Muzanni radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إذا جاءَكم مَن ترضَونَ دينَه وخُلقَه فأنكِحوهُ ، إلَّا تفعلوا تَكن فتنةٌ في الأرضِ وفسادٌ

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi” (HR. Tirmidzi no.1085. Al Albani berkata dalam Shahih At Tirmidzi bahwa hadits ini hasan lighairihi).

Tak hanya beragama, jodohmu juga harus dipenuhi dengan ilmu agama. Dengan mengetahui ilmu agama dan taat beragama, kalian akan dapat bersama-sama menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

3. Subur atau mampu menghasilkan keturunan

Salah stau hikmah dari pernikahan adalah meneruskan keturunan. Pernikahan diharapkan dapat melahirkan anak-anak kaum Muslimin yang nantinya menjadi orang-orang yang shalih yang mendakwahkan Islam. Oleh karena itulah, pasangan yang dipilih hendaknya mampu menghasilkan keturunan

تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم

“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An Nasa’I, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashabih)

Karena alasan ini juga sebagian fuqoha (para pakar fiqih) berpendapat bolehnya fas-khu an nikah (membatalkan pernikahan) karena diketahui suami memiliki impotensi yang parah. As Sa’di berkata:

“Jika seorang istri setelah pernikahan mendapati suaminya ternyata impoten, maka diberi waktu selama 1 tahun, jika masih dalam keadaan demikian, maka pernikahan dibatalkan (oleh penguasa).” (Lihat Manhajus Salikin, Bab ‘Uyub fin Nikah hal. 202)

4. Taat pada orangtua

Seseorang yang akan mendampingi kita seharusnya memiliki kepribadian yang taat pada orangtua. Ini akan mencerminkan bagaimana ia bertindak dan bagaimana ia menjadi orangtua nantinya. Seperti yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammmad SAW yang artinya :

“Dari Mu’awiyah bin Jahimah, sesungguhnya Jahimah berkata: 'Saya datang kepada Nabi SAW untuk meminta izin kepada beliau guna pergi berjihad, namun Nabi SAW bertanya: 'Apakah kamu masih punya Ibu-Bapak (yang tidak bisa mengurus dirinya)?'. Saya menjawab: 'Masih'. Beliau bersabda: 'Uruslah mereka, karena surga ada di bawah telapak kaki mereka'." (H.R. Thabarani, adapun ini adalah hadis Hasan (baik)).
 
“Dari Ibnu Umar RA, ujarnya: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Berbaktilah kepada orangtua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada kalian; dan periharalah kehormatan (istri-istri orang), niscaya kehormatan istri-istri kalian terpelihara'." (H.R. Thabarani, adapun ini adalah hadis Hasan).

5. Menjauhi kemaksiatan

Tentunya jodoh yang baik adalah ia yang menjauhi kemaksiatan dan tidak hidup dalam kemaksiatan. Seseorang yang mendekati kemaksiatan, maka biasanya orang tersebut akan cenderung melakukan kemaksiatan. Oleh karena itu, alangkah lebih baik bila seorang Muslim menjauhi kemaksiatan. Seperti yang tertera pada firman Allah SWT yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat pada apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6).

Cara memilih jodoh calon istri dalam Islam

Beberapa cara atau kriteria memilih jodoh calon istri dalam Islam, di antaranya:

1. Bersedia taat kepada suami

Seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Oleh karenanya, disarankan untuk memilih calon istri yang bersedia taat kepada suaminya kecuali dalam perkara yang diharamkan. Hal ini disebutkan dalam Alquran surat An Nisa ayat 34.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء

“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan.” (QS. An Nisa: 34)

Rasulullah juga mengatakan dalam sebuah hadis tentang mudahnya perempuan masuk surga jika mereka melakukan ibadah serta menaati suaminya.

إِذَا صَلَتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

“Apabila seorang wanita mengerjakan salat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (HR. Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Al Albani)

2. Menjaga aurat dan tidak memamerkan kecantikannya kecuali kepada suaminya

Seorang Muslimah yang salihah akan berbusana Muslim yang benar dan syar’i sebagai perwujudan dari kewajibannya. Ia akan menjaga aurat dan kecantikannya hanya untuk pasangannya kelak.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'” (QS. Al Ahzab: 59)

3. Nasabnya baik

Dianjurkan kepada seorang laki-laki yang hendak meminang seorang perempuan untuk mencari tahu tentang nasabnya atau silsilah keturunannya. Mengapa? Karena keluarga memiliki peran besar dalam mempengaruhi ilmu, akhlak, dan keimanan seseorang. Seorang perempuan yang tumbuh dalam keluarga yang baik dan Islami, biasanya menjadi seorang perempuan yang salihah.

Cara memilih jodoh calon suami dalam Islam

Dalam memilih calon suami dalam Islam, hal utama yang bisa kamu perhatikan adalah kemampuannya untuk menafkahi keluarganya kelak. Memberikan nafkah merupakan kewajiban seorang suami.

Islam telah menjadikan sikap menyia-nyiakan hak istri, anak-anak, serta kedua orangtua dalam nafkah termasuk dalam kategori dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت

“Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud. Al Hakim berkata bahwa sanad hadits ini shahih).

itulah cara memilih jodoh istri atau suami menurut Islam. Tentunya akhlak dan bagaimana hubungannya dengan Allah menjadi dasar utama untuk membangun sebuah rumah tangga yang diberkahi kelak. 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved